Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jose Mourinho Kembali ke Chelsea

4 Juni 2013   11:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:33 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari ini begitu banyak media massa yang mengabarkan kembalinya Jose Mourinho ke Chelsea. Ada yang pro ada yang kontra, ada juga yang menganalisisnya dengan sinis. Apa yang bisa Jose Mourinho bawa ke Chelsea? Atau, apakah dia akan menghadapi keadaan yang jauh lebih sulit dibandingkan dengan masa kepelatihannya di Real Madrid.

Dalam wawancara pertama dengan Chelsea TV, Jose Mourinho tampak sumringah. Cara dia menjawab pertanyaan pembawa acara tidak bisa menghilangkan kesan bahwa dia memang ingin kembali ke Stamford Bridge. Betapa tidak. Ketika ditanya seperti apa proses kepindahannya, Mou mengatakan bahwa dia sudah ketemu si Bos (Abramovich), ada pembicaraan empat mata dan keputusan diambil dengan segera. Jose Mourinho, di hadapan sang pemilik, bertanya, “Apakah Anda menginginkan aku kembali?” Abramovich kembali bertanya, “Apakah Anda memang mau kembali?” Mou tampak tertawa dan sebetulnya jawaban sudah tersirat. Ya, Chelsea sangat histories bagi Mou. Tetapi sanggupkah Mou membuktikan daya magisnya dan membawa Chelsea meraih seluruh target yang dicanangkan pihak managemen?

Harian daily mail (baca: http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-2335404/Jose-Mourinho-returns-Chelsea--ready.html?ito=feeds-newsxml) menggunakan istilah “swaggers” untuk menggambarkan kembalinya si mulut besar. Dengan nada setengah puitis, harian ini menggambarkan kembalinya Mourinho demikian, “Jose Mourinho melangkah penuh percaya diri [waggers] kembali ke Stamford Bridge mirip aksi pengelabuan yang sedang mencari sekuelnya, melangkah melalui reruntuhan ketika Real Madrid menderita luka baker di kejauhan di samping sisa-sisa api yang membara dari Inter Milan. Mourinho jarang berpindah klub dalam diam dan setelah tiga tahun memecah-belah di Madrid berakhir dengan percikan nyala lampu blitz di Bernabeu. Banyak yang bertanya-tanya tentang gebrakannya. Ada juga yang mereka-reka apa yang sedang berkecamuk dalam pikirannya. Yang jelas, tidak akan ada waktu untuk istirahat. Kini dia kembali ke Chelsea, balik ke semacam tanah kelahirannya di mana reputasi heroiknya memosisikan dia sebagai salah satu pelatih yang nyaris tanpa cacat di mata para penggemar. Bahkan pun ketika orang membicarakannya dari balik pintu sekali pun, mereka tidak akan mencemoh gaya kepelatihannya yang kurang menarik karena menonjolkan manipulasi, kontrol, maupun negative football karena mementingkan hasil akhir.

Kata “wagers” digunakan daily mail untuk menggambarkan rasa percaya diri Jose Mourinho. Per definisi, kata itu mendeskripsikan orang yang berjalan atau berperilaku dalam cara yang sangat percaya diri, cenderung sombong atau agresif seperti tampak dalam contoh “He swaggered along the corridor”. Itulah karakter yang tampaknya cocok dengan kepribadian Jose Mourinho: sombong, rasa percaya diri tinggi, agresif, dan cerdas seperti dia sendiri pernah mengatakan, “Tolong jangan panggil aku sombong, tetapi saya pemenang piala Champion Eropa dan saya pikir saya seorang yang special” [http://www.fifa.com/worldfootball/news/newsid=1033132.html].

Masih menurut Daily Mail, Mourinho akan memeras kehidupan dari sebuah klub demi mengejar kebutuhan sendiri. Dan ia akan memberikan pesona dan konfrontasi dalam ukuran yang sama. Sebagai imbalannya, timnya akan bersaing. Siapa pun tahu apa yang akan dia dapatkan dari Mourinho hari ini, apa yang dalam bahasa Daily Mail sebagai memeras sebuah klub demi proyeknya sendiri. Tetapi yang Mourinho barangkali juga sudah menyadari jauh-jauh hari sebelum kembali ke Stamford Bridge adalah bahwa dia akan menemukan perbedaan – meskipun kecil – suasana dibandingkan dengan enam tahun silam ketika dia meninggalkan Chelsea.

Sekarang Chelsea memang lebih percaya diri karena kesadaran akan identitasnya sebagai klub papan atas di hadapan berbagai klub elit Eropa. Mereka sudah menyandingkan Piala Champion tahun lalu dan tahun ini meraih piala UEFA. Buku rekor mereka pun sudah ditorehkan dengan tinda emas. Roman Abramovich berharap agar Mourinho bisa bekerjasama dalam kerangka manajerial, terutama bekerjasama dengan penghubung direktur teknik, Michael Emenalo. Sebagaimana kita ketahui, sebelumnya Mourinho tidak pernah merasa nyaman bekerjasama dengan orang yang menurut dia adalah orang-orang perusahaan, yang dipaksakan dari atas. Di masa lampau, selalu saja ada bentrokan dengan Frank Arnesen. Mourinho juga mencurigai Avram Grant. Ia lebih memilih cara lama melingkari dirinya dengan orang-orang yang dia percaya.

Abramovich percaya pada cara diplomasi yang tenang yang dimiliki oleh Emenalo dalam mengatasi masalah yang merepotkan di masa lalu tapi tidak ada yang tahu bagaimana hal ini akan diwujudkan nanti. Mourinho sendiri akan membawa serta tim yang loyalis padanya seperti Rui Faria dan Silvino Louro. Mereka inilah yang ada bersama dengannya ketika Chelsea memberhentikan dia.

1370320149819595351
1370320149819595351
Dalam kasus dipekerjakannya Louro sebagai pelatih kiper, misalnya, akan ada potensi konflik, terutama mengingat situasi kerja pelatih kiper yang sekarang sedang menangani Petr Cech, yakni Christophe Lollichon. Meskipun demikian, Mourinho yakin pada kemampuan Louro, mantan penjaga gawang Portugal, dan ini sudah teruji ketika Mourinho mendukung dia sepenuhnya selama ada konflik dengan penjaga gawang nomor satu Real Madrid, Iker Casillas.

Untuk diketahui, Petr Chech adalah salah satu dari pemimpin klub di ruang ganti. Dia seorang yang cerdas, langsung, dan sangat dihormati (mirip Iker Casillas di El Real). Dia sudah berbicara secara terbuka perihal dukungannya kepada Mourinho, tetapi tentu keadaannya akan berubah jika peran yang sudah dimainkan Chech di kamar ganti menjadi berubah di bawah Mourinho. Kita tentu tidak boleh lupa kecaman Luiz Felipe Scolari, bahwa peran Chech-Lollichon di ruang gantilah yang membuat dirinya didepak dari kursi kepelatihan Chelsea. Dan ini mengingatkan kita akan peran sentral yang dimainkan Chech.

Selama Jose Mourinho tidak di Stamford Bridge, manajemen sudah membeli banyak pemain muda seperti David Luiz dan Ramires dari Brazil, atau Courtois, Oscar, Eden Hazard, dan Romelu Lukaku. Tentu Mourinho tidak ingin mereka dipinjamkah ke klub lain atau dijual. Klub sendiri sudah lama mengincar Lazar Markovic, pemain berusia 19 tahun yang berposisi sebagai striker kedua di Partizan Belgrade. Pemain ini tidak mudah didapatkan karena mereka bersaing dengan Inter Milar.

Di lain pihak, Abramovich sendiri tidak akan mengendurkan atau menurunkan targetnya. Sebagai semacam langkah kompromi, dapat dikatakan bahwa dia akan mendukung sepenuhnya kebijakan Jose Mourinho, dan ini sebagai strategi untuk menenangkan pemain dan memenangkan berbagai pertandingan ke depan. Sementara itu, Mourinho tampaknya akan mengusulkan didatangkannya pemain yang lebih berotot, bertenaga, memiliki kecepatan dan akurasi tendangan semacam Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale. Sepertinya kita akan sulit percaya jika Jose Mourinho sanggup memainkan secara bersamaan trio Juan Mata, Oscar, dan Hazard dalam sebuah pertandingan seperti yang pernah dilakukan dengan baik oleh Rafa Benitez. Tentu ini berangkat dari cara Jose Mourinho memperlakukan Ronaldo dan striker lainnya di Real Madrid. Ketika masih di Real Madrid, Jose Mourinho sebenarnya tidak mendukung pembelian Hazard oleh Chelsea, tetapi performa pemain Belgia ini sungguh menakjubkan di EPL.

Pemain yang kemungkinan besar menjadi salah satu target pembelian Jose Mourinho adalah Andre Schurrle dari Bayer Leverkusen. Cara dia bermain memang memikat Mourinho. Sementara itu, Mourinho masih harus bekerja keras untuk meningkatkan performa Fernando Torres. Dan kemungkinan juga dia akan mendatangkan Marouane Fellaini dari Everton. Sementara di lini belakang, tampaknya Mourinho masih akan mempercayakan Ashley Cole di sisi kiri dan Luke Shaw, pemain muda dari Southampton di sisi kanannya.

Kali ini Jose Mourinho akan menemukan lebih banyak kesulitan. Salah satunya, dia berkompromi untuk mendatangkan pemain yang lebih muda, tetapi ini tidak mudah, karena banyak klub sekarang yang juga kaya raya dan berlomba-lomba mendatangkan pemain muda, katakan saja AS Monaco, PSG, Manchester City, Anzhi, Bayern Munich, Barcelona, Real Madrid dan MU. Pemain-pemain muda berbakat tentu memiliki peluang dan pilihan yang jauh lebih banyak ketimbang hanya memilih Chelsea. Kalau pun tidak ada banyak pemain muda yang bisa didapatkan, pergantian kepelatihan di MU dapat menjadi salah satu faktor melemahnya pesaing. Dan ini bisa jadi menjadi motivasi tersendiri bagi The Special One untuk menorehkan prestasinya di EPL tahun ini ke depan. Apakah dengan demikian, Arsenal, Manchester City, Liverpool, sudah tidak dia anggap sebagai pesaing?

Yang pasti, di Stamford Bridge, Mourinho tetap akan menjadi The Special One, seorang pelatih jenius yang berhasil mengantar Chelsea memenangkan Piala EPL setelah 50 tahun klub ini berpindah kepemilikan ke Abramovich, sang milyiarder asal Rusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun