Mohon tunggu...
Jentar Samosir
Jentar Samosir Mohon Tunggu... Human Resources - Propesional Literasi sekolah

Solusi pemecahan masalah jika kita rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penggeseran Pradigma Perpustakaan Pada Generasi Milinial

13 Februari 2021   19:34 Diperbarui: 15 Februari 2021   20:51 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah kita ketahui pada Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007  tentang  perpustakaan yang berisi"keberadaan sebuah perpustakaan sudah tidak dapat dipisahkan dari adanya peradapan dan umat manusia.Peradapan dan budaya   yang tinggi  dapat diukur rendahnya suatu bangsa bisa kita lihat  dari sudut pandang  bagaimana kondisi perpustakaan yang dimilikinya.Hal ini disebabkan pada suatu ketika manusia purba mulai mengores sebuah dinding gua tempat dimana mereka tinggal, mereka untuk diingat dan disampaikan kepada pihak lain diamasa yang datang .

Mereka menggunakan tanda-tanda ataupun gambar untuk dapat mengekpresikan sebuah pikiran dan juga apa yang dirasakan, lalu menggunakan tanda-tanda dan gambar itu untuk mengkomunikasikanya kepada orang lain.Pada saat itulah eksistensi dan juga fungsi dari perpustakaan mulai disenangi orang lain.Penemuan sebuah mesin cetak,pengembangan tehnik rekam, dan pengembangan tehnologi digital yang berbasis tehnologi inforamsi dan komunikasi mempercepat tumbuh kembangya perpustakaan.

Pengelolaan perpustakaan juga menjadi semakin kompleks, dari sinilah awal mulai berkembang suatu ilmu dan sebuah tehnik untuk mengelola sebuah perpustakaan"Perkembangan dunia perpustakaan, dapat dilihat dari bagaimana segi biodata dan dokumen yang dimiliki, awalnya bermula segi data dan dokumen yang dimiliki,pada  awalnya bermula dari perpustakaan yang tradisional yang isinya sebuah katalog untuk mengaturnya, kemudian muncullah  perpustakaan semi modren yang menggunakan katalog atau disebut  ( index) dalam melakukan pengaturannya dan pengelolaan koleksi. Lasa HS ( ( 1997:2 ) mengatakan bahwa katalog merupakan suatu daftar yang dipersiapkan sedemikain rupa untuk tujuan tertentu.Dari adanya sebuah katalog ini akan memudahkan seorang pemakai jasa perpustakaan untuk dapat mengenali dan juga mencari suatu koleksi yang dimiliki  perpustakaan ataupun pusat informasi.

Bagaimana kondisi saat ini minat baca Masyarakat ?

Peran tehnogi informasi sudah tidak bisa terelekkan, perkembangan perpustakaan harus menuju ke arah digital library harus dapat unggul dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer ( internet).Disisi lain, dilihat dari segi manejemnnya ( tehnik pengelolanya ), dengan semakin kompleksnya suatu koleksi perpustakaaan, saat ini muncul kebutuhan penggunaan sistem tehnologi informasi untuk atomasi busisness proses di sebuah perpustakaan.Sistem yang dikembangkan tersebut kemudian terkenal dengan sebuah sitem otomasi perpustakaan.

       Era generasi milinial ini merupakan era dimana setiap kegiatan apapun harus ada pendukung dan dukungan oleh sebuah tehnologi, sehingga kita mau tidak mau, suka ataupun tidak suka perpustakaan tetap diharuskan mengikuti perkembangan tehnologi dan disi lain  peran seorang pustakawan sangat dibutuhkan, dalam transisi perpustakaan manual kedalam perpustakaan otomasi yang kemudian menuju sebuah perpustakaan digital  .Seiring dengan  kondisi saat ini menunjukkan bahwa inovasi dari layanan perpustakaan mulai tumbuh dan juga berkembang secara pleksibel terhadap lahirnya sebuah  sebuah generasi milinial.. Lalu apakah dengan kehadiran sebuah internet menjadikan sebuah perpustakaan sepi pengunjung ? saya kira apabila perpustakaan tanggab dalam setiap perubahan dan memperbaiki setiap kekurangan, maka perpustakaan tetap akan banyak diminati pemustaka, untuk menuju kearah perobahan menjadi perpustakaan milinial merupakan suatu tantangan yang tidak mudah, namun memerlukan suatu proses yang bercukupan sangat luas.Mau tidak mau perpustakaan harus menanggapi dan mengikuti perobahan dalam layanan di era generasi minial.oleh karena itu, penerapan iptek di perpustakan harus dievaluasi dan diperbaiki secara terus menerus, berkesinambungan, dan berkelanjutan seiring hadirnya inovasi tehnologi iftek yang baru.

Maka  dari itu, konsep pengembangan pengelloaan kondisi saat ini, berbabagai metode untuk meningkatkan minat baca , perpustakaan harus menyediakan sarana  wifi area,atau hostpot area, perepustakaan digital, sehingga menjadikan seorang pemustaka bisa mudah untuk bisa mengakses ataupun mencari berbabagai informasi melalui internet.Prinsip perpustakaan harus tanggab dalam setiap yang dibutuhkan setiap generasi milinial yang haus informasi, pemanfatan suatu layanan elektronik dan digital pun harus banyak ditingkatkan atau harus berinovasi agar pemustaka bisa menikmatinya.

Pada era tehnologi digital saat ini generasi milinial berprinsif bahwasanya mengaksese sebuah informasi sekarang ini banyak dilakukan dengan mudah dan praktis. Supaya perpustakan tidak dilupakan oleh generasi baru, maka perpustakaan juga harus berbenah dan berkembang dalam setiap  setiap penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung generasi milinial agar tidak ketinggalan.

Pradikma ini mutlak dilakukan kedepan mengingat perpustakaan semakin hari semakin tidak bisa terbendung keberadaanya dalam TIK.Hal ini bukan saja pustakawannya  berkopeten untuk melihat perkembangan seperti pengelola perpustakaan,penentu kebijakan ( pemerintah ) maupun pihak swasta yang ingin memajukan perpustakaan atau menkampanyekan minat baca secara elektronik.Salah satu upaya untuk meningkatkan kwalitas sumber manusia adalah pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca.Dari fakta tersebut, perpustakaan diharafkan sebagai pusat kegiatan pengembagan minat baca dan kebiasaan membaca.Dan Perpustakaan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap peningkatan dan pengembangan minat dan kegemaran membaca.Hal ini dilatari oleh peran dan fungsi perpustakaan sebagai pusat pengembangan minat baca...Hal ini sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya membutuhkan SDM yang berorientasi untuk kebutuhan dunia industri.SDM yang dibutuhkan saat ini adalah SDM yang memiliki kompetensi unggulan terutama dalam hal kemampuan berpikir, lahirnya literasi membaca adalah SDM yang beroriertasi pada kerja, upaya untuk menciptakan itu, perpustakaan menjadi ladang informasi yang mengakses bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan, layanan digital di perpustakaan sudah mempermudah kita membaca non fisik secara langsung tanpa datang mengunjungi perpustakaan tinggal klik seperti layanan Perpusnas menjadi satu  andalannya "iPusnas "pemustaka bisa mengakses dimana kita duduk dan setiap detik kepada pemusta bisa mencari referensi , untuk itu semakin mengarah menuju kompetensi literasi membaca  tanpa henti akan merujuk  pada tujuan ,sehingga akan lahir bibit SDM yang unggul ,sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan.Dibutuhkan kepedulian Pemerintah dan masyrakat untuk membangun aktivitas layanan digital.

Salam Literasi semoga  bermanfaat...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun