Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama FEATURED

Hari Perempuan Internasional untuk Para Penjaga Perdamaian Dunia di Zona Perang

8 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 8 Maret 2022   05:11 2148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontingen penjaga perdamaian dari Indonesia yang dikerahkan ke UNFIL, Lebanon pada tahun 2012 | Foto diambil dari LowyInstitute.org/UN Photo

Setiap tahunnya, International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan pada hari ini, 8 Maret. 

Diresmikan pada tahun 1977 oleh Perserikat Bangsa-Bangsa, hari ini diresmikan sebagai perayaan tahunan untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia.

Dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia, dibentuk sebuah pasukan pemelihara perdamaian atau yang biasa disebut United Nations peacekeeping. Para personel yang tergabung dalam pasukan ini biasanya disebut dengan peacekeepers. 

Pasukan pemelihara perdamaian ini didefinisikan sebagai sebuah cara unik dan dinamis untuk membantu negara-negara yang ‘tercabik-cabik’ dikarenakan konflik dengan tujuan menciptakan perdamaian yang abadi. 

Tugas dari Topi Baja Biru (karena peacekeepers menggunakan topi berwarna biru muda) pun cukup beragam, dari membantu pengaturan pembagian kekuasaan, dukungan untuk proses pemilihan umum, memperkuat penegakan hukum hingga membantu pembangunan sosial-ekonomi di daerah tersebut.

Personel perempuan yang terus meningkat setiap tahun

Awalnya peacekeepers lebih didominasi oleh laki-laki, namun saat ini setiap tahunnya angka keterlibatan perempuan juga terus meningkat. 

Dikutip dari PBB, pada tahun 1993 hanya 1% perempuan diantara para peacekeepers. Berbeda dengan tahun 2020, dari 95.000 orang penjaga perdamaian, 4,8% dari militer dan 10,9% dari polisi adalah perempuan.

Setiap tahunnya PBB selalu giat mendorong dan juga mengadvokasi perempuan untuk ikut menjadi peacekeepers. Bahkan PBB memiliki target di mana pada 2028 terdapat 15-25% militer dan juga 20-30% polisi perempuan.

Dorongan dan target yang tinggi tersebut pun bukan tanpa tujuan. Para perempuan pembawa perdamaian dunia ini memiliki peran unik yang signifikan dalam membawa perdamaian di daerah konflik dan menurut penulis, hanya dapat dilakukan oleh perempuan.  

Bahkan dikutip dari TNI Angkatan Udara, para personel wanita ini juga memiliki tujuan untuk menghilangkan stereotip tradisional sebagai "pekerjaan pria". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun