Mohon tunggu...
Jentar Samosir
Jentar Samosir Mohon Tunggu... Human Resources - Propesional Literasi sekolah

Solusi pemecahan masalah jika kita rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buku Dijadikan Melawan Kehidupan Diperoleh dengan Membaca

27 November 2019   11:32 Diperbarui: 27 November 2019   11:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Buku adalah peluru untuk di jadikan senjata melawan kehidupan, apalagi di zaman globalisasi sekarang ini,diperoleh dengan membaca" ( Dauzan Farook ), sebuah ungkapan yang singkat dan sarat akan makna tentang pentingnya buku.

Hari buku Nasional pertama kali dicanangkan pada tahun 1980 yang bertepatan  dengan hari jadi Perpusnas yang  pertama diresmikan oleh Mentri Pendidikan  dan kebudayaan, Doed Joesoef, Hari buku Nasional muncul atas ide dari masyrakat Indonesia, sekaligus menaikkan penjualan buku di Indonesia.

Jika kita merujuk apa yang dikatan oleh "Duzan Farook, maka senjatan untuk melawan kebodohan tersebut adalah buku, selain senjata , buku juga dianggab sebagai jendela dunia karena berbagai ilmu pengetahuan ada didalamnnya, dari buku,banyak para orang besar yang lahir,mulai dari intelektual,pengusaha hingga presiden.

Tentu kita ingat sosok Bapak Proklamtor sekaligus menjadi bapak bangsa yang banyak berperan dalam proses kemerdekaan RI, diantara buku yang mempengaruhi pemikiran-pemikirannya yang lahir dari membaca, diantara yang  mempengaruhi pemikiran Soekarno sebuah karya"Sun Yar Sen dan banyak lagi referensi buku yang di baca,bahwa buku menjadi alat mencerdaskan dan ilmu pengetahuan.

Sejarah menceritakan kepada kita bahwa pada zama dahulu untuk menghacurkan peradapan suatu bangsa adalah dengan membumi hanguskan perpustakaan yang didalamnya tersimpan khazana kebudayaan bangsa. Namun di era zaman tehnologi yang saaat ini untuk menhancurkan peradapan suatu bangsa sudah tidak lagi dengan membumingikan hanguskan perpustakaan, melainkan dengan cara berbagai strategis yang lebih menarik dan halus agar masyarakat meninggalkan buku.

Maka keberdaan tehnologi. Pada generasi sekarang rasanya sudah mengarah pada tehnologi,smart phone,tidak terelepas dari telepon gemgam setiap hari dan kemana arah tujuan dan sebuah kewajiban,sementara membaca buku menjadi sebuah kegiatan yang berat,menjenuhkan dan kurang menarik.Tentunya dalam bentuk penjajahan seperti diatas tidak bisa dibiarkan.Sebagaiaman diungkapkan seorang cerpnis dan novelis Austria dan Franz Kafka, bahwa buku harus menjadi kampak untuk menghancurkan lautan beku di dalam diri kita.

Buku dan peluru, keduanya sama tetapi juga berbeda, keduanya sama-sama sebagai senjata untuk berperang lebih identik dengan kekerasan sedangkan buku lebih identik dengan membrantas kebodohan.Cerita diatas tentunya memberi gambaran kepada kita,keberadaan buku mampu menjadi peneyejuk kalbu bagi para pembacanya.

Membaca buku tidak selamanya menjenuhkan, karena membaca buku banyak pengalaman dan pengetahuan yang kita peroleh, bahkan,dengan membaca buku memberi kesempatan berdialog sebebasnya tanpa ada rasa takut terhadap si pengarangnya.Kalau kita telesik  gimana sih gambaran buku yang tersusun dan dijilid dalam lebaran kertas,lebih lanjut,Hernowo (2004 ) mejelaskan bahwa fungsi buku yaitu :

1. Mengolahragakanan saraf-saraf otak agar terus otak agar terus "beregerak "

2. Mensuplai"gizi rohani

3.Menjadi cermin jiwa batin

4.Membagikan pengalaman

5.Merekam momen-momen kehidupan yang bermakna

Pada dasarnya,buku dimaknai sebagai produk intelekual yang sekaligus menjadi media informasi ilmu pengetahuan,buku juga dikatakan sebaik --baiknya teman yang tidak pernah bosan memberikan nasehat kepada pembacanya,baik pembaca yang sudah lancar mauoun yang masih tertatis-tatih .Kapanpun dan kapan pun dan dimanapun buku selalu setia menemani pembacananya.Semoga hari peringatan buku  menjadi refleksi hari pahlawan setiap tanggal 17 Mei.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun