Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Seorang ibu rumah tangga yang ingin terus belajar indahnya Islam dan menebarkannya lewat goresan pena

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saling Membantu

2 Juni 2022   22:42 Diperbarui: 2 Juni 2022   22:49 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: seekor anjing di lokasi wisata Coban rondo /koleksi pribadi

Mengunjungi tempat wisata ini impian, pasti juga karena racun godaannya setiap hari bersliweran di beranda media sosial. Ya, Coban Rondo. Tempat wisata yang berlokasi di desa Krajan, Pandesari, Kec. Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini menyajikan wisata alam yang sejuk. Berlatar hutan dan yang ikonik adalah air terjunnya. 

Tidak terlalu tinggi, namun air yang tumpah bebas dari atas cukup membuat pusaran angin dan cipratan air yang menyegarkan. Tak ingin membahas asal-usul nama Coban Rondo yang pasti sudah mashyur, namun lebih tertarik dengan satu-satunya hewan yang ada di dalam area wisata, yaitu seekor anjing. 

Rupanya anjing ini peliharaan salah satu petugas di wana wisata itu. Entah jenisnya apa tapi dari perawakannya enerjik sekali. Gonggongannya keras, ternyata memang untuk itulah dia "dipekerjakan". Anjing itu diikat pada sebuah tonggak kayu, sengaja begitu agar ia menggonggong setiap kali hendak melepaskan diri, petugas mengatakan itulah caranya mengusir monyet yang bisa setiap saat keluar dari hutan. 

Binatang lucu itu adalah salah satu dari banyak hewan yang sering berkerja sama dengan manusia. Dalam artian membantu pekerjaan manusia baik tenaga maupun keindahan penampilannya. Sudah mashyur bagaiamana seekor burung yang membantu memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim. Banyak orang melecehkan upayanya, sebab bagaimana mungkin dengan paruhnya yang kecil ia bisa memadamkan api, karena jumlah air yang ia bawapun sedikit. 

Atau burung Hud-Hud yang membantu Nabi Sulaiman memberitahu lokasi kerajaan Ratu Bilqis. Seekor anjing yang bersama-sama dengan para pemuda penghuni gua Al -Kahfi yang menyelamatkan diri dari raja yang lalim. Juga seekor burung gagak yang menjadi wasilah Nabi Musa bertemu dengan Allah meski dengan cara badannya di belah menjadi empat bagian dan diletakkan di empat penjuru. Dengan kekuasaan Allah bisa disatukan kembali sekaligus dihidupkan tepat di saat Nabi Musa kembali ke gunung Sinai tempat dimana beliau membelah burung. 

Rasulullah pun memiliki kisah dengan hewan. Selain beliau memiliki beberapa kucing dan ada salah satu kucingnya ketika Rasul hendak mengambil jubahnya rela harus memotong sebagian sebab beliau melihat kucingnya tertidur dengan nyenyak dan tidak mau si kucing terbangun. Peristiwa hijrah yang ketika Rasulullah tiba di Madinah disambut gembira oleh penduduk Madinah juga mengisahkan bagaimana unta yang Rasulullah Saw naiki menderum dan tak berjalan di depan rumah dua anak yatim. 

Seketika itu Rasulullah Saw turun dan memutuskan menginap di rumah anak yatim itu, mengabaikan tawaran-tawaran lainnya. Dan masih banyak kisah-kisah Rasul dan para sahabat bersama hewan-hewan peliharaan mereka. Dimanfaatkan tenaganya pun, tak kurang jenis hewan yang sudah lazim bekerja untuk manusia, seperti kuda, sapi, kerbau, dan lainnya. 

Sungguh Allah Maha Pemurah dan Penyayang. Meskipun hewan itu kelak tidak masuk surga namun hewan bisa mengantarkan manusia ke surga. Hingga ada hadis yang mengisahkan seorang pelacur wanita yang memberi air minum dengan sepatunya pada seekor anjing yang kehausan. Ketika si wanita meninggal ia memperoleh pahala karenanya. 

Lantas, apa gerangan yang terjadi pada Umar bin Khattab, Khalifah kedua kaum Muslimin? Ia menangis seketika mendengar ada seekor kambing yang terjatuh karena kakinya terperosok di jalan berlubang di Madinah. Umar sangat takut ia dimintai pertanggung jawaban dari Allah sebab kelalainanya, hingga hewanpun celaka. 

Dan bagaimana Umar Bin Abdul Azis, cicit Umar Bin Khattab yang memutuskan membagi gandum kepada burung Pipit saat musim dingin. Alasannya karena uang Baitul Mal sangat melimpah. Ketika telah dibagikan kepada semua orang yang berhak menerima , harta masih ada. Maka burung-burunglah yang kemudian mendapat kebahagiaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun