Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dalam Keterbatasan Kalahkan Jarak, AlwaysOn Mengiris Risiko Lebih Pas

17 Juli 2020   12:02 Diperbarui: 17 Juli 2020   11:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas pertemuan offline yang rutin dilakukan setiap bulan di Jakarta. Namun kusempatkan mengikutinya pula di beberapa kota seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya. Selain menyesuaikan kecocokan waktunya, tentu saja untuk memperluas networking di masing-masing kota.Ilmu yang ternyata intisarinya dapat dikatakan bahwa dalam keterbatasan dapat #KalahkanJarak, AlwaysOn mengiris risiko lebih pas.

Seusai pulang dari kegiatan meeting class di Surabaya pada akhir Nopember 2019, mulai memiliki rencana untuk rehat sejenak dari Jakarta ke Surabaya. Akhir bulan Januari 2020 telah ada kepastian tempat tinggal dari kerabat maupun para sahabat di Surabaya. Pokoknya setiba di Surabaya, tinggal kontak saja. Setelah sempat tertunda, akhirnya pada 29 Maret 2020 dapat meninggalkan Jakarta tanpa memberi kabar dahulu. Karena menyadari situasi yang tengah terjadi, perjalanan darat transit dahulu di Solo dengan bus double decker Rosalia Indah. 

Namun ternyata ada halangan untuk dapat meneruskan perjalanan ke Surabaya. Meskipun saat itu belum diberlakukan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tapi kabar yang beredar bahwa ada pemeriksaan ketat di semua pintu masuk Surabaya dan Sidoarjo. Bagi yang tak ber-KTP asal Surabaya, akan disuruh putar balik kembali. Ketika kukontak kerabat dan teman, mereka memerintahkan agar diriku tak memaksakan kehendak masuk ke Surabaya. 

Akhirnya selama dua hari  tertahan di Solo dan Yogyakarta. Jika malam hari beristirahat tidur di Solo, maka pagi harinya jam 05.00 berangkat ke Yogyakarta dengan KA Prameks. Keluyuran melihat lengangnya jalanan kota di Yogyakarta, menikmati suasana lockdown yang dilalukan oleh hampir setiap perkampungan. Untunglah saat beranjangsana ke kerabat di Yogyakarta, masih bisa bersua hanya beberapa menit. Khawatir kalau kelamaan nanti tercyduk kemanan kampung. Bisa merepotkan jika ternyata tertangkap tangan ada warga Jakarta datang menyusup. hahaha....

Maka dengan berat hati pulanglah kembali ke Jakarta. Tiba di rumah pada pagi hari tepat pada 1 April dengan firasat yang tak enak. Wah bakalan dapat kejutan April Mop dari alam semesta. Keesokan harinya paha kiriku teriris paku sepanjang hampir 20 cm. Untunglah tak mengucurkan darah. Sementara dengan kondisi yang ada, kuputuskan untuk tinggal di kontrakan/kost-an. Lokasinya hanya selangkah dari Pondok Indah Office Tower 3.

Luka di paha kiri tertutup seminggu kemudian. Namun saat 24 April, giliran kaki kananku yang mendapatkan celaka. Sobek di bagian tulang kering. Saat itu lagi ogah #DiRumahAja, keluyuran di jalanan pada sore hari dari kawasan Pondok Indah hingga sekitaran Stasiun MRT Cipete. Pas di perempatan Petogogan dan Dharmawangsa, terpeleset mengenai beton pembatas jalan. Untunglah tak mengucurkan darah, serta tak terasa sakit hingga masih dapat terus berjalan lagi. Akhirnya kuputuskan awal bulan Mei untuk mencari kontrakan baru. 

Kini kuberteduh di sebuah perkampungan yang unik. Hanya sekedip mata dari sebuah kompleks perumahan, kawasan wisata outbound, serta bantaran Kali Pesanggrahan. Sementara tak ada tanda-tanda kapan luka sobekan di kaki kanan akan menutup. Pertengahan bulan Mei akhirnya mulai mencoba metode dengan menutup luka memakai sabun asepso daun sirih. Lalu dibalut dengan sabun hijau transparan. Tapi ini malah menyiksaku dengan adanya pembengkakan di sekitar tumit. Nyaris tulangnya tak terlihat dan kaki terasa hampir lumpuh. 

Untunglah pasca hari kedua Lebaran, luka mulai menutup dan kuhentikan pemakaian kedua sabun tersebut. Ternyata masih merepotkan sekali untuk merawat kulit baru. Harus hati-hati, apalagi ketika datang rasa gatal yang bikin ingin garuk-garuk. Akhirnya perlahan bengkak di kaki mulai memudar, dengan terlihatnya kembali tulang di pergelangan kaki. Yang terpenting adalah tidak terjadinya kelumpuhan, meskipun masih ada rasa was-was. 


Dalam masa pandemi virus corona yang memaksa banyak orang harus #dirumahaja dengan pemberlakuan PSBB, tentunya akan bikin kejenuhan luar biasa. Tapi diriku sangat beruntung sekali. Hanya dalam hitungan sekedip mata, dapat menikmati kesejukan pagi hari maupun keheningan malam hari di kawasan wisata outbound. Bukan sekedar #DiRumahAja...

Kebutuhan pelanggan dalam mengakses internet semakin meningkat, seiring pemberlakuan pembatasan fisik melalui kebijakan work from home (WFH) oleh Pemerintah sejak pertengahan bulan Maret 2020 lalu. Tentu saja diriku tak perlu khawatir akan melonjaknya biaya akses internet. Jaringan 3 Indonesia yang pertama kali kucicipi di Surabaya sejak 2011, tetap terus tercatat sebagai pelanggan setianya  hingga kini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun