Kembali menilik kilas balik beberapa tahun ke belakang dimana kita dalam kondisi berada pada pandemi covid-19, tentu banyak hal terjadi mulai dari perubahan cara hidup dan adanya dampak buruk yang tidak bisa dicegah ataupun dihindari.Â
Salah satu dampak yang paling terasa semasa pandemi yakni dimulai dari segi pendidikan, segi ekonomi yang tentu salah satunya berdampak pada adanya perilaku konsumtif masyarakat yang semakin marak.
Hal-hal yang menyebabkan perilaku konsumtif pada masyarakat meningkat, benarkah sejak adanya pandemi?Â
Perilaku konsumtif masyarakat semakin tumbuh semenjak adanya pandemi covid-19 dua tahun lalu hingga kini. Adanya e-commerce yang semakin merajalela untuk membantu masyarakat berbelanja dari rumah semasa pandemi inilah yang menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif masyarakat.Â
Perilaku konsumtif masyarakat disini yang dimaksud adalah suatu bentuk gaya hidup yang dimana lebih mengatasnamakan gengsi daripada kesederhanaan dalam hidup. Yakni banyak sekali masyarakat yang membeli berbagai barang hanya untuk kebutuhan sosial atau gengsi bukan karena adanya kebutuhan konsumsi yang dibutuhkan. Perilaku konsumtif ini lebih mengarah pada kegiatan konsumsi tanpa batas tertentu.Â
Pada akhirnya, kondisi tersebut menjadikan bangsa modern sebagai ciri khas hidup mereka yang didukung dengan kondisi pandemi. Seperti yang dikatakan oleh seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) Dr. Wisnu Wibowo yang mengatakan bahwa aturan WFH dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di sejumlah wilayah menyebabkan pola perilaku konsumsi masyarakat berubah.Â
Menurutnya lagi, hal tersebut banyak dipengaruhi oleh bergesernya aktivitas luar jaringan (luring) menjadi dalam jaringan (daring) setelah adanya pandemi.
Hal-hal tersebut lah yang dimanfaatkan kembali oleh para perusahaan di bidang e-commerce, online shop, serta para pebisnis online untuk berlomba-lomba dalam memasarkan segala jenis produk mereka dengan berbagai bentuk kemasan menarik serta dengan berbagai macam metode pemasaran, yang memunculkan sikap konsumsi yang berlebih.Â
Selain itu, dengan adanya layanan-layanan online tersebut dinilai dapat membantu belanja daring yang berhasil menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan aman, mudah, dan cepat.Â
Gaya hidup masyarakat era modern mengutamakan gengsi dibanding nilai kebutuhan
Seorang komentator politik dan sosiolog terkenal, Jean Baudrillard, mengemukakan bahwa konsumsi masyarakat era modern lebih mengutamakan gaya hidup tanpa melihat fungsi dan tujuan konsumsi Aktivitas jual beli yang didorong kebutuhan gaya hidup tanpa melihat nilai dari kebutuhan itu sendiri merupakan penyakit sosial baru yang berbahaya bagi masyarakat modern saat ini. Akibat buruk dari perilaku yang tidak dapat dikontrol ini adalah berhutang atau menghalalkan segala cara, seperti merampok, mencuri dan sebagainya.Â