Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memilih Ulama dengan Filosofi Kopi

17 Juli 2018   09:55 Diperbarui: 17 Juli 2018   09:57 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era yang serba instan dan di dukung dengan era medsos yang telah banyak mempengaruhi pola hidup masyarakat kita. 

Segala hal menjadi tanpa sekat, semua orang menjadi bebas mengekspresikan segala yang mereka kehendaki.

Masalah menjadi pelik dan penuh resiko ketika sesuatu yang bukan ahlinya mulai ikut menyuarakan di mimbar-mimbar media sosial, tidak lain tidak bukan alhasil jamaah permedsosan di buat saling oceh.

Salah satu yang kursial adalah soal agama. Kita semua telah sepakat label Ulama, Ustadz, Kiyai, adalah sederet label untuk mereka yang memunyai keahlian dalam bidang keagaman (Islam). 

Lalu apa jadinya kalau label semacam itu tersemat pada mereka yang tidak paham agama dan memberanikan diri berkubah melaluai mimbar-mimbar media sosial.

Jadilah hari ini yang kita lihat, pintar merangkai kata dan menyelipkan satu dua hadits membuat mereka tergiur menjadi Ustadz dadakan. 

Masalahnya ini bukan tahu bulat di goreng dadakan rasanya enak. Tapi ini perkara yang menyangkut proses hidup seseorang sampai ke surga atau neraka.

Oleh karena itu patutlah kita sebagai flowers ulama harus tau Ustadz-ustadz yang benar-benar Ustad. dan Ustadz yang mendadak kaya tahu bulat.

Memilih ulama atau Ustadz dengan filosofi citarasa kopi begini. 

Kopi yang sedap tidak ujug-ujug ada  atau instan bukan? Tapi melalui proses panjang, sama seperti Ulama mereka tidak ujug-ujug jadi ulama tapi melalui proses yang panjang. 

Kopi yang nikmat dan sedap dipilih dari biji kopi terbaik dari jutaan butiran  biji kopi. Sama halnya dengan ulama lahir dari orang-orang terbaik sanad keilmuan yang baik orang-orang pilihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun