Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

TVRI dan Jati Diri Bangsa atau TVRI adalah Jati Diri Bangsa?

24 Januari 2020   15:26 Diperbarui: 24 Januari 2020   15:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

TVRI Tidak mencerminkan jati diri bangsa ? Siapa Bilang?!

*(artikel ini ditulis oleh Jery Daik, seorang penikmat program TVRI)

Salah satu jati diri dari bangsa adalah keramahan terhadap ragam budaya yang tersebar dalam Nusantara. Namun tidak berarti kita lantas menutup diri dari pengetahuan adaptif atau bahkan hasil penelitian yang di kemas dalam bentuk tayangan berkualitas lantas kita abaikan? Sesungguhnya banyak aspirasi yang dapat kita tarik dalam konten -- konten 'luar'. Kalau dalam catatan seperti ini saya setuju bahwa TVRI memang harus lebih menonjolkan konten- konten yang memberikan 'harga' bagi dunia luas tentang Keunikan budaya, ragam peristiwa bahkan kesenian yang menarik.  Namun kita tentu perlu menyelingin dengan program -- program lain yang menunjang seperti kaitannya dengan hoby, traveling, dan berita-berita aktual yang memiliki visualisasi yang baik, menarik, berkualitas dan terpercaya

Saya disaat ini menuliskan artikel ini sebagai kaum awam yang mendukung TVRi lebih maju, saya menikmati setiap program TVRI yang menarik dan juga actual. Saya juga sangat merasakan bahwa TVRI adalah salah satu Stasiun Televisi yang ramah anak. Sebagai salah satu penikmat program unggulan Televisi saya dari Kota Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur merasakan bahwa terlalu dangkal apabila konteks jati diri bangsa ini sepertinya di kotak -- kotakan. Pernyataan yang mengatakan bahwa Tayangan -- tayangan di TVRI kurang mencermin kan jati diri bangsa Indonesia menurut hemat saya tidak melalui kajian yang mendalam dan dapat menimbulkan interpretasi yang memunculkan pendapat yang kurang mendidik.

Memangnya kita tidak boleh menampilkan Sepak bola  (Liga Inggris) di stasiun kita sendiri? Bukannya kita harus berbangga bahwa Indonesia menjadi tuan rumah penyiaran yang dinilai berkinerja baik dalam skala multinasional?  Saya heran bahwa kecintaan akan bola kaki di jodoh -- jodohkan dengan isu kebangsaan? Ini menyangkut hoby masing -- masing kalangan. Jika hobi anda bukanlah bola kaki, anda mungkin tinggal mengganti channel. Di kota Kupang saja, saya sangat bersyukur bahwa kita bisa menyaksikan siaran Bola tanpa menggunakan receiver dari parabola.

Sekali lagi tentang Discovery Channel. Bagi saya ini tayangan yang baik, baik dalam segi kualitas, bobot cerita maupun visualisasi. Saya dan adik saya yang baru berusia kelas 1 SD dan termasuk orangtua saya senang berita -- berita tentang binatang atau hewan -- hewan lain yang berasal dari Negara bersalju. Pertanyaannya : salahkah ini ditampilkan di TVRI?

Saya telah menyaksikan sendiri bahwa tayangan Discovery Channel bahkan memiliki salurannya sendiri apabila anda menggunakan parabola dirumah. Namun suatu hal yang sangat memudahkan bagi saya yaitu TVRI telah menampilkan salah satu bagian tema 'Wild Animal' ini di rumah saya sendiri tanpa perlu tambahan parabola. Dari segi ekonomi, ini sangatlah membantu. Apalagi dengan penuturan yang atraktif serta visualisasi yang berkualitas. Dengan menyaksikan program -- program ini, justru saya melihat adik saya memiliki banyak pertanyaan mengenai apa yang diceritakan, mengapa begini, mengapa begitu. Dia sangat antusias dan mengundang perkembangan ranah kognitif anak untuk menjadi kritis. Coba saja bandingkan dengan stasiun lain.   Justru menurut saya Kita harus belajar dari kecanggihan penyedia layanan tersebut apalagi berkaitan dengan konten yang diulas secara baik dari para ahli seperti Discovery Channel.

Jadi....Siapa bilang TVRI tidak mencerminkan jati diri bangsa ? konsep TVRI harus memunculkan ide jati diri bangsa ataukah TVRI dituntut menjadi jati diri bangsa itu sendiri? bagi saya konsep ini mungkin menimbulkan ambigu. Saya rasa kita perlu mendengar dan membaca ulasan artikel yang saya kali ini kutip dari http://indonesiasatu.co/detail/indonesia--nasionalisme-dan-internasionalisme)

Partisipasi Indonesia dalam kancah internasional adalah bagian dari proses eksplorasi nilai-nilai kearifan Indonesia, untuk menunjang perdamaian dunia. Sebagai tempat penyerbukan keragaman, Indonesia tidak dapat menutup diri dari partisipasi aktif mewujudkan perdamaian dan kedamaian dunia. "Kebangsaan yang kita anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri," tegas Soekarno. 

Eksistensi Indonesia sebagai bangsa tidak dapat dilepaskan dari pengakuan bangsa lain. Namun, keterbukaan Indonesia tidak meniscayakan hilangnya otonomi dan atau determinasi diri sebagai bangsa. Internasionalisme selalu memiliki kaitan dengan nasionalisme. Artinya, nilai-nilai kemanusiaan universal selalu dipertemukan dengan kearifan lokal, atau nilai-nilai keutamaan khas Indonesia. 

Partisipasi Indonesia dalam kancah internasional adalah bagian dari proses eksplorasi nilai-nilai kearifan Indonesia untuk menunjang perdamaian dunia. Indonesia juga dapat memperoleh manfaat dari dialog kemanusiaan dengan bangsa-bangsa lain, untuk dapat dibumikan di tanah sendiri. 

Salam Kebajikan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun