Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Umat Merasa Lebih dari Ulamanya

25 Mei 2020   14:25 Diperbarui: 25 Mei 2020   14:27 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Hari ini umat Islam merayakan hari Raya Idul Fitri, sebuah hari yang selalu ditunggu menjadi momen penting. Selain karena kesakralannya juga karena tradisi yang telah melekat dalam diri masyarakat muslim.

Tetapi perayaan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini umat Islam dan Dunia sedang menghadapi bencana pademi Covid19. Dimana Masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah dan menghidari kerumunan. Ini berimbas pada acara ritual keagamaan juga tradisi umat Islam saat hari raya Idul Fitri.

Untuk menjaga umat Islam supaya tidak tertukar virus MUI menghinbau agar tetap di rumah dan menjalankan Ibadah IdulFitri di rumah. MUI telah mengeluarkan Fatwa tentang Ibadah solat IdulFitri di rumah dan Himbauan untuk tidak bersilaturahmi secara fisik.

Tetapi himbauan pemerintah dam Fatwa MUI tidak bisa diterima oleh keseluruhan umat Islam.
Masyarakat muslim Indonesia dalam menyikapi himbauan Pemerintah terbelah menjadi dua. Ada yang mematuhi ada juga yang berusaha tetap mengadakan pelaksananan Solat IdulFitri berjamaah. Ada yang berdalih, tetap akan sesuai dengan protokol kesehatan ada Juga yang beralasan pasar-pasar ramai kenapa solat di Masjid harus dilarang. Begitulah macam-macam argumen yang terlontar diberbagai linimasa media sosial.

Patut disayangkan, sebagian umat Islam tidak bisa menahan dirinya untuk menaati peraturan dan fatwa ulama. Apalagi dengan membandingkan dengan Pasar yang tetap ramai dikunjungi. Sungguh perbandingan itu tidaklah aple to aple. Perbandingan yang fatal. Bagaimana mungkin pasar bisa disamakan dengan Masjid.

Padahal ibadah di masjid ditengah pandemi seperti sekarang ini, akan menimbulkan banyak fitnah. Tentu fitnah terhadap agama Islam. Ketika Orang-orang berbondong-bondong ke pasar dan terjadi penularan Virus. Hal itu tidak akan menjadi fitnah terhadap Agama Islam. Tetapi bagaimana bila itu terjadi di Masjid?

Kita bisa melihat contoh yang sudah terjadi. Ketika Himbauan dan larangan sholat berjamaah di Masjid sudah digalangkan.
Salah satu masjid di Jakarta Barat Kebon jeruk terdapat 3 jamaah yang tertular virus apa yang terjadi. ya Bukan jamaah yang namanya menjadi jelek karena tetap berjamaah, tapi Agamalah yang akhirnya tersudutkan bukan?

Ketika jama'ah tabligh Akbar di Goa mengadakan Ijtima yang mengumplkan ribuan orang. Mereka berkumpul atas nama Agama dan ketika dari perkumpulan itu banyak yang terkena Virus, siapa yang paling dipojokan?

di India bahkan sampai terjadi Islam Pobia, Umat Islam di jauhi karena dianggap membawa virus, sebab apa? sebab virus menyebar pertama dari Umat Islam yang sedang mengadakan Jama'ah tabligh  Ijtima Internasional yang membuat India melakukan lockdown terhadap Negaranya.

di Malaysia akibat dari adanya jama'ah yang sedang berkumpul di masjid dan menularkan virus Malaysia harus melokdown Negaranya. masjid-masjid di tutup.

Siapa yang disalahkan, apakah individu-individu umat Islam yang kebetulan tertular  virus dan membandel tetap berjamaah TIDAK. Nyatanya yang jelek adalah Nama ISLAM agama yang seharusnya menjadi roll model ketaatan dan kepatuhan, ketertiban kedisiplinan dan kebersihan. Bukankah itu yang diajarkan Agama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun