Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pulanglah Wahai Kesatria

19 Mei 2017   14:28 Diperbarui: 19 Mei 2017   16:38 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

bagaimanapun sikap kesatria adalah ketika ia rela mati demi membela harkart martabat sebuah keyakinan yang sedang diperjuangkannya enyaglah segala tentang dirinya yang ia tau, selurh hidupnya telah di hibahkan pada yang ia bela.

wahai kesatria pulanglah, biarkan kami jadi saksi apa bila kau mati dan darah berceceran, maka lihatlah sejarah kelak akan membuktikan bahwa engkau telah syahid di jalan keyakinanmu membela martabat. tidak perlu takut sebab kami akan tuliskan bagaimana heroisme seorang kesatria yang berdiri gagah di depan podium. ada kami bila mereka para penguasa benar-benar melukaimu.

engkau biasa didepan diantara kami, lalu ketika engkau pergi kami dengan siapa? usahlah engkau ragu wahi kesatria janji Tuhan itu benar adanya, bukan kah kami juga belajar darimu, bahwa keyakinan harus benar-benar 100 persen hanya kepadaNya maka percayala wahi engkau kesatriaku Tuhan ada bersama kita. 

sebab kita yang telah membela kitabnya dari penista kitab Tuhan. ayooo kesatria munculah seperti dulu ketika engkau teriakan kalimat penyemangat kami, aku rindu teriakan Takbirmu, aku rindu gema semangat dari suaramu. 

tapi kini engkau pergi, ke negri sebrang membiarkan kami berjuang mengadapi mereka yang telah kita sama-sama anggap mereka adalah musuh. kita akan menjaga Tuan dari serdadu penguasa yakinlah seperti dulu kau ucapkan itu berkali-kali pada kami,

lagi, bila kaupun harus gugur wahai kesatria tinta-tinta emas akan siap melukiskan sejarah tentangmu, namamu akan abadi dalam tinta sejarah, dan engkau paham bahwa surga dan bidadari telah menanti. 

jadi puanglah wahai kesatriaku.......................

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun