Mohon tunggu...
epiaresih
epiaresih Mohon Tunggu... Freelancer - fresh graduate Jurnalistik UIN Alauddin Makassar

aktif sebagai reporter kampus LPM Washilah UIN Alauddin Makassar 2015-2019 anggota regional yukNgaji Makassar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kartini, Barbie, dan Perempuan Cinderella Complex

2 Juni 2020   08:19 Diperbarui: 2 Juni 2020   08:15 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Cinderella complex terbentuk sebab adanya reinstall sudut persepsi dan stereotip untuk menjadi perempuan ideal adalah dengan "feminin dan tidak mandiri", tanpa seorang laki-laki, perempuan akan merasa ketakutan. banyak kasus yang menunjukkan bahwa perempuan post modern hingga kini mengalami gejala mental ringan Cinderella complex.

Terkhusus perempuan dari bangsa penganut paham patriarki seperti ini. Perempuan diajarkan untuk mempercayai bahwa sebagai perempuan tidak bisa berdiri sendiri, terlalu rapuh, terlalu halus dan membutuhkan perlindungan. Bahwa perasaan takut akan keberhasilan menjadi hambatan psikologis bagi seorang perempuan yang ingin mencapai kemajuan.

Penyebab dominannya, akibat transisi revolusi mental dikalangan perempuan tidak tertumpas penuh sejalan dengan perjuangan emansipasi, juga semakin diperkeruh akibat ulah media yang menyuguhkan hiburan dari unsur partiarki sehingga memberi kesan lemah terhadap perempuan, yang kemudian diyakini secara mendalam hingga alam bawah sadar.

Syndrome cinderella complex singkatnya adalah teguran bernalar ilmiah sebagai beban moral yang disandarkan kepada perempuan periode ini agar tidak berlebihan, "halu" ketinggian, terlalu feminine, bermental lemah. Hedonis dan modis bukan puncak cantik dan eksistensi yang sebenarnya. Meminjam tweet dari @Meysska dihari kartini yang berujar "yuk perbaiki diri jadi perempuan cerdas yang bermanfaat, karena hanya modal cantik dan modis kita masih kala jauh dari boneka Barbie."

Juga tweet @Iqbal Yusuf "jujur saja saya kagum dengan perempuan yang membaca, karena ia tak lekang oleh waktu bahkan kecantikannya bisa melebihi apa yang ia baca, Fisik yah nomor yang kesekianlah, Tapi soal pikiran, saya memeberinya nomor kedua setelah hati."

Baiklah... lekuk tubuh menggoda siapa sih yang tak doyan?... tapi bukankah kecerdasan juga membuat penasaran?. Karena isi kepala selalu ada-ada saja, dan karena isi dibalik celana dan dibalik pakaian hanya itu-itu saja, bukankalah perempuan adalah bidadari tanpa sayap yang jalan-jalan dibumi?.. bahkan sang Maha menyebutkan hal senada dalam firman-Nya sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan, bila dirinya memilih indah dengan beauty attitude sebab, cantik tidak selalu hanya pada satu sisi.

"tulisan ini pernah dimuat di wasilah.dengan judul yg berbeda, dan penulis melakukan revisi dan separuh konten,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun