Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tiga Pertanyaanku Mengenai Kematian dan Cara Mengatasi Duka

13 Agustus 2021   18:34 Diperbarui: 13 Agustus 2021   18:42 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa jauh kita bisa berlari dari kematian?

Kematian orang-orang terkasih sejak saya kecil mengajarkan suatu hal yang penting, bahwa kematian adalah suatu hal yang pasti.

Kata mereka, tidak ada yang pasti di dunia ini. Walaupun begitu, menurut saya terdapat satu hal yang pasti. Ketika kita dilahirkan di dunia ini, sudah pasti kita juga akan meninggalkan dunia ini. Saking pastinya hal ini, kita tidak akan pernah bisa lari darinya.

Alat-alat medis paling canggih dan mutakhir, penemuan obat-obatan paling manjur, hingga ilmu kedokteran yang melampaui logika manusia mungkin bisa memperpanjang waktu kita bersama orang-orang yang kita cintai. Tetap saja, semua itu tidak akan 'menghilangkan' kematian dalam hidup kita. 

Beberapa hari setelah Ayah saya meninggal sebulan lalu, Ibu menceritakan sebuah kisah kepada saya. 

Pada suatu zaman, di sebuah kerajaan entah berantah, seorang pangeran lahir. Ia dicintai oleh orang tua dan juga rakyat-rakyatnya. Seorang peramal masa depan pun dihadirkan untuk membaca masa depan sang pangeran. "Ia memiliki nasib yang buruk. Ia akan meninggal dan penyebabnya adalah air," kata peramal tersebut.

Tidak ingin anaknya bernasib buruk, raja sekaligus ayah dari pangeran pun berusaha untuk menjauhkan anaknya dari air. Sang pangeran selalu jauh dari bak mandi, sungai, danau, ataupun lautan.

Hari pun mulai berganti, sang pangeran saat itu mulai belajar menulis. Sebotol tinta hitam jatuh dari meja mengenai kakinya, dan ia pun meninggal. 

Kisah yang sangat sederhana. Kisah ini mengajarkan saya, seberapa besar kita berusaha, seberapa jauh dan cepat kita berlari, kita tidak bisa kabur dari kematian. Kematian akan menemukan kita dimanapun kita bersembunyi, tempat tergelap, tersempit, dan paling rahasia sekalipun. 

Apakah logika akan mengalahkan perasaan?

Apa ketakutan terbesar dalam hidup Anda? Saya memiliki seorang teman yang sangat amat takut dengan ular, melihat foto ular saja ia tidak berani. Kalau saya, ketakutan terbesar dalam hidup saya adalah kehilangan orang yang saya cintai. 

Dulu, pemahaman mengenai kematian saya gunakan sebagai bekal jika hari ketika saya harus mengantar anggota keluarga saya ke rumahnya yang abadi tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun