Mohon tunggu...
Jelarang Kusuma
Jelarang Kusuma Mohon Tunggu... -

Anak hutan yang ke kota.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gurita Bisnis Sudirman Said

23 November 2015   21:30 Diperbarui: 24 November 2015   23:15 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudirman Said (SS) kini dinilai sebagai pahlawan karena melaporkan Setya Novanto (Setnov) atas pencatutan nama presiden dan wakilnya. Ceritanya pencatutan itu dilakukan dalam usaha Setnov untuk mengamankan kontrak dengan PT Freeport. SuSS Said selaku menteri ESDM melaporkan seorang politisi terhormat ke Majelis Kehormatan Dewan. Apalagi perusahaan yang terlibat adalah PT Freeport Indonesia. Banyak pihak berpendapat Indonesia haruslah memberikan Standing Applause pada sang menteri.

SS belakangan sering tampil di berbagai media. Contohlah wawancara eksklusif bersama Kompas TV di hari Selasa tanggal 10 November 2015. SS bermain drama dengan melontarkan petunjuk siapa sebenarnya mafia yang terlibat dalam perpanjangan kontrak Freeport. Publik pun mendadak mengelu-elukannya agar membeberkan informasi lebih jauh. Namun menilik ke belakang, apakah benar dia menapaki jalan yang bersih hingga sampai pada posisinya sekarang?

SS masuk dalam industri migas melalui Pertamina kala dipimpin oleh Ari Sumarno, kakak kandung Rini Sumarno (menteri BUMN). Ari Sumarno sendiri awalnya adalah pegawai karir Pertamina di bagian pengolahan. Pada tahun 1990, ia terbukti melakukan penyimpangan dalam pembangunan kilang minyak LNG Bontang (Baca: http://finance.detik.com/read/2006/03/08/195905/555082/4/ari-soemarno-dirut-pertamina-yang-pernah-terpinggirkan dan http://www.jokowinomics.com/2015/06/24/opini/kejahatan-ekonomi-ari-soemarno/). Ari diturunkan dari jabatan namun pasca reformasi dipromosikan menjadi Presdir Petral Singapura. Petral Singapura sendiri adalah partner dagang pemasok minyak Pertamina.

SS menjabat staf ahli dirut Pertamina pada tahun 2007-2008. Posisi SS kemudian naik menjadi Wakil Direktur Senior dan mengemban tanggung jawab di bagian Integrated Supply Chain. Posisinya sebagai ISP Pertamina berlangsung dari 2008 sampai 2009.

Ketika Ari Soemarno mendapuk jabatan sebagai Dirut Pertamina, dibantu oleh tiga orang aktor utama. SS, Widhyawan Prawiraatmadja, dan Karen Agustiawan. Ari Soemarno kala itu berencana membawa Concord Energy untuk menggantikan PT Petral Energy lewat Pertamina Integrated Supply Chain. SS mendadak memegang peranan penting sebagai supervisor pemasok minyak  mentah dan BBM. Portofolio SS sebagai mantan aktivis pemberantasan korupsi ternyata ampuh meraih dukungan.

Jual Beli Tanpa Lelang

Awal ketika SS menjabat sebagai supervisor di Pertamina ISC, ia langsung bertemu Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) yang difasilitasi oleh Concord Energy (Baca: http://finance.detik.com/read/2008/02/11/110011/891864/4/libya-pasok-minyak-mentah-ke-indonesia-selama-20-tahun, http://ekbis.rmol.co/read/2014/10/29/177705/Serikat-Pekerja-Pertamina-Pertanyakan-Jokowi-Angkat-SuSS-Said-, dan http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=266041). Gerak-gerik mencurigakan mulai muncul di sini. NOC disepakati sebagai pemasok minyak mentah dengan harga yang telah diatur lewat kesepakatan bersama Concord. SS menandatangi kesepakatan perjanjian jual-beli atas nama Pertamina ISC. Pelanggaran jelas-jelas terjadi kala itu. Pasalnya menurut prosedur tata cara pengadaan minyak untuk Pertamina, haruslah melewati mekanisme tender.

Semestinya semua direktur Pertamina haruslah mengetahui dan menyetujui dengan membubuhkan tanda tangannya dalam perjanjian kontrak. Betapa aneh mantan aktivis pemberantasan korupsi melakukan pelanggaran prosedur di perusahaan negara yang mengelola sektor migas. Apalagi Concord Energy hadir di sana sebagai perantara bisnis yang tidak melewati mekanisme tender. Mekanisme teken kontrak tertutup yang dilakukan di luar negeri ini jelas merupakan sebuah pelanggaran!

Untungnya perjanjian yang semestinya berlaku sejak Juni 2009 itu batal. Ari Sumarno dipecat di awal tahun dan digantikan oleh Karen Agustiawan. Karen membatalkan perjanjian bisnis SS dengan NOC. SS yang berasal dari aktivis transparansi bisnis, dimutasi karena melakukan pelanggaran transparansi itu sendiri. Kita masih bisa melihat pelanggaran pemasok migas hari ini dari hasil audit investigasi Petral. Hasil audit banyak menemukan bahwa pemenang tender justru kebanyakan adalah negara-negara yang tidak mempunyai ladang minyak. NOC-NOC tersebut malah digunakan sebagai bendera oleh perusahaan asal Singapura, yang diyakini milik mafia migas (Baca http://www.koran-sindo.com/news.php?r=1&n=1&date=2015-11-18).

Jalur SS menjadi Menteri ESDM dan “Upeti” Pada Pasukan Bisnisnya

Kegagalan SS dalam skema bisnis tersebut tak membuatnya berhenti. Ia bergabung dengan Petrosea anak perusahaan dari Indika Energy sebagai direktur SDM. Indika Energy adalah perusahaan pemasok sumber daya energi. Pemiliknya ialah Agus Lasmono Sudwikatmono (Baca http://bisnis.tempo.co/read/news/2010/12/04/093296688/muka-muka-baru-di-daftar-orang-terkaya-indonesia). Beberapa waktu setelahnya, SS naik pangkat sebagai direktur SDM di Corporate Holding di Indika Energy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun