Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rekayasa Jiwa Kapitalis, Hilangkan Fitrah Manusia

26 September 2021   23:32 Diperbarui: 26 September 2021   23:37 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: desain pribadi/pixellab

Setelah ide  childfree menggegerkan dunia, muncul lagi berita yang lebih nyeleneh, seorang ibu di Inggris melahirkan "bayi online' sebab dia membeli sperma dari aplikasi dan membuat dirinya sendiri hamil dengan alat inseminasi rumah di eBay dan belajar cara menggunakannya dengan menonton tutorial di YouTube.

Fitrahnya sebagai seorang ibu menjadikan Stephanie Taylor, nama ibu tersebut, membeli sperma secara online untuk hamil anak kedua. Perempuan berusia 33 tahun itu membeli sperma online karena sudah putus hubungan dengan kekasihnya, demikian laporan dari News 24, Selasa (21/9/2021).

Namun, karena biaya ke klinik kesuburan pribadi cukup tinggi untuk hamil, ia akhirnya mencoba beli sperma secara online. Aplikasi tersebut tidak untuk mencari pasangan, melainkan donor sperma yang cocok sesuai keinginan pembeli. Di aplikasi, Stephanie Taylor memasukkan kriteria pria berorientasi keluarga dan tanpa riwayat penyakit serius di filter pencarian yang dia inginkan yaitu seseorang yang mirip dengannya, sehingga anak keduanya akan terlihat seperti putra sulungnya, Frankie. 

Sungguh, segala sesuatu direkayasa adalah jiwa kapitalisme, sekalipun bertentangan dengan syariat. Semua demi manfaat yang ingin didapat, bagaimana gender bisa direkayasa, bayi bisa " dikembangbiakkan" di laboratorium, makanan rasa daging padahal tidak berbahan daging, hingga membuat anak tanpa perlu melegalkannya melalui pernikahan, semua berawal di laboratorium dan kecanggihan teknologi. Terlebih bagi negara maju seperti Inggris tentulah setiap warganya bisa mengakses dengan mudah. 

Namun, adakah pertanyaan akan jadi apa dunia ketika semua serba direkayasa? Tak mengapa sesama jenis melalukan pernikahan, itu hak asasi, ketika mereka ingin memiliki keturunan tinggal mencari informasi tentang mother surogate ( rahim sewaan). Tak mengapa jika tak ingin menikah, ketika ingin memiliki keturunan tinggal klik aplikasi penyedia sperma yang sesuai spesifikasi. 

Benar-benar bencana, ketika kemudahan dan kemajuan teknologi tanpa dikawal dengan penjagaan akidah. Sebab hukum yang berlaku adalah hukum rimba, manusia satu dengan yang lain menjadi hilang empati, bahkan lebih parahnya akan mati hati dan hanya berjuang untuk kepentingannya sendiri, negara kehilangan fungsi sesungguhnya yaitu meriayah urusan rakyat dengan totalitas, sebab negara ada dibawah pengaruh kapitalis alias segelintir kecil mereka yang memiliki modal. 

Teror ilmu pengetahuan tanpa pendampingan akidah mulai terjadi, Para ilmuwan mulai berencana untuk melakukan proses penciptaan kembali populasi dengan membangun bank sperma di Bulan. Para insinyur mekanik telah mengusulkan agar manusia membangun gudang sel reproduksi, yang menyimpan sperma dan sel telur, yang disebut sebagai "polis asuransi global modern". Melansir New York Post pada Kamis, 11 Maret 2021, mereka menggusulkan 6,7 juta sperma dan sel telur spesies Bumi, termasuk manusia untuk disimpan di "bahtera" di permukaan Bulan.

Ide itu muncul mengingat planet Bumi terus menghadapi bencana alam, mulai dari kekeringan, asteroid jatuh, dan potensi perang nuklir, serta beberapa masalah lainnya. Maka para ilmuwan itu mengatakan manusia harus mulai mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa, demi melestarikan kehidupan seperti yang selama ini diketahui. Penulis studi Jekan Thanga, mengatakan "Bumi secara alami memiliki lingkungan yang mudah berubah,". Sebuah tim dari Universitas Arizona yang mengirimkan laporan mereka tentang, "Lubang Bulan dan Tabung Lava untuk Bahtera Modern" juga turut mendukung Olehide Thanga yaitu memulai semacam eksodus planet dengan mendirikan gudang benih manusia di Bulan sesegera mungkin.(kompas.co id, 12/3/2021).

Kehidupan sekuler, memisahkan agama dari kehidupan, telah menjadi landasan berpikir sebagian besar manusia di bumi ini, termasuk kaum Musliminnya, mereka tak bisa lagi berpikir jernih dan mulai berkhayal tentang dunia lain, pendapat bumi rusak memang menjadi naik daun akhir-akhir ini, sehingga dalam perjanjian di Perancis negara-negara yang tergabung dalam G20 memiliki komitmen untuk zero emisi atau green economy. Dengan komitmen tidak bekerja sama dengann negara yang tingkat emisi karbonnya masih tinggi. 

Yang terus didorong untuk mengadakan energi terbarukan (EBT) adalah negara berkembang, padahal jika dipikir dengan logika sederhana tentulah negara maju yang lebih banyak menyumbangkan emisi karbon salah satu penyumbang perubahan iklim. Keserakahan mereka baik dalam hal eksploitasi maupun pembiayaan sudah diluar batas. Bagaimana bencana banjir setiap tahunnya, bahkan wilayah-wilayah yang menjadi paru-paru duniapun menyumbang bencana menjadi buktinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun