Mohon tunggu...
jennifer callista steven
jennifer callista steven Mohon Tunggu... Konsultan - Senyum terus :)

hidup hanya sekali, gunakan itu dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Si Pendiam Penuh Tekanan

22 November 2019   11:27 Diperbarui: 22 November 2019   11:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Brian merupakan orang yang gampang bergaul dan sangat ceria. Ia memiliki banyak teman dan merupakan salah satu anak terpintar di sekolah ternama di Jakarta. Hari-hari yang dia jalani pun penuh dengan canda tawa kebahagiaan. Hidupnya berjalan dengan sangat mulus hingga pada akhirnya masalah demi masalah muncul dalam keluarganya.

Berawal dari masalah ekonomi hingga akhirnya orang tua Brian memutuskan untuk berpisah. Karena masalah ekonomi keluarganya, Brian terpaksa harus pindah ke sekolah dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu, dia harus membantu ibunya mencari nafkah dengan kerja sampingan setelah pulang sekolah. 

Sejak kejadian ini Brian menjadi lebih diam dan lebih suka menyendiri. Ia menutup diri dari setiap orang yang ingin mendekatinya, yang dulu nilai-nilainya sangat bagus turun drastis menjadi sangat buruk bahkan dibawah rata-rata kelas. Brian seringkali tertidur di kelas karena kecapean bekerja. Ibu nya terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan Brian dan adik-adiknya, bahkan ibu nya tidak tau kalau nilai Brian turun sangat drastis.

Hingga pada suatu hari ibu Brian dipanggil oleh kepala sekolahnya untuk membicarakan perubahan nilai dan sikap Brian beberapa bulan terakhir. Ibu Brian nampak kaget dengan perubahan yang terjadi, karena selama ini sifat dan perilaku Brian terlihat sama. Bukannya membantu atau menyemangati Brian, ibunya malah memarahinya dan memaksanya untuk meningkatkan nilainya. Sejak kejadian itu Brian menjadi tambah terpukul.

Ibu Brian sering memarahi Brian karena nilai dia yang turun drastis. Tak jarang juga ibu Brian menuntut dirinya untuk menjadi juara kelas.Selain itu, Brian disuruh untuk mengikuti lomba-lomba yang tidak sesuai dengan minatnya. Memang motifnya adalah untuk kesuksesan Brian, tetapi ibunya tidak sadar sama sekali dengan apa yang terjadi dengan Brian di dalam sekolah.

Kesehatan mental Brian butuh diperhatikan. Brian sekarang sering kali di bully oleh teman-temannya. Di sekolah barunya, Brian dianggap sebagai anak anti sosial, karena tak sering dia menyendiri di pojok ruangan. Hal itu membuat Brian mendapatkan panggilan "nerdy" dari teman-temannya.

Dari situ, Brian kehilangan semangat untuk sekolah dan juga semangat untuk bersosialisasi. Dia menganggap bahwa dia tidak diinginkan oleh semua orang. Dia juga berpikir bahwa semua orang tidak ada yang peduli kepadanya. Bahkan orang terdekatnya tidak mengerti dengan apa yang sedang dia lalui. 

Hingga pada suatu hari ia sudah tidak sanggup lagi menjalani hidup ini. Ia bertekad untuk bunuh diri. Dari pagi hari, dia ingin melihat apakah masih ada orang yang peduli terhadapnya, namun sayangnya sampai hari menjelang malam  pun, tidak ada satupun orang yang berbicara padanya, kalau pun ada mereka hanya mengejeknya bukan peduli terhadap dia.

Tekadnya untuk mengakhiri hidup sudah sangat kuat. Akhirnya, pada malam hari ia kabur dari rumah. Keesokan harinya mayat Brian ditemukan di pinggiran sungai. Warga sekitar yang sedang berkeliling menemukan mayat Brian. Polisi menduga bahwa Brian menjatuhkan dirinya sendiri dari jembatan. 

Inilah akhir dari cerita Brian, saat ibunya tau tentang Brian, ia sangat menyesal dan tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Ibunya Brian menangis tanpa henti saat pemakaman putra sulungnya tersebut. Memang, penyesalan datang terakhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun