"Saya ingin saudara-saudara makan mi dengan benar. Mi bermanfaat untuk tubuh, rasanya asin, asam, manis, dan dibuat di Thailand. Mudah ditemukan dan juga enak. Makan mi setiap hari satu mangkok... Selalu beli mi. Jangan beli yang lain."
Mi dari beras dijadikan sebagai pengganti beras karena harganya yang murah dan dapat disimpan untuk waktu yang lama.Â
Pembuatan mi tersebut juga hanya menggunakan 50% dari jumlah yang dibutuhkan jika beras dimakan tanpa diolah. Karena alasan ini, mi melindungi persediaan beras di tengah krisis.Â
Lewat pidato tersebut, Phibun juga menyampaikan kepada masyarakat bahwa dengan makan mi, maka mereka sedang membantu negara mereka. Slogan "mi adalah makan siangmu" juga digunakan di seluruh Thailand untuk mendukung kebijakan Phibun.Â
Pemerintah Thailand juga diketahui membagikan resep olahan mi ke restoran-restoran dan memberikan gerobak gratis untuk masyarakat yang mau menjual masakan dari mi.Â
Selain mengurangi konsumsi beras, Phibun juga bermaksud untuk mempromosikan persatuan dan identitas nasional di seluruh Thailand dengan mengenalkan sebuah masakan nasional yang mudah diakses dan disukai oleh semua orang.
Seperti yang kita tahu, masyarakat Thailand sangatlah mencintai negaranya apalagi jika kebijakan tersebut didukung oleh Kerajaan Thailand. Maka kebijakan Phibun ini pun sukses berat.Â
Kuay Tiew Pad Thai
Dalam pidato tersebut sebenarnya Phibun tidak menyebutkan pad thai, tetapi ia menyebutkan kuay tiew yang berasal dari Tiongkok. Kuay tiew di Thailand sama dengan kwetiau yang kita kenal di Indonesia.Â
Namun saat itu kuay tiew yang dikenal oleh masyarakat adalah Kuay Tiew Pad Thai. Kuay tiew adalah sebutan Thailand untuk mi beras yang berasal dari Tiongkok, sedangkan Pad berarti 'digoreng atau ditumis', dan Thai berarti 'dalam gaya Thailand'.
Phibun seakan-akan 'meminjam' kuay tiew yang berasal dari Tiongkok kemudian ia gunakan untuk kepentingan nasionalisasi negaranya.Â