Mohon tunggu...
Jeko Spastyono
Jeko Spastyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Black and White aren't colours. They are just some background. Please, do walk out from them and splash your own dyes. Don't worry about stinting it. Because an artist never worries about tainting the background."

Be crazily LAZY.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kematian Selalu Menunggu, Haruskah Kita Menjemputnya?

8 September 2021   04:05 Diperbarui: 8 September 2021   04:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

             Kematian PASTI akan dialami oleh tiap makhluk. Akan tetapi masihlah ada mereka yang mau untuk menjemput maut! Depresi dan tekanan yang datang membawa mereka keawan untuk hanya dijatuhkan kembali. Mereka merasa dunia telah runtuh dan berakhir, sehingga satu-satunya cara yang dapat untuk dilakukan adalah lari dari dunia.

Mereka berpikir bahwa bila manusia telah mengalami keruntuhan, error, misss judgement, dan kesalahan lainnnya, maka semuanya telah berakhir. Pikiran tentang kesalahan demi kesalahan akan membawa mereka jatuh lebih dalam kedalam kehancuran, membuat mereka takut untuk mengemban kesalahan mereka. Alhasil mereka memutuskan keputusan bodoh untuk menjemput mau

Padahal keadaan terburuk itu hanyalah terjadi dalam didalam imajinasi mereka saja. Mereka terlalu jauh untuk berfikir tentang akhir yang buruk akan menyebabkan siklus yang buruk. Dan karena dunia bukan permainan yang dapat di ulang, mereka memutuskan untuk menyerah bermain di dunia.

Hidup memang tidak bisa diulang dan hidup bukanlah permainan pula. Namun permainan kita lakukan pengulangan karena memang permainan itu sudah memiliki jalan cerita yang dibuat oleh pembuatnya, sehingga bila kita salah mengambil keputusan kita akan sulit untuk maju ke level selanjutnya. 

Namun hidup manusia sendiri bukanlah sebuah kehidupan dengan jalan ceritanya sendiri, karena kita yang menentukan jalan ceritanya! Layaknya kita yang menentukan akhirnya!

Bila di game kita bisa menggunakan cheat, di dunia kitapun dapat melakukannya. Hanya saja kita biasanya lupa akan mereka dan ketakutan untuk menggunakan mereka.

Nama cheat yang bisa kita gunakan adalah 'Waktu, belajar, dan keberanian'. Waktu menyembuhkan segalanya, belajar membantu kita untuk bangkit kembali, dan keberanian membawa kita memaksimalkan implementasi.

Sekali lagi dunia memang bukanlah game, oleh karenanya kita tak diharuskan untuk memenuhi jalan cerita pada waktu tertentu. Dunia manusia tak punya deadlines yang harus dikejar dan dipenuhi oleh tiap manusia.

Waktu memang berputar dengan cepat dan peradaban manusia terus berkembang pesat, namun apakah semua manusia harus ikut dengan arus yang dibuat hanya untuk mengejar goals atau tujuan yang tak jelas?

Ingatlah kembali tujuan yang sebenarnya ingin kalian capai dan bukan apa yang harus dilakukan untuk mencapainya!

End point (garis akhir) lebih penting dari proses! Proses hanya bisa dibentuk bila kita sudah menentukan end point. Ini adalah kenyataan dan fakta! Bukan perdebatan antara ayam dan telur.

  • Perusahaan menentukan target pasar terlebih dahulu dan bukan tentang bagaimana ia akan menawarkan produk mereka terlebih dahulu.
  • Pekerja menetapkan terlebih dahulu tunjangan masa depan mereka dibanding dengan apa yang harus mereka lakukan masa kini hingga masa tua mereka.
  • Mahasiswa menetapkan judul skripsi mereka terlebih dahulu dan bukan bagaimana mereka akan memulai untuk menulis.
  • Anak -anak menetapkan apa yang akan mereka lakukan saat dewasa tanpa mengetahui bagaimana cara mereka bisa menjadi orang dewasa. 

Akankah kempat hal diatas berubah karena kegagalan proses yang terjadi? Tidak, tentunya tidak! Setiap manusia masihlah dapat menjalankan kehidupannya sekalipun jika mereka telah menyebabkan permasalahan yang sangat besar!

Ambil nafas sejenak bila kematian mulai masuk kedalam kepala kita, dan ingat 4 hal ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun