Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Karhutla dan Kabut Asap, Tamu Tahunan yang Kembali Lagi

2 Maret 2021   20:30 Diperbarui: 3 Maret 2021   05:23 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak | Foto diambil dari Kompas/Emanuel Edi Saputra

Karhutla bagi siswa di Pontianak juga sangat identik dengan libur sekolah mendadak. Ketika hujan datang, bukannya senang justru sedih karena itu adalah pertanda sekolah akan masuk kembali. 

Abu sisa karhutla yang terbang terbawa angin dan asap mulai terlihat di rumah penulis | Dokumentasi Pribadi
Abu sisa karhutla yang terbang terbawa angin dan asap mulai terlihat di rumah penulis | Dokumentasi Pribadi

Tamu tahunan

Hingga sekarang berbagai kebijakan oleh Pemerintah Daerah sudah dilakukan guna mengatasi permasalahan karhutla ini, di mana salah satunya adalah dengan menangkap tersangka yang membakar lahan. 

Dari tersangka yang ditangkap oleh Polres Pontianak, diketahui bahwa pembakaran lahan tersebut ada yang digunakan untuk mendapatkan tanah bakar untuk tanaman hias hingga untuk menanam cabai. 

Awalnya dari api kecil tapi ketika bertemu tanah gambut, angin kencang dan musim kemarau, api mulai tidak dapat dikendalikan.

Bukan hanya dari masyarakat biasa, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dikutip dari Kompas (01/03/21) juga menyebutkan terdapat perusahaan besar yang membakar lebih dari 500 hektar lahan secara sengaja namun nama dari perusahaan tersebut tidak disebutkan. 

Sutarmidji juga menyatakan pemerintah sekarang sedang membentuk Tim Satgas Pencegahana dan Penanggulangan Karhutla. 

Bagaikan tamu tahunan seperti yang penulis sebutkan, permasalahan karhutla ini tidak pernah ada habisnya. Walaupun sudah diberikan hukuman bagi mereka yang membakar hutan dan lahan, sepertinya hukuman tersebut tidak memberikan efek jera. 

Ini tentu sangat disayangkan, bagaimana karhutla dan kabut asap yang sangat menganggu keseharian masyarakat sekaligus mengancam nyawa. 

Pada tahun 2019, terdapat 6.025 warga Kalimantan Barat yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) karena kabut asap dari karhutla.

Penulis juga melihat sendiri bagaimana dokter dipenuhi oleh masyarakat yang mengidap ISPA, dari bayi, anak-anak, dewasa bahkan mereka yang sudah lanjut usia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun