Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kerja, Cuti, "Nyakit"

3 Juni 2021   16:30 Diperbarui: 4 Juni 2021   11:22 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hikayat Pekerja "Nyakit"

"Maaf Pak, semalam mendadak demam izin tidak bisa masuk kerja hari ini", demikian terdengar suara lirih dari ujung telepon saat seorang pekerja meminta izin kepada atasannya. 

Namun anehnya hal ini adalah kesekian kali dari beberapa "harpitnas" atau hari terjepit nasional yaitu libur kejepit. Hanya karena ingin memperpanjang libur diantara hari kerja dan hari libur nasional tak jarang tipikal karyawan "nyakit" ini selalu memberi alasan untuk tidak masuk kerja. Dan cara memanipulasi diri yang sangat beralasan adalah dengan menyatakan diri kurang fit, tidak enak badan, demam, batuk, flu, pilek, atau sakit lainnya. Alasan yang paling manusiawi agar diberi izin adalah dengan cara pura-pura sakit. 

sumber : istockphoto
sumber : istockphoto
Berbeda jauh dengan tipikal pekerja sebelumnya, tanggungjawab moral yang kurang dan beberapa penyebab lain adalah karena peran atau posisi yang diberikan kepada salah seorang karyawan yang tidak memadai. Merasa diri tidak diperhatikan atau sebuah pembangkangan karena demosi, dan yang lain adalah memang perusahaan tetap memelihara seorang pekerja bermental "toxic".

Tak jarang para pekerja seperti ini justru menghabiskan banyak waktu permisi atau izin di hari kerja dimana orang lain berjibaku untuk meningkatkan kinerja terbaik bagi perusahaan. Namun tak jarang pula sistem yang ada tak bisa memberi efek jera kepada pekerja nyakit dengan program mumpuni. Tersus berlanjut dan bisa berdampak buruk bagi karyawan lain.

Fenomena antara bekerja efektif, pendelegasian wewenang dan pelaksanaan cuti kepada pekerja atau karyawan dibutuhkan sistem yang terorganisir dengan baik. 

sumber :creaproject.co.id
sumber :creaproject.co.id
Keseimbangan antara bekerja dan kemudian beristirahat dengan liburan baik sendiri ataupun dengan keluarga sudah menjadi kebutuhan yang wajib terpenuhi oleh perusahaan. Perusahaan ternama di dunia bahkan mewajibkan karyawan mengambil cuti tahunan dan juga memberikan kompensasi uang cuti. Beberapa diantaranya memberikan khusus uang jajan bagi karyawan yang "ditugaskan" cuti karena sembari mencari pengalaman dan pengamatan khusus kebelahan dunia lain untuk kemudian membuat sebuah laporan cuti yang berisikan ide, gagasan, dan terobosan yang berguna bagi peningkatan kinerja perusahaan.

Momen cuti adalah waktu terbaik pula mencari "pejabat pengganti" yang kapan saja bisa menggantikan posisi atau pejabat yang sedang berlibur dengan memberi amanat sebagai pejabat pelaksana. Atau juga sebagai salah satu alat kontrol terhadap pekerjaan yang selama ini dikerjakan oleh pejabat yang sedang cuti. 

Apakah didapati sebuah kesalahan karena hanya orang yang sama yang terus mengerjakan. Pelaksanaan cuti juga salah satu momen evaluasi dan koreksi terhadap adanya penyimpangan yang bisa saja terjadi baik disengaja atau karena kekhilafan semata.

Medan, 3 Juni 2021

-Jesayas Budiman Surbakti-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun