Mohon tunggu...
Jerri Irgo
Jerri Irgo Mohon Tunggu... Konsultan - Consultant, Tutor and Trainer working in Local-Regional Economic Development (L-RED) mainly on the perpetrators of SMEs ; Freelance Photographer ; Traveler ; Travel Writter

Consultant, Tutor and Trainer working in Local-Regional Economic Development (L-RED) mainly on the perpetrators of SMEs ; Freelance Photographer ; Traveler ; Travel Writter

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lamak Bana, Masakan Minangkabau di Padang

13 Desember 2020   08:15 Diperbarui: 13 Desember 2020   13:13 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lemak Bana, Masakan Minangkabau - credit foto: Fryda Nurwadewi

Perjalanan ke Kota Padang kali ini, saya cukup menulis 2 saja dalam cheklist menu kuliner yaitu sate padang dan dendeng batokok. 

Menjalankan amanah sebagai anggota Tim Uji Lapang Penilaian Bangunan Bertingkat di Padang, Sumatera Barat. Penugasan dari Direktorat Mitigasi Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Museum Gempa Prof Dr Sarwidi. cukup membahagiakan karena sekaligus dapat pulang kampuang ke Ranah Minang (2 sd 7 Desember 2020).

Orang Minang bilang taragak basuo sadonyo (rindu bertemu semuanya) dan perjalanan kali ini menjadi obat rindu tersebut karena dapat jumpa semua saudara. Saat menjejakkan kaki di Ibukota Sumatera Barat, pesan sahabatku, Uni Reno Andam Suri, penulis buku 'Rendang, Minang Legacy to the World", langsung terngiang-ngiang.

Uni Reno selalu mengatakan "semua panca indera akan bekerja bersama-sama, mulai dari indera penciuman saat mencium aroma masakan juga indera penglihatan saat tergiur melihat masakan minang yang dihidangkan di meja," 

Itu benar adanya - alun dimakan lah taraso (belum dimakan sudah terasa). Sebagaimana komentar "Soni" Sumarsono dan Dea "Muna" Oktaviani, teman hunting kuliner, mereka berdua sepakat walau sudah larut malam sekalipun, setelah menikmati masakan Minangkabau langsung terucap, "onde mande, lamak bana, masakan minangkabau luar biaso, tambuah ciek".

Wisata kuliner di Kota Padang ini dapat dengan mudah ditemukan di sepanjang kota Padang. Kita juga dapat memilihnya pada siang atau malam hari. Wisata kuliner Padang menjadi legenda ini sudah jadi andalan bagi warga setempat maupun wisatawan untuk kulineran.

Uni Reno pun memastikan kalau kita tidak akan menemukan "Rumah Makan Padang", yang ada ya "Rumah Makan" tanpa embel-embel kata "Padang".

Sate Padang 

Sate favorit saya adalah sate khas Padang Pariaman,  aroma dan bumbunya terasa sangat kuat dan rasanya lamak bana.  Sate padang khas Pariaman ini memiliki ciri bumbu yang kental dengan warna kemerahan. Warna merah ini berasal dari penggunaan cabai yang banyak. Tak heran kalau rasanya juga pedas. Proses membuat kuah sate padang Pariaman ini membutuhkan 19 jenis bumbu dan rempah yang dimasak jadi satu.

Daging sapi yang ditusukkan juga sudah dalam keadaan matang,  jadi saat dibakar hanya untuk menghadirkan sensasi aroma yang lebih sedap. Biasanya sate padang ini dimakan dengan pelengkap keripik balado khas Padang.

Ada lagi jenis sate padang khas Padang Panjang. Ciri khas utama sate ini dapat  dilihat dari warna bumbunya yang kuning cerah berasal dari kunyit yang digunakan dalam jumlah banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun