Mohon tunggu...
epiaresih
epiaresih Mohon Tunggu... Freelancer - fresh graduate Jurnalistik UIN Alauddin Makassar

aktif sebagai reporter kampus LPM Washilah UIN Alauddin Makassar 2015-2019 anggota regional yukNgaji Makassar

Selanjutnya

Tutup

Film

Review: Banyolan Selepas Menonton "Dua Garis Biru"

4 Juni 2020   06:25 Diperbarui: 4 Juni 2020   06:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Setelah melahirkan, Dara mengucap salam perpisahan kepada Bima dan bayinya di rumah sakit, yang sebentar lagi akan bertolak ke Soul Korea Selatan untuk melanjutkan pendidikan, hati miris melihat Dara yang sebegitu tega meninggalkan bayinya untuk sebuah ambisi.

Tongkrongan klan kembali membentu rupa, satu demi satu diantara kami mulai membahasakan isi kepala, bahwa sikap Dara tidak sepantas itu sebagai seoranag ibu muda, melimpahkan semua beban kepada Bima, dan dilain pihak suara yang membela alur cerita Dara yang melanjutkan pendidikan dianggap sah-sah saja "itu cita-cita" harus dikerjar.

Boleh dikata sebuah ending yang tidak disangka-sangka awalnya oleh penonton namun bila dibenturkan pada nilai nurani, Dara tidak seharunya meninggalkan bayinya dengan sebuah alasan impian, tanggung jawab menjadi orang tua bukan sekadar hamil sembilan bulan empat belas hari, namun perihal tanggung jawab seumur hidup, berbeda dengan ending cerita Jenny and Juno dimana Jenny memilih merawat bayinya.

Ada juga yang bersuara, ada sentuhan feminisme melihat alur cerita ini, dimana Dara tidak dikungkung oleh budaya patriarki yang lazim di masyarakat kita, sehubung penulis skrip dan sutradara film adalah seorang perempuan yang jelasnya wanita karier.

Banyol-banyol yang lain tumpah ruah mengomentari nasib Bima yang ditinggal bersama bayinya, harus mengubur impian melanjutkan sekolah dan banting tulang mengumpulkan rupiah untuk merawat dan mendidik sendiri sebagai orang tua tunggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun