Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asal Usul Mi Instan: Solusi Jepang Menghadapi Krisis Kelaparan Pasca Perang Dunia II

12 Januari 2021   17:31 Diperbarui: 12 Januari 2021   18:16 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mi instan | Foto diambil dari Bangkok Post

Lain kali ketika Anda sedang menikmati semangkok mi instan, ingatlah bahwa sebenarnya Anda sedang menyeruput sebuah potongan kecil dari sejarah dan misi Momofuku Ando untuk membantu masyarakat Jepang melewati krisis kelaparan.  

Siapa yang tidak pernah menikmati mi instan? Mi instan kerap dihubungkan dengan anak-anak kos yang kelaparan di akhir bulan, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Mi instan menjadi pilihan yang cepat dengan harga yang murah untuk menikmati tekstur mi yang kenyal dengan rasa bumbu yang gurih. Sulit untuk bosan dengan mi instan, apalagi dengan pilihan rasa yang beragam dan tambahan topping sesuai selera.

Akibat buruk kepada kesehatan juga kerap menjadi perbincangan masyarakat, diikuti dengan larangan konsumsi berlebihan oleh para ahli gizi di Indonesia. Apalagi dengan pembahasan mi instan yang mengandung lilin yang beredar di masyarakat dan sudah dipastikan adalah hoaks oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Mi instan yang dipandang sebelah mata sebagai makanan rendahan sebenarnya dibuat dengan tujuan yang mulia. Penemu mi instan adalah Momofuku Ando dengan ambisi kuatnya membantu tanah kelahirannya untuk melewati momen tergelap dalam sejarah Jepang.  

Momofuku Ando | Foto diambil dari Nissin.com
Momofuku Ando | Foto diambil dari Nissin.com

Siapa Momofuku Ando?

Momofuku Ando lahir pada 5 Maret 1910 di Taiwan (yang saat itu masih dibawah jajahan Jepang) dengan nama Go Peh-hok. Setelah Perang Dunia II, Ando dipertemukan dengan dua pilihan untuk menjadi warga negara Taiwan atau menjadi warga negara Jepang. Ia memilih pilihan pertama, tetapi tetap tinggal di Jepang.

Ando kemudian dipenjara selama dua tahun pada tahun 1948 karena melakukan penggelapan pajak perusahaannya yang fokus memproduksi pakaian. Setelah keluar dari penjara, Ando kehilangan perusahannya dan membangun perusahan baru dengan nama Nissin di Osaka. Perusahaan Nissin menjadi awal mula mi instan awalnya hanya sebuah perusahaan kecil yang memproduksi garam.

Krisis kelaparan pasca Perang Dunia II di Jepang

Perang Dunia II diakhiri dengan dijatuhinya dua bom atom yaitu Little Boy di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Fat Man di Nagasaki 9 Agustus 1945 oleh pasukan Sekutu. Setelah Jepang menyerah, Jepang resmi diduduki oleh pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat dari tahun 1945 hingga 1952.

Pada masa Perang Dunia II , masyarakat Jepang sebenarnya sudah mengalami krisis kelaparan karena pemerintah yang saat itu hanya berfokus untuk kepentingan militer. Dimulai pada tahun 1940, pemerintah Jepang menetapkan sistem penjatahan makanan perorangan, seperti sayuran, gula, makanan laut, produk susu, dan beras.

Krisis kelaparan semakin memburuk dengan keadaan pasca perang yang sulit dan membawa dampak buruk secara politik, sosial dan tentunya ekonomi. Masyarakat Jepang berusaha bertahan di kondisi yang serba sulit. Banyak keluarga yang kehilangan mata pencahariannya ataupun anggota keluarganya karena perang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun