Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengunjungi Saksi Bisu dari Dua Peristiwa Terkelam dalam Sejarah Thailand

14 April 2021   09:00 Diperbarui: 26 April 2022   04:58 1955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Universitas Thammasat | Foto milik pribadi

2. Sebuah kejadian yang (mungkin) tidak disengaja, yaitu seorang aktivis yang wajahnya mirip dengan Putra Mahkota (sekarang Raja) Vajiralongkorn. 

Pada 25 September, dua orang aktivis memasang foto anti-Thanom yang kemudian dipukuli sampai tewas dan digantung di tembok oleh polisi Thailand. Hal ini meningkatkan amarah para demonstran.

Pada 4 Oktober, di Universitas Thammasat, terdapat sebuah dramatisasi penggantungan tersebut dengan maksud menyindir polisi. Dramatisasi ini banyak ditonton oleh masyarakat. Para jurnalis pun berhasil menangkap dramatisasi tersebut dalam sebuah foto. 

Mirisnya, ternyata mahasiswa yang menjadi pameran utama dramatisasi tersebut memiliki wajah yang dengan Putra Mahkota Vajiralongkorn. Hal ini pun menghebohkan Thailand, dengan penampilan foto tersebut di halaman depan surat kabar Dao Siam.

Tentara segera menuduh para mahasiswa di Universitas Thammasat menghina monarki, melanggar lese-majeste (hukum yang melindungi anggota kerajaan) dan melayangkan perintah untuk "membunuh komunis".

Para demonstran yang dikumpulkan di lapangan Universitas Thammasat | Foto diambil dari SCMP
Para demonstran yang dikumpulkan di lapangan Universitas Thammasat | Foto diambil dari SCMP

Universitas Thammasat menjadi lautan darah

Setelah perintah tersebut, polisi Thailand mulai menutup seluruh jalan keluar dari universitas dan mulai menembak ke dalam kampus dengan senjata api, dari senapan mesin, pistol, hingga senjata anti-tank. Mahasiswa yang keluar dengan bendera putih untuk menyerah pun ditembak oleh polisi.

Awalnya penembakkan dimulai dari depan pagar Universitas Thammasat, polisi mulai masuk ke dalam kampus dan menyerbu mereka. Beberapa mahasiswa yang melarikan diri ke Sungai Chao Phraya pun ditembak dengan kapal angkatan laut.

Saksi mata melaporkan bahwa paramiliter menyerang, merampok, melakukan pelecahan seksual, menembak, digantung di pohon dan dipukul hingga dibakar bahkan kepada mahasiswa yang menyerahkan diri.

Universitas Thammasat menjadi lautan darah, dimana pemerintah menyatakan korban tewas sebanyak 46 orang walaupun saksi mata menyatakan lebih dari 100 orang.  

Seorang pria meletakkan bunga di monumen yang memperingati Pembantaian 6 Oktober | Foto diambil dari Bangkok Post
Seorang pria meletakkan bunga di monumen yang memperingati Pembantaian 6 Oktober | Foto diambil dari Bangkok Post

"Tidak ada lagi pilihan ketiga"

Ketika mengunjungi Universitas Thammasat pada tahun 2018, penulis tidak menemukan banyak perbedaan dengan universitas lainnya di Indonesia. Universitas Thammasat sendiri dibagi menjadi 4 kampus, dimana pusat sekaligus yang menjadi tempat kejadian pembantaian berada di Kampus Tha Phra Chan, Bangkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun