Pertanyaan yang Hari Ini Jadi Permainan

"(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami bertanya kepada Jahanam,"Apakah kamu sudah penuh?" Ia menjawab,"Masihkah ada tambahan?" (QS Qaf 50:30). 

Telah diriwayatkan dari Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam. Menurut mereka, makna firman Allah Swt ini hanyalah dikatakan kepadanya sesudah Allah Swt. meletakkan telapak kaki-Nya di dalamnya, maka menjadi surutlah neraka dan saat itu ia mengatakan, "Masih adakah bagiku suatu tempat untuk ditambahkan kepadaku?"

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa yang demikian itu dikatakan manakala tiada suatu tempat pun di dalam neraka yang dapat memuat sebatang jarum (karena semuanya telah penuh terisi), hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Di riwayat yang lain diceritakan hingga neraka berdetak-detak sebab terlalu penuh. 

Percakapan Allah dengan neraka sungguh membuat merinding, pertanyaan itu yang hari ini dijadikan permainan. Yah, sekadar senda gurau, seakan mereka tak tersentuh jilatan apinya. Jika melihat dari tingkatannya, Mayoritas ulama tafsir, menyebut bahwa Jahanan adalah tingkatan teratas neraka yang dikhususkan bagi umat Muslim yang selalu berbuat maksiat.

Kemudian ke-2 neraka Lazha, bagi mereka yang mendustakan Alquran. Tamak dan terlalu mencintai duniawi. Ke-3 neraka Huthamah, disediakan bagi mereka penyuka ghibah atau gosip. Tingkatan ke-4 adalah neraka Sa'ir tempat di mana para penghuninya selalu mendustakan pemberi peringatan, sekaligus orang-orang yang suka membantah tentang Allah SWT tanpa ilmu pengetahuan. 

Neraka tingkatan ke5 adalah Jahim, tempat mereka yang menyembah selain Allah SWT. Neraka tingkat ke-6 adalah neraka Saqar, tersedia bagi mereka yang tidak menjalankan salat dan tidak menyantuni orang miskin. Neraka paling dasar, atau tingkat ke-7 adalah neraka Hawiyah, Disebutkan dalam banyak riwayat, neraka Hawiyah adalah tingkatan neraka yang paling bawah. Di sanalah orang-orang munafik berada. Orang-orang yang selalu ikrar beriman, namun hatinya adalah orang yang kufur.

Nama-nama neraka di atas, mungkin kini hanya terdengar seperti nama kluster sebuah perumahan mewah, elit dan harganya selangit. Maka pantas setiap yang mendengar tak bergetar hatinya, namun semakin tenggelam dengan kemaksiatan dengan segala jenisnya. Namun, apa lacur, kain kafan telah ditenun, pertemuan dengan hari akhir itu tinggal menunggu waktu. 

Dan kita akan mendengar dialog di atas dengan kepala mata sendiri, sembari dalam hati berujar 1000 dalih, kemana dulu ketika ruh masih bersatu dengan jasad?