Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Diplomasi Kapal Perang dan Jebakan Thucydides di Tengah Lautan yang Kian Memanas

12 April 2021   16:32 Diperbarui: 13 April 2021   08:03 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Induk AL Amerika Serikat Theodore Roosevelt | Foto diambil dari U.S. Naval Institute/news.usni.org

Laut Hitam pun sedang memanas setelah meningkatnya keberadaan militer Rusia di perbatasan timur Ukraina. Walaupun Rusia menyatakan bahwa peningkatan militer di perbatasan bukanlah ajakan perang, Ukraina merangkul Amerika Serikat yang kemungkinan akan mengirimkan sejumlah kapal perang sekaligus pesawat pengintai untuk memantau aktivitas Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam (9/4/21). 

Tidak menutup kemungkinan jika keadaan akan semakin memburuk hingga pecahnya perang di Laut China Selatan ataupun di Laut Hitam. Namun jika kita telaah respon dari China maupun Rusia, keduanya menyatakan bahwa aktivitas militer bukanlah ajakan untuk berperang. 

Dalam hubungan internasional, perilaku dari beberapa negara di atas adalah wujud dari Gunboat Diplomacy atau Diplomasi Kapal Perang

Apa itu diplomasi kapal perang?

Berbeda dengan soft diplomacy seperti Gastrodiplomasi, diplomasi binatang atau diplomasi yang tidak menggunakan kekerasan, diplomasi kapal perang termasuk ke hard diplomacy yang kental dengan pengunaan kekuatan militer.

Menurut James Cable, seorang diplomat dan pemikir strategis Angkatan Laut, ia mendefiniskan diplomasi kapal perang sebagai “pengunaan atau ancaman kekuatan angkatan militer yang terbatas, selain sebagai tindakan perang, juga untuk mengamankan keuntungan atau menghindari kerugian, baik dalam kelanjutan perselisihan internasional atau melawan negara lain”.

Sama seperti gaya diplomasi lainnya, diplomasi kapal perang digunakan untuk mengejar dan meraih kepentingan nasional sebuah negara dengan menggunakan kekuatan militernya. 

Caranya pun bukan hanya dengan melayangkan ajakan perang, namun juga dengan mengintimidasi, mengancam hingga memaksa dengan bermodal kekuatan militer sebuah negara. 

Kepentingan nasionalnya sebuah negara tentu bermacam-macam, misalnya seperti China yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan dengan mengambar sembilan garis putus-putus atau seperti Vietnam, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Brunei yang tidak setuju akan klaim China. 

Lahirnya diplomasi kapal perang

Diplomasi kapal perang lahir ketika maraknya imperialisme dan ketika kekuatan Barat sedang bersaing untuk mendirikan kerajaan perdagangan kolonialnya di Asia, Afrika dan Timur Tengah.

Salah satu tokoh penting dalam diplomasi kapal perang adalah Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt dengan Ideologi Pentungan Besar terkenalnya, yaitu “bicaralah dengan lembut dan bawalah pentungan besar”. 

Roosevelt menjadikan Amerika Serikat sebagai sebuah negara yang mengedepankan perundingan damai namun sambil mengancam dengan “pentungan besar” atau kekuatan militer.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun