Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cap Go Meh 2021: Absen untuk Pertama Kalinya dan Perbedaan Perayaan di Pontianak dan Singkawang

16 Februari 2021   11:30 Diperbarui: 16 Februari 2021   20:58 2649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atraksi tatung dalam perayaan Cap Go Meh di Singkawang pada tahun 2018 | Foto diambil dari Berita Satu/Antara

Naga yang mewakilkan Pemadam Kebakaran Panca Bhakti diarak pada Perayaan Cap Go Meh 2020 di Pontianak | Foto diambil dari Tribun/Leo Prima
Naga yang mewakilkan Pemadam Kebakaran Panca Bhakti diarak pada Perayaan Cap Go Meh 2020 di Pontianak | Foto diambil dari Tribun/Leo Prima

Perbedaan Perayaan Cap Go Meh, Mencari Naga atau Tatung? 

Perayaan Cap Go Meh di Kota Pontianak dan Kota Singkawang sebenarnya sangat berbeda, masyarakat biasanya memilih merayakan diantara dua kota ini sesuai dengan preferensi masing-masing. Jarang diketahui oleh turis dari luar kota ataupun luar negeri, perbedaan ini sebenarnya sangat penting untuk menikmati perayaan Cap Go Meh yang kaya akan budaya dan tradisi ini.

Di Kota Pontianak, yang menjadi highlight dari perayaan Cap Go Meh adalah pawai replika naga yang mengelilingi pusat Kota Pontianak. Dibuat dengan seni dan keterampilan tingkat tinggi, replika naga di Pontianak memiliki ciri khas.

Ciri khas ini menjadi pembeda dengan replika naga di luar Pontianak, yaitu leher yang berbentuk bulat dan warna-warni. Dikutip dari wawancara Kumparan dengan salah satu pembuat replika naga di Pontianak, diperlukan waktu 1 hingga 1,5 bulan dengan biaya sekitar 30 juta.

Pada perayaan Cap Go Meh di tahun 2020, terdapat 24 replika naga yang ikut serta dalam pawai tersebut. Biasanya naga-naga ini mewakili yayasan pemadam kebakaran ataupun rumah duka di Pontianak, walaupun kadang juga mewakiliki sebuah perusahaan ataupun perorangan. Selain pawai naga, Cap Go Meh di Pontianak juga diramaikan dengan barongsai, drum band, pawai kostum, hingga komunitas sepeda onthel.

Ritual pembakaran naga di Pontianak | Foto diambil dari Tribun Pontianak
Ritual pembakaran naga di Pontianak | Foto diambil dari Tribun Pontianak

Ritual naga buka mata dan ritual naga tutup mata

Selain pawai atraksi naga yang dilaksanakan tepat pada Cap Go Meh atau hari Imlek ke-15, terdapat dua ritual keagamaan yang wajib dan sakral yaitu ritual naga buka mata dan ritual pembakaran naga. Replika naga dipercayai oleh masyarakat sebagai pemberi berkah dan pelindung dari malapetaka.

Ritual yang pertama yaitu ritual naga buka mata yang dilakukan pada hari ke-13 atau 2 hari sebelum Cap Go Meh di Kelenteng Kwan Tie Bio, Pontianak. Ritual ini dilakukan oleh lauya dengan serangkaian ritual keagamaan dengan tujuan mengundang roh naga dari kahyangan yang membawa berkat dan mengusir musibah. Setelah 'dibuka mata' maka naga yang dianggap sudah utuh tersebut baru diperbolehkan mengelilingi kota dari rumah warga hingga kantor pemerintah untuk mengusir roh-roh jahat.

Setelah ritual buka mata ini, setelah selesainya Cap Go Meh atau pada hari ke-16 naga tersebut harus dibawa ke kelenteng untuk menjalankan ritual tutup mata dan dibakar. Maksud dari ritual tutup mata dan pembakaran naga adalah untuk mengembalikan roh naga yang sudah diundang kembali ke khayangan. Replika naga tersebut dikumpulkan di Taman Pemakaman Yayasan Bhakti Suci, Kubu Raya, untuk dibakar dan sebagai tanda ditutupnya perayaan Cap Go Meh di Pontianak.

Berbeda dengan Pontianak, yang menjadi highlight dari perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang adalah atraksi tatung. Tatung adalah seorang lauya atau dukun yang menjadi perantara dengan dirasuki oleh roh dewa atau leluhur. Tatung tersebut dilengkapi dengan sejumlah kekuatan khusus dari roh tersebut, dimana salah satunya adalah kekebalan tubuh. Dikarenakan kekuatan ini, para tatung tersebut menunjukkan kekuatannya dengan atraksi yang 'tidak manusiawi' seperti menusuk diri dengan benda tajam. 

Dipercaya oleh masyarakat sebagai manusia spesial pilihan dewa, pada tahun 2020 sebanyak 813 tatung terdaftar menjadi peserta Pawai Tatung di Singkawang. Bukan hanya berasal dari Singkawang, tatung-tatung ini juga berasal dari kota lain seperti Pontianak bahkan datang langsung dari Malaysia.  

Tidak sembarangan orang dapat menjadi tatung, masyarakat percaya mereka sudah ditakdirkan sejak lahir. Ketika mereka dipilih, mereka pun tidak dapat menolak 'panggilan' tersebut. Sebelum memulai aksinya ketika Cap Go Meh, para tatung harus menjalankan ritual puasa yang berbeda-beda setiap orangnya. Puasa ini harus dilakukan dari hari ke-1 hingga hari ke-15. Jika tatung tersebut tidak menjalankan puasa tersebut dengan baik, maka mereka akan celaka ketika atraksi.

Selain tatung, perayaan Cap Go Meh di Singkawang juga diramaikan dengan replika naga, walaupun tidak sebanyak di Pontianak dimana pada tahun 2020 terdapat 9 replika naga, serta pawai mobil yang dihias dengan lampion.

Bukan hanya pria, juga terdapat tatung wanita pada perayaan Cap Go Meh di Singkawang | Foto diambil dari Asia News
Bukan hanya pria, juga terdapat tatung wanita pada perayaan Cap Go Meh di Singkawang | Foto diambil dari Asia News

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun