Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuju 30 September, Politik Taktik Prajurit Menumpas Jenderal

29 September 2020   09:53 Diperbarui: 29 September 2020   10:00 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi Masyarakat Indonesia bulan ke 9 dari deretan bulan Masehi ini bukan hitungan kalender biasa. Ada suatu peristiwa yang membuat Masyarakat Indonesia selalu mengaitkan peristiwa itu dengan bulan September.

Sepenggal tragedi politik yang begitu kelam. Malam itu Jakarta Ibu Kota Indonesia begitu sunyi. Namun gemintang diangkasa begitu ramai bagikan taburan bohlam lampu yang di gantungkan di angkasa.

Tapi tidak dengan segerombolan orang yang sedang merencanakan sesuatu. Para prajurit elit Negara sedang bersiap-siap menerima tugas. Tepat dini hari itu, raungan truk-truk berpencar dari satu titik menuju rumah-rumah Jendral kebanggaan Indonesia.

Bagi para pemulung yang tidak tau ikhwal perpolitikan bangsa. Malam itu tak ada bedanya dengan malam-malam yang telah dilaluinya. Atau pedagang Asongan yang barang kali sedang menerka-nerka hasil keuntungan siang tadi. Tapi tidak dengan segerombolan orang itu yang telah punya agenda besar. Baginya ini adalah titik perjuangan. Tugas yang diberinya oleh Pimpinan adalah tugas yang harus di tunaikan.

Dipihak lain, para Jenderal sedang tertidur lelap bersama keluarganya.  Mungkin mereka sedang bermimpi Surga begitu dekat. Atau sedang melihat Indonesia dikemudian hari. Namun mimpi itu harus terhenti, mereka dikagetkan dengan gedoran pintu.

Para Jendral tentu merasa heran tengah malam begini ada tamu? Namun keheranan itu tak berlangsung lama. Sebab bedil terlanjur menyalak menghentikan segalanya.  Para Jendral harus menerima kenyataan digelandang oleh prajuritnya sendiri ke tempat sunyi. Dalam keadaan terbunuh ataupun teraniyaya. Sungguh hari yang nestapa. Sebuah penghianatan prajurit terhadap pimpinannya.
Malam itu malam yang sunyi ditengah hutan tepi Jakarta 7 Jenderal Indonesia kembali ke tanah Pertiwi.

Peristiwa inilah yang menjadikan September begitu penting dalam deret sejarah Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat mengenang peristiwa ini.

Itu sebab Setiap September datang, perbicangan seputar kejadian kelam itu begitu santer. Kejadian itu kemudian hari pasca persitiwa itu diperingati sebgai tonggak sejarah baru. Peristiwa G30S/PKI

kami hanya menjalankan tugas Jenderal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun