Mohon tunggu...
Jennifer KristinaPrajitno
Jennifer KristinaPrajitno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang saat ini menduduki semester 2. Saya menekuni bidang design grafis dan senang membagikan hal - hal mengenai design grafis. Saya juga bergerak di bidang pendidikan anak dan sering melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Media Sosial pada Maraknya Kasus Kesehatan Mental

22 Mei 2023   09:06 Diperbarui: 22 Mei 2023   09:29 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Kesehatan Mental Hingga Berujung Terkena Mental Iilness DiKalangan Mahasiswa (Dok. pexels.com)

Perkembangan teknologi dan media informasi yang berkembang secara signifikan saat ini membawa perubahan yang begitu besar bagi masyarakat. Kemudahan untuk mengaksesnya diberbagai kalangan masyarakat, membuat sebagian besar dari mereka mempunyai wawasan yang lebih peduli terhadap isu-isu terkini, salah satunya adalah isu tentang kesehatan mental. Kesehatan mental atau kesehatan batin adalah suatu penyakit yang mempengaruhi batin seseorang sehingga berdampak besar bagi kehidupan seseorang.

Stigma tentang kesehatan mental yang telah melekat sebelumnya, membuat para remaja saat ini merasakan kurangnya ruang dalam mengaktualisasikan perasaan emosionalnya seperti stress, cemas, dan pikiran-pikiran buruk lainnnya. Sehingga remaja yang memiliki permasalahan tersebut beralih dengan melampiaskan bermain media sosial.

Kemunculan media sosial dikehidupan generasi remaja saat ini dapat membawa perubahan dengan makna yang positif dan negative. Namun, faktanya penggunaan media sosial justru lebih banyak berpengaruh pada hal yang negative.

Alih-alih dari hal tersebut semakin banyak creator media sosial yang mengangkat tentang isu kesehatan mental tersebut menjadi pengetahuan baru yang mendalam bagi remaja. Namun, tak jarang dengan adanya creator yang membahas tentang isu kesehatan mental membuat kalangan remaja jadi memiliki pemikiran sendiri dengan mencocokkan pembahasan konten tersebut dengan kondisi kesehatan mental dirinya. 

Dilansir dari borneodaily.co.id bahwa keadaan diagnose dengan dirinya sendiri tanpa adanya pemeriksaan dan pengawasan dari dokter ataupun psikolog khwatir nantinya akan terjadi.  Karena hal tersebut didorong terjadi secara nyata melalui stimulus yang ditimbulkan dari pemikirannya. Timbulnya pemikiran tersebut yang membuat sebagian dari remaja terinfluence untuk melakukan tindakan yang dijelaskan secara lengkap oleh creator tersebut.

Dilansir melalui kemenkes.go.id bahwa pentingnya untuk memiliki kesadaran akan kesehatan mental. Maka dari itu, jika dirasa memiliki gangguan dengan masalah emosional sebaiknya bergegas meninggalkan media sosial dan mengkonsultasikannya dengan dokter ataupun psikolog.

Berdasarkan dengan penjelasan terkait isu tersebut, penulis berniat untuk mengupas lebih lanjut mengenai pentingnya kesadaran akan kesehatan mental dikala maraknya penggunaan media sosial.

Asal mula mental disorder bagi setiap individu berbeda -- beda begitupun dengan reaksi yang ditimbulkan. Mental disorder tersebut dapat berpengaruh pada tindakan, pemikiran, perasaan emosional individu. Mental disorder memiliki banyak macam jenisnya, namun yang sering ditemukan pada kehidupan sehari -- hari adalah depresi, kecemasaan, trauma, gangguan dalam makan, serta mood. Bagi Sebagian individu dapat merasakan indikasi mental disorder yang berbeda tergantung dengan derajat keparahannya. Namun Sebagian individu lainnya yang mengungkapkan mental disorder mereka dan dilakukan dengan self diagnosa.

Self diagnosa tersebut dapat terjadi karena adanya penggunaan media social yang berlebih melalui konten yang berkaitan dengan Kesehatan batin oleh creator yang pada mulanya untuk mengedukasi masyarakat agar aware dengan Kesehatan tersebut. (Annury, 2022). Kehadiran self diagnosa membuat kecemasan individu meningkat sehingga terdapat keinginan untuk melakukan tindakan yang mengarah pada menyakiti dirinya sendiri.

Tindakan menyakiti dirinya senidiri (self harm) merupakan tindakan yang dilakukan indiviu untuk melakukan upaya yang membuat luka bagi diri sendiri dengan berbagai macam cara tanpa memiliki niat dan berkeingan untuk menikam diri sendiri. (WHO, 2015).

Tindakan seperti ini merupakan salah satu kejadian urgent di dalam Kesehatan jiwa yang dapat terjadi pada seseorang yang terindikasi mempunyai gangguan ataupun yang tidak. Beberapa mental disorder yang berkaitan dengan self harm adalah depresi, gangguan dengan kepribadian yang ambang, dan penyakit skizofrenia. (Alifiando, 2022). Tindakan self-harm bukanlah bentuk dari mental disorder, namun merupakan ketidakmampuan individu tersebut dalam mengelola stress.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun