Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dari Harry Potter hingga Bebek Karet di Demonstrasi Thailand

5 Desember 2020   15:39 Diperbarui: 6 Desember 2020   08:46 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bebek karet di kerumunan demonstran Thailand (Sumber:Foto ini milik Athit Perawongmetha/Reuters diambil dari The Guardian)

Dimulai pada 1 Februari 2020, demonstrasi yang terjadi di Thailand masih berjalan hingga hari ini (5 Desember 2020) dan direncanakan oleh penyelenggara demonstrasi akan terus berjalan hingga waktu yang belum ditetapkan. 

Demonstrasi yang didominasi pelajar dan pemuda Thailand memberikan 3 tuntutan kepada pemerintah Thailand, yaitu: diakhirinya intimidasi terhadap rakyat yang pro-demokrasi, penyusunan konstitusi baru, dan pembubaran parlemen yang sekarang dipimpin Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha yang mendapatkan posisinya dengan dilakukannya kudeta militer.

Protes ini dimulai sebagai demonstrasi menentang pemerintah Perdana Menteri Prayuth. Demonstrasi kemudian berlarut-larut hingga tuntutan untuk reformasi Kerajaan Thailand yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk kendali Raja Maha Vajiralongkorn yang membuat peraturan baru dalam pengendalian atas kepemilikan properti milik kerajaan Thailand.

Terlepas dari tuntutan politik kepada pemerintah dan tuntutan untuk kerajaan, aksi demonstrasi ini juga diikuti oleh kelompok LGBT yang menyerukan kesetaraan gender dan juga kelompok pelajar dan mahasiswa yang mengkampanyekan reformasi sistem pendidikan di Thailand. 

Demonstrasi yang berlangsung hampir setahun ini memang cukup beragam dan diikuti oleh banyak kelompok dengan kepentingan yang berbeda.

Penggunaan pop culture dalam demonstrasi Thailand

Memang apabila demonstrasi didominasi oleh anak muda, Anda dapat dengan mudah menemukan hal "unik" yang kerap digunakan sebagai simbol perlawanan. Dalam demonstrasi Thailand kali ini, terdapat beberapa penggunaan pop culture yang menarik masyarakat internasional sebagai simbol perlawanan. 

Pop culture atau budaya popular adalah budaya popular modern yang disebarkan melalui media massa dan umumnya ditujukan khusus untuk kelompok masyarakat yang masih berumur muda. Beberapa pop culture yang digunakan oleh demonstran Thailand antara lain:

1. Harry Potter dan Voldemort

Para demonstran menggunakan pakaian seperti siswa Hogwarts (yang merupakan sekolah sihir di dalam film/novel Harry Potter) dan menggunakan aksesoris yang menjadi penanda asrama di Hogwarts seperti Gryfinddor dan Slytherin. 

Harry Potter di sini diposisikan sebagai pameran orang baik dan membela demokrasi dan melindungi masyarakat Thailand.

Sedangkan Voldemort juga muncul dalam demonstrasi Thailand dengan maksud Voldemort ini diposisikan menjadi Kerajaan Thailand. Voldemort sendiri disebut dengan “You-know-who” atau “He-who-must-not-be-named” karena di dalam cerita, orang-orang takut dengan Voldemort sehingga tidak berani memanggil namanya. Sama dengan kerajaan Thailand yang terkesan "menakutkan" dan tidak boleh dikritik oleh masyarakat Thailand diatur dalam peraturan lèse majesté.

2. The Hunger Games

Salut tiga jari | Foto ini milik Diego Azubel/Reuters diambil dari The Guardian
Salut tiga jari | Foto ini milik Diego Azubel/Reuters diambil dari The Guardian
Jika Anda pernah menonton film The Hunger Games, Anda pasti mengenali salut tiga jari yang digunakan untuk menunjukkan terima kasih atau menunjukkan penghormatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun