Mohon tunggu...
Jefry Albari Tribowo
Jefry Albari Tribowo Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Andrologi

dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And adalah seorang dokter spesialis Andrologi dan produser musik di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Website: andrologibanjarmasin.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Suplementasi Vitamin D, Perlu atau Tidak?

29 Agustus 2021   14:46 Diperbarui: 30 Agustus 2021   01:00 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini sedang tren diperbincangkan mengenai dampak dari Vitamin D terhadap tubuh manusia. Memang tidak bisa dipungkiri fungsi dari Vitamin D ada banyak sekali ke tubuh, mulai dari ke tulang, sistem imun, bahkan pada organ reproduksi pria.

Vitamin D dengan kadar yang cukup akan membantu menjaga kadar hormon testosteron yang optimal, jumlah konsentrasi sperma yang lebih baik, dan meningkatkan angka kelahiran. 

Hal tersebut dikarenakan testis memiliki reseptor dari Vitamin D, sehingga kadar Vitamin D yang normal diperlukan untuk bisa bekerja secara optimal.

Penelitian terkait COVID-19 dan Vitamin D sendiri sekarang cukup sering dilakukan, di mana hasilnya menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah berkaitan dengan risiko perburukan saat terinfeksi COVID-19.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah kita memerlukan suplementasi Vitamin D? Jawabannya adalah, segera lakukan pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah terlebih dahulu. Jika ternyata hasilnya menunjukkan kadar kita rendah, maka kita sangat memerlukan suplementasi tersebut.

Betul dengan rutin berjemur, mengonsumsi ikan dan susu, dapat membantu membantu meningkatkan Vitamin D pada tubuh kita secara alamiah. Namun, hal tersebut tidak menjamin kadar Vitamin D pada tubuh kita sudah normal. Bahkan, data menunjukkan angka kejadian kekurangan vitamin D bukan hanya ditemukan pada negara-negara yang beriklim dingin, namun juga pada yang beriklim panas.

Hal ini dikarenakan ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan kurangnya Vitamin D pada tubuh kita. Mulai dari gaya hidup sehari-hari yang membuat kita menjadi jarang terpapar sinar matahari, penyerapan usus yang terganggu, obesitas, dan beberapa penyakit juga obat-obat tertentu yang menurunkan kadar Vitamin D.

Pemeriksaan Vitamin D yang dianjurkan sendiri adalah yang memeriksa kadar Vitamin D 25 OH. 

Adapun untuk interpretasi kadar Vitamin D, adalah sebagai berikut (perhatikan satuan yang digunakkan setiap laboratorium, dalam tulisan ini saya menggunakan satuan ng/mL):

  • < 10 ng/mL : kekurangan,
  • 10--30 ng/mL : tidak cukup,
  • 30--100 ng/mL : normal,
  • > 100 ng/mL : berlebihan.

Berapa banyak jumlah dosis suplementasi Vitamin D akan bergantung pada kondisi individu tertentu dan kadar Vitamin D dalam darahnya. Sehingga akan sangat lebih bijak jika kita mengkonsultasikan hasil laboratorium tersebut dengan dokter yang memahami agar mendapatkan terapi yang optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun