Mohon tunggu...
Jeanino Martin
Jeanino Martin Mohon Tunggu... Guru - Berbagi ide dan pemikiran

Seorang yang dapat mengekspresikan pemikirannya lebih baik dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diubah dan Diperbaharui

6 April 2021   21:28 Diperbarui: 9 April 2021   15:21 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Wabah Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 dan masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020 telah menimbulkan berbagai kesulitan, kekecewaan, maupun kesedihan pada banyak orang. Hal ini karena Pandemi menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan atau penghasilannya berkurang, industri melemah atau bangkrut, dan angka kematian meningkat tajam.

Tapi selain itu tak bisa dipungkiri bahwa Pandemi ini juga membawa berkat tersendiri walaupun bukan dalam bentuk materi, diantaranya keluarga yang dapat berkumpul sepanjang hari, orangtua yang dapat melihat langsung kegiatan pendidikan anak-anaknya, istri/suami yang dapat melihat langsung aktivitas pekerjaan pasangannya sehingga lebih memahami seluk-beluk pekerjaan pasangannya. Selain itu walaupun di satu pihak industri yang menurun mengakibatkan jatuhnya perekonomian dunia, tapi di lain pihak hal tersebut telah jauh mengurangi kadar polusi, baik polusi tanah, air, maupun udara.

Saat melihat kembali perjalanan saya selama satu tahun terakhir; mulai saat masa karantina diberlakukan selama kurang lebih tiga bulan yaitu sejak bulan Maret sampai bulan Mei 2020, kemudian saat awal memasuki tatanan hidup baru (the new normal), sampai saat ini setelah vaksin ditemukan dan mulai diberikan pada masyarakat; saya memetik pelajaran yang sangat berharga yaitu untuk bertahan terhadap perubahan yang terjadi, kita pun harus bersedia diubah dan diperbaharui.

Bagi saya pribadi, Pandemi COVID-19 telah membawa berbagai bentuk perubahan pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan keseharian saya. Tidak saya pungkiri bahwa berbagai perubahan tersebut menimbulkan rasa cemas dan was-was pada diri saya, tapi saya juga belajar banyak hal yang positif. Berbagai  perubahan tersebut telah membangun saya sehingga saya diubah dan diperbaharui bukan hanya dalam hal-hal yang kasat mata, seperti aktivitas dalam keseharian saya, tapi juga dalam hal-hal yang tak kasat mata, yaitu nilai-nilai kehidupan dan kebajikan.

Perubahan pertama yang saya alami sejak Pandemi mulai merebak adalah pandangan tentang pentingnya menjaga kesehatan. Protokol kesehatan yang diterapkan telah membentuk saya menjadi semakin memperhatikan kebersihan dan kesehatan diri dan keluarga. Puji Tuhan sampai saat ini saya dan keluarga masih diluputkan dari penyakit karena virus COVID-19, tapi saya paham bahwa setiap orang bisa saja menjadi OTG (orang tanpa gejala) dan secara tidak sadar menularkan virus tesebut ke orang lain yang lebih rentan, seperti orang sakit dan kaum manula. Karena itu, selain menerapkan protokol kesehatan dalam keseharian, saya juga semakin memperhatikan jenis asupan makanan/minuman dalam konsumsi kami sekeluarga sehari-hari. Protokol kesehatan semenjak Pandemi ini telah memperbaharui pandangan saya tentang kebersihan dan kesehatan, yang membuat saya lebih memperhatikan pola hidup yang bersih dan sehat bagi saya dan keluarga.

Perubahan berikutnya yaitu pandangan saya mengenai keutamaan keluarga. Sebelum pandemi, kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga sangat terbatas. Biasanya kesempatan itu ada pada akhir pekan dan libur hari-hari besar. Pada hari kerja, waktu terpakai untuk kegiatan keseharian dari masing-masing anggota keluarga, seperti belajar, bekerja, atau mengurus rumah, sehingga kesempatan bagi antar anggota keluarga setiap harinya untuk berkumpul sangat minim atau mungkin tidak ada sama sekali. Hal ini ditambah lagi dengan waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari rumah ke sekolah atau tempat kerja, atau sebaliknya, yang semakin meminimalkan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga setiap hari.

Tapi hal tersebut berubah sejak Pandemi. Anak-anak yang bersekolah secara daring, demikian juga sebagian besar orangtua yang bekerja secara daring dari rumah atau dikenal dengan istilah "work from home" (WFH), telah memberikan lebih banyak kesempatan bagi banyak keluarga untuk melakukan berbagai hal bersama. Kalau sebelumnya waktu keseharian cukup tersita untuk perjalanan dari rumah ke sekolah atau tempat kerja, atau sebaliknya, saat pandemi waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan menjadi lebih singkat atau sama sekali tidak ada. Jadi waktu yang masih "tersisa" setelah jam belajar atau jam kerja berakhir setiap harinya dapat digunakan oleh keluarga untuk melakukan berbagai kegiatan bersama-sama, seperti makan malam, berolah raga, dan lain sebagainya.

Saya dan keluarga sangat diberkati Tuhan dalam pembaharuan nilai tentang keutamaan keluarga. Sejak pandemi, kami sekeluarga lebih sering melakukan berbagai hal bersama, walaupun hal-hal sederhana seperti makan malam, bermain dengan hewan peliharaan kami, bernyanyi dan bermain musik, atau sekedar menonton acara televisi bersama-sama. Karena tidak perlu menunggu sampai akhir pekan atau hari libur untuk bisa meluangkan waktu bersama, kami jadi terbiasa untuk melakukan beberapa hal bersama hampir di setiap hari, seperti makan siang dan makan malam. Terkadang kami bahkan merasa tidak nyaman kalau salah satu anggota keluarga tidak ikut saat makan siang atau makan malam bersama. 

Kami juga punya kesempatan untuk saling berbagi hati, baik antar suami dan istri, maupun kami sebagai orangtua dengan anak kami. Hal ini membuat kami semakin memahami, dan dapat lebih saling mendukung dan saling melengkapi satu dengan lainnya. Semuanya itu mengingatkan saya akan pentingnya kesatuan antar anggota keluarga sebagai bentuk terkecil dari gereja, untuk bersatu sebagai satu tubuh Kristus, sebagaimana yang tertulis dalam surat 1 Korintus 12: 12 

"Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus".

Perubahan lainnya yang juga penting adalah pembaharuan mengenai pentingnya untuk terus belajar dan memperlengkapi diri. Sebagai seorang tenaga pendidik, Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan dalam keseharian saya sebagai seorang guru. Aktivitas pembelajaran yang dilangsungkan secara daring sangat menuntut kemahiran dalam menggunakan berbagai teknologi pembelajaran secara daring. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun