Mohon tunggu...
Jentar Samosir
Jentar Samosir Mohon Tunggu... Human Resources - Propesional Literasi sekolah

Solusi pemecahan masalah jika kita rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Literasi Membaca Di Tingkat Sekolah Dasar

22 Desember 2020   19:41 Diperbarui: 31 Desember 2020   17:04 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Secara subtansial,literasi di dalam dunia pendidikan, sebenarnya bukan lah baru.Sebab,aktivitas literasi sudah lama dikembangkan dalam pembelajaran bahasa.Mulai dari Bahasa Indonesia,jawa, araf,inggris,jepang,cina,Malasysia, dan juga lainnya melalui catur tunggal kemampuan bahasa/berbabahasa menyimak atau mendengarkan,membaca,menulis,berbicara subbtansi literasi sudah ada sejak dulu ada pembelajaran.Oleh Sebab itu pada  abad 21 ini mengharuskan literasi  dibumingkan kembali secara konseptual dan juga praktis sebagai jawaban atas ketinggalan kemampuan literasi di Indonesia khususnya dalam pendidikan. Dan kemampuan literasi adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang.Seiring perjalan waktu literasi diharapkan mampu menjadi ilmu dasar yang sudah tertanam dalam kebiasaan,literasi lebih menitip beratkan pada membaca  sekaligus pemahaman.Karena  mengingat pentingnya pemahaman yang artinya :

Membaca merupakan suatu aktivitas sederhana yang memilki banyak manfaat, salah satunya menambah wawasan.Meskipun demikian, tidak semua orang ( baik dewasa maupun anak-anak )memiliki kesadaran tentangpentingnya  atau manfaat membaca sesuai pendapat ( Mujiwono, 2003 ) yang menyatakan bahwa membaca merupakan jantung pendidikan, namun seiring dianggab tidak penting.Pada tingkat sekolah dasar, pembelajaran membaca merupakan hal yang sangat penting karena kemampuan membaca perserta didik menjadi salah satu kunci dasar yang mempengaruhi keberhasilan pembejaran selanjutnya.Jika peserta didik mampu membaca dengan baik maka informasi atau hal-hal baru mudah diterima, akan tetapi,pembelajaran membaca ditingkat sekolah dasar cendrung kurang maksimal atau kurang  pembiasaan.

Disisi lain, membaca merupakan sebuah keterampilan, yang hanya dapat dimiliki seseorang melalui praktek dan latihan secara berulang ( terus 

menerus ).Membaca, menulis, menyimak, dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa.Oleh sebab itu memiliki peran penting dalam kehidupan sehari hari, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak karena membaca,informasi dan pengetahuan dapat diperoleh.Selain itu,dengan membaca akan memperluas wawasan pengetahuan sehingga, sejak dini peserta didik diharapakan mampu menguasai ketrampilan membaca dengan baik pada jenjang sekolah dasar melalui pembisaan diri membaca.

Bahwa kemampuan literasi berkaitan erat dengan tuntuntan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analisis kritis, dan efektif namun faktanya, ketrampilan membaca peserta didik  masih tergolong rendah atau dibawa rata, dilihat minat baca, pakta tersebut didukung oleh data hasil surve yang dilakukan oleh Organisasi  untuk kerjasama dan Pembangunan ekonomi atau Organization for economi Cooperation and Development (OECD ) yang fokus menguji prestasi di bidang matematika,membaca,dan sains pada tingkat sekolah menengah ( usia 15 tahun ).

Berdasarkan hasil evaluasi  tersebut diatas, Kementrian dan Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan suatu program  untuk mendongkrak kesadaran ,minat, dan kebisaan memebaca peserta didik sejak dini, yaitu program Gerakan Literasi ( GLS ) sebagai ujud implementasi dan sekaligus mengeluarkan Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang kegiatan gerakan penumbuhan Budi pekerti dan mengembangkan potensi diri anak didik untuk mengikuti kegiatan wajib membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, untuk meningkatkan kegiatan tersebut perlu dukungan dalam konteks gerakan literasi sekolah ( GLS ) atau peran keterlibatan secara aktif dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.

Peran kerja sama yang dimadsud dari stakholders, diantaranya sebagai berikut : a ) Pemerintah . b ) Kepala sekolah.  c ) Pendidik . d) Peserta didik  

  f) Komite sekolah g) Orang tua siswa  h) Masyrakat.

Dari keterlibatan stakholders tersebut diatas   diperlukan karena selain bentuk kepedulian dan dukungan terhadap program yang dikembangkan Kemendikbud, juga karena karena pendidikan merupakan tujuan bersama yang harus dicapai bersama pula.Peran tersebut dapat dilakukan dengan saling kordinasi. dukungan tersedianya fasilitas, turut mensosialisasikan program hingga turut terlibat secara langsung membingbing dalam kegiatan membaca oleh peserta didik baik yang dilkukan di sekolah,rumah, maupun lingkungan lingkungan sekitar.

Agar kemampuan literasi di Indonesia dapat meningkat setiap tahunnya, perlu adanya suatu ide/gagasan dalam mengubah arah pandang manusia terhadap kesan buruk membaca  menjadi membaca yang berkesan.Maka sasaran pengembangan literasi ini ditujukan kepada anak usia sekolah dasar.Hal ini dikarenakan pembentukan sikaf dan kepribadian anak usia sekolah Dasar sangat mudah untuk dipengaruhi, dianjurkan dapat memberikan rangsangan yang baik,positif,indah dan bermakna.Tujuan adalah membangun sikap cinta literasi di lingkungan sekolah Dasar mulai sejak dini yang dapat membentuk jiwa-jiwa manuasia Indonesia menjadi lebih dekat literasi.

Semoga dalam tulisan ini bermanfaat.....Salam Literasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun