Mohon tunggu...
Jeffry GraciaSitohang
Jeffry GraciaSitohang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Saya senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Sampah yang Produktif Telah Menyumbangkan Manfaat Ekonomis bagi Warga Desa Minggirsari Blitar

4 Desember 2022   23:00 Diperbarui: 24 Januari 2023   23:50 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa wajib menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan khususnya saya mahasiswa jurusan teknik elektro Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang harus bekerja dan mengabdi kepada masyarakat desa Minggirsari Blitar yang memiliki potensi tersendiri. , dengan melakukan survey dan wawancara dengan warga sekitar dengan salah satu teman yang kuliah di teknik industri.

Dengan bantuan kepala desa, beberapa warga Minggirsari sudah mulai menerapkan ilmu yang kami peroleh tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar. Desa Minggirsari mendapatkan keuntungan sebesar 5.000 dari jasa pemasaran sampah yang masih digunakan untuk memasarkan sampah yang dikumpulkan dari warga desa Minggirsari.

Dengan penggunaan jasa marketing sampah justru membuat masyarakat lebih terbantu karena bila membuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan mengeluarkan sejumlah uang sebesar 150.000/buangan dan untuk melakukan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya dapat dilakukan enam kali dalam 1 bulan.

Pemanfaatan jasa pemasaran sampah justru lebih menguntungkan masyarakat karena lebih menghemat biaya ketimbang mengirim sampah langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Media tong komposter digunakan untuk mengisinya dengan sampah organik yang tidak bisa dijadikan makanan maggot dan dicampur dengan bahan fermentasi EM4. Proses ini bisa memakan waktu hingga seminggu. Untuk mengolah sampah organik untuk budidaya maggot, hanya perlu menggunakan media tertutup dengan jaring yang di dalamnya disediakan media, seperti baskom kecil berisi sampah organik, seperti buah-buahan yang dicampur dengan EM4 yang telah difermentasi untuk memberikan aroma yang khas dan menarik perhatian BSF. indukan lalat. untuk bertelur di celah-celah papan kayu mungil yang tertata rapi dan diposisikan tepat di atas bak media mungil. Setelah telur induk lalat BSF mati, induk lalat BSF berbeda dan memiliki tingkat produksi telur yang tinggi. Telur akan menetas dalam beberapa hari setelah indukan lalat BSF meninggal dunia dan berkembang menjadi belatung kecil berwarna putih. Sebelum dipanen dan dijual, belatung putih diperbolehkan mengkonsumsi sampah organik yang telah difermentasi dengan EM4. Biasanya belatung induk (hitam) dijual dengan harga Rp50.000/kg, sedangkan belatung putih biasanya dijual dengan harga Rp5.000/kg. Maggot yang sudah mencapai stadium pupa akan dibiarkan sendiri hingga menjadi indukan lalat BSF, siap kawin dan bertelur maggot lagi.

Keuntungan dari memberikan kontrol warga terhadap pengelolaan sampah organik dan anorganik adalah mampu menghasilkan lingkungan yang ramah sampah dan menghasilkan nilai ekonomi bagi pertumbuhan desa Minggirsari yang mandiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun