Mohon tunggu...
Jeff NdunJr
Jeff NdunJr Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Sampah Inzphyrasi

Menulis itu ilahi. Melaluinya setiap orang menjadi abadi dalam waktu dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesucian Tidak Tergantung pada "Kata Orang"

23 Agustus 2022   05:28 Diperbarui: 23 Agustus 2022   05:30 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa, 23 Agustu 2022
Pekan Biasa XXI
2 Tes. 21: 1+3a. 13b-17
Mat. 23: 23-26

Yesus kembali mengkritik para ahli taurat dan kaum Farisi. Mereka mengetahui banyak ajaran tentang hukum taurat bahkan tentang hal-hal terpenting yang menjiwai hukum taurat yaitu kasih, keadilan, kesetiaan, tetapi sayangnya semua itu mereka abaikan. Mereka mengajarkan hal-hal yang hanya menyenangkan dan menguntungkan mereka.  Mereka berpikir bahwa kesucian dan kekudusan tergantung dari penilaian dan penglihatan orang lain. Akhirnya mereka masuk dalam sikap munafik.

Dalam kehidupan ini, Kekudusan sering terjebak di dalam pola apa yg orang lihat tentang saya atau apa yg orang lain nilai tentang saya. Penilaian orang lain dijadikan standar kekudusan sehingga upaya untuk hidup kudus dan baik hanya sampai pada level "apa yg orang lain lihat dan nilai tentang diri saya." Akhirnya setiap orang berjuang menyenangkan orang lain bukan memuliakan Allah. Orang berjalan dalam ke-semu-an dan kepalsuan.

Yesus mengajarkan bahwa kekudusan itu tidak terletak pada penilaian luar melainkan dari disposisi dan keadaan hati-batin setiap orang. Menjaga kemurnian, kebaikan hati-batin menjadi dasar pijak untuk melakukan yang baik dan benar pula. Teguran Yesus:"bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih".

"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan". Sikap bijak orang beriman adalah harus tahu membuat skala prioritas dalam hidup. Prioritas orang beriman adalah bukan untuk menyenangkan orang lalu bertindak munafik, bukan untuk menyembah diri sendiri maka hidup dalam kamuflase melainkan hidup untuk memuliakan Tuhan dan mengasihi sesama. Maka menyelaraskan apa yang ada dalam hati, pikiran dengan perbuatan adalah prioritas itu. Membersihkan hati dan pikiran dan memurnikan perbuatan adalah prioritas itu. Prinsipnya adalah hidup dalam iman, harap dan kasih.

Selamat Bermenung.
Tuhan berkati segala syukur, ziarah dan karya hari ini.
Doa Bunda Maria dan Para Kudus pun menyertai slalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun