Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar Internet

24 Januari 2011   11:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Seusai workshop Penelitian Tindakan Kelas dengan nara sumber Pak M. Doyin di Gedung PGRI , Bu Fajriah dan Bu Lastri mengajak saya ke Perpusda untuk belajar internet. Perpusda termasuk salah satu tempat yang punya fasilitas hot spot.

Saya dan Bu Fajri naik angkot B, Bu Lastri naik sepeda motor ke Perpusda. Sesampainya di sana kami sholat Dluhur dulu, barulah duduk di kursi dan meletakkan lap top di meja yang tersedia di lorong menuju ruang perpustakaan. Tempat ini memang disediakan untuk para netter.

Saya mulai menghubungkan laptop saya dengan saluran hot spot perpusda. Mudah saja kalau pakai lap  top saya. Saya klik tanda  bergambar televisi untuk ke internet. Nah saya cari di lap top Bu Fajrid an Bu Lastri tidak ketemu. Akhirnya bertanya pada Mas yang baru saja selesai sholat. Dia pun menunjukkan ternyata gambarnya beda!

Begitulah akhirnya kami bisa terkoneksi dengan jaringan internet. Bu Lastri dan Bu Fajri cari info tentang PTK di google saya sibuk buka email. Termasuk email dari Kompasiana tentang komentar yang masuk untuk tulisan saya Mawar Mekar Mewangi.

Saya pun sempat menunjukkan blog saya di Http://Jendelakatatiti.wordpress.com. Bahkan mengajari mereka untuk bikin blog, namun karena belum punya email ya belum bisa. Karena waktu kami terbatas, Bu Fajri sudah dijemput suami, akhirnya kami menghentikan belajar internet kami. Hubungan internet diputus dan lap top di shut down. Janji untuk belajar lagi lain kali pun kami ucapkan.

Namun waktu yang sebentar kami manfaatkan juga untuk masuk ke perpustakaan dan mencari buku yang bisa untuk acuan penyusunan PTK.
Saat mendaftar ternyata masih kurang foto copy KTP, jadilah gagal untuk mendaftar. Kalau saya sudah punya  kartu Perpusda tapi tak terbawa karena saya simpan di dompet dan dompetnya tertinggal di rumah. Untung saya uang di kantong baju walau hanya Rp20.000,00. Cukuplah untuk naik angkot.

Akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing dengan janji ke Perpusda lagi lain waktu.

Banjarnegara, Senin 24 Januari 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun