Mohon tunggu...
Jefferson Fu
Jefferson Fu Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar dengan berbagai kesibukan, terutama menulis.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ciptaan Hugo Cabret: 'Dari Bukan Siapa-Siapa' menjadi 'Siapa'

20 September 2012   04:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:11 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang akan terjadi jika kamu menggabungkan jenis-jenis fiksi yang berbeda dalam satu buku? Hasilnya adalah sebuah literatur yang sangat nyaman untuk dibaca bersama seluruh keluargamu. Hal inilah yang diberikan oleh Brian Selznick kepada kita, pembaca fantasi, dalam bukunya The Invention of Hugo Cabret (terjemahan: Ciptaan Hugo Cabret) yang diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Mizan.

Pak Selznick sendiri sebenarnya bingung saat ditanyakan Ciptaan Hugo Cabret ini sebenarnya buku berjenis apa. Tapi, dia kemudian menjawab dengan santai, "Buku ini tidak pas disebut sebagai sebuah novel, bukan buku bergambar, bukan sebuah novel grafis, atau sebuah buku lipat atau sebuah film, tapi adalah sebuah kombinasi dari kesemuanya." Namun, apapun jenis buku dari Ciptaan Hugo Cabret, buku ini adalah sebuah buku yang sangat enak untuk dibaca.

Dari latar belakangnya sebagai ilustrator buku anak-anak, Pak Selznick menulis fiksi historis yang bertempat di Paris tahun 1930-an dan menggambar sendiri semua gambar yang terdapat di buku (mencakup setengah dari novelnya). Novel ini juga merupakan novel pertama yang pernah memenangkan Medali Caldecott yang sebenarnya diberikan untuk buku-buku bergambar terbaik.

Ciptaan Hugo Cabret mengisahkan petualangan seorang yatim piatu bernama Hugo di belakang dinding stasiun kereta Gare Montparnasse di Paris, dimana ia bekerja sebagai tukang jam. Di waktu luangnya, Hugo kadang-kadang mencuri perkakas mainan dari sebuah toko mainan di stasiun itu yang dimiliki seorang tua bernama Papa Georges. Perkakas-perkakas curian ini ia gunakan untuk membetulkan sebuah automaton (mesin ciptaan yang bisa bergerak, seperti robot, namun lebih kuno dan kecil) warisan ayahnya. Ia juga selalu berusaha kabur dari Inspektur Stasiun. Hal ini terjadi karena paman Hugo - tukang jam stasiun yang sebenarnya - pergi entah kemana dan tidak pernah kembali.

Suatu hari, ketika Isabella (anak permandian Papa Georges) dan Papa Georges sedang bertengkar di depan toko, Hugo mencoba untuk mencuri perkakas dari sebuah mainan tikus yang rusak. Sayangnya, Papa Georges menangkap basah Hugo dan mengambil catatan Hugo mengenai automaton. Tapi, Hugo berhasil kabur dari Papa Georges, meninggalkan hartanya yang paling berharga untuk membetulkan automaton itu di tangan orang tua yang tidak tahu apa-apa. Kejadian ini nantinya diikuti serangkaian kejadian menakjubkan lainnya yang pada klimaksnya mengubah hidup Hugo, Papa Georges, Isabella, dan karakter lainnya selamanya.

Brian Selznick betul-betul memastikan pembacanya akan tenggelam sangat dalam ke inti cerita yang ia sajikan dalam buku ini. Kunci-kunci Pak Selznick yang membuat Hugo menarik minat banyak penggemar adalah penggunaan banyak gambar untuk menjelaskan jalannya cerita dimana hal ini sangat langka dalam karya-karya fiksi tertulis, elemen-elemen bersejarah yang menambah kesan 'antik' dan 'bersejarah sekaligus hebat' saat dibaca, serta plot dan penokohan kompleks yang membuat dirimu makin penasaran halaman demi halaman mengenai akhir ceritanya.

Namun, hal terpenting dari semuanya adalah pesan-pesan yang Hugo kandung yang Pak Selznick sengaja atau tidak sengaja tulis. Kesengajaan atau tidak, pesan-pesan ini sangat dalam, karena begitu selesai membaca buku ini, saya berpikir, "Jadi ini rasanya menjadi 'siapa' dari 'bukan siapa-siapa', dan meraih sesuatu yang kamu sangat inginkan sehingga kamu telah meletakkan setiap inci dari hidupmu untuk mewujudkannya."

Proses ini, yang kita sebut dari nol menjadi pahlawan, adalah sebuah proses yang sangat sulit dimana hanya sedikit orang yang berhasil melewatinya. Hugo mengetahui bahwa ia akan menghadapi banyak ujian dan kesulitan dalam jalannya memperbaiki automatonnya. Sekalipun begitu, Hugo tetap melakukannya dan pada akhirnya ia sukses dalam melewati jalan yang ia pilih. Bagi saya, perkembangan inilah yang harus dimiliki oleh setiap orang, karena ia mendidik kita tentang arti hidup yang sebenarnya. .

Buku ini, yang meluluhkan pembatas di antara pembaca muda dan tua, mampu memuaskan dahaga penggemar literatur dengan cerita yang menarik dan pesan-pesan yang ia kandung dengan sangat baik. Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Ambil bukunya, dan nikmati ceritanya!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun