Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Adalah Sebuah Esensi Kehidupan

11 April 2021   12:53 Diperbarui: 26 April 2021   06:28 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : blogspot.com

Banyak komen atau opini pasca pengumuman K-Rewards Maret oleh admin Kompasiana beberapa waktu yang lalu. Sebagai salah satu warga Kompasiana saya juga cukup terkesima dan dengan bahasa lain juga sedikit kecewa. Mengapa?

Ternyata eh ternyata serasa kemampuan diri menulis telah di titik puncak untuk mengerahkan segala daya memproduksi tulisan dengan cerita yang bombastis untuk menarik para pembaca dan juga tentunya mengejar titel lain yang bergengsi seperti artikel headline dan pilihan namun hasilnya belum menggembirakan baik secara keterbacaan maupun reward yang diterima.

Ternyata tujuan awal ini yang sebenarnya adalah jadi masalah!

Sebuah mindset yang terselewengkan dari tujuan mulia. Menulis adalah esensi, sebuah hal yang pokok, sebuah ideologi. 

Layaknya sebuah ideologi maka menulis adalah sebuah hakikat dan didalamnya terkandung nilai-nilai kehidupan. Terjebak pada tujuan popularitas, maestro, pakar atau label lainnya membuat ideologi seorang penulis menjadi kabur dan kehilangan arah. Meskipun ganjaran akan sebuah karya tulis di beberapa negara maju adalah berada pada ruang yang maha tinggi dan sangat dihargai baik secara materi maupun non materil. Tidak perlu menampilkan siapa-siapa mereka yang dari karya tulisannya juga menghidupi bahkan menjadi jutawan dan milyarder.

Daripada melihat label jutawan atau milyarder (kerjaan bodoh menghitung rejeki orang lain) dan tentunya disanjung sebagai penulis hebat, saya terfokus kepada mereka dan mencari tahu mengapa bisa berlabel penulis yang hebat. 

Apakah mereka adalah seorang yang secara ilmiah menciptakan formula khusus menjawab terhadap permasalahan-permasalahan hidup? Atau apakah mereka terlahir sebagai “seorang diri” dengan pemikiran “istimewa” dengan label “pencipta”? Istimewa karena sangat orisinil dengan pemikiran dan pengetahuan layaknya seorang professor dengan ide dan gagasan yang termutahir? 

Pencipta hal atau benda yang benar-benar baru dan sama sekali belum ada manusia yang pernah membuatnya sebelumnya? Saya pastikan tidakTidak ada sama sekali, termasuk yang ngaku profesor siapapun di Kompasiana ini"Macam betol aja!"aksen anak Medan menyebutkannya.

Banyak sekali tulisan atau buah karya menulis sekalipun dengan judul atau tema yang sama yang dilahirkan namun berbeda feedback atau tanggapan dari setiap pembaca. Beberapa kesempatan bila membaca setiap headline atau artikel utama yang terpampang di Kompasiana, yang bila saya atau anda menilainya akan berbeda pendapat atau “rasa” yang akan kita dapatkan. Bahkan pada banyak artikel yang saya baca isinya juga biasa-biasa saja, kuno, bahkan (maaf) basi.

Pikiran berkata saya juga bisa membuat topik yang serupa. Fakta berbicara artikel tersebut adalah headline. Terlepas dari penilaian berikut parameter yang dibuat admin sebagai garda terdepan dan menjadi wasit untuk menilai sebuah tulisan di Kompasiana, bagi saya mungkin anda juga, akan terheran-heran mengapa jerih lelah pikiran atas tulisan yang dibuat tidak diganjar sama.

Lagi-lagi tulisan adalah sebuah esensiada rasa dan punya roh.

sumber : dokpri JBS
sumber : dokpri JBS
Itu yang mungkin membedakannya. Mau disadur atau mengutip dari sumber lain dengan menyebutkan sumber tulisan maupun tidak, atau dalam hal yang ekstrim hasil jiplakan sekalipun, bagi saya pribadi itu adalah karya! Dihormati dan tidak perlu sinis. Silahkan saja mengekor seperti penulis tersebut.

Bahkan artikel saya oleh siapapun boleh mengkudeta, melegitimasi dan mengklaim itu adalah artikel atau buah karya tulisannya untuk ditampilkan dimanapun tanpa izin apapun dari saya. Sah dan tak perlu risau. 

Karena bagi saya tulisan yang terpenting adalah buah karya yang pernah dikecap dan dirasakan menjadi pengalaman pribadi dan bukan sebatas kata-kata. Menulis adalah membantu dan membuat derajat orang lain menjadi lebih baik.

Ingat Tuhan saja tidak pernah meminta izin kala kita dengan gampangnya mengutip firman atau titahNya. Tidak sedikit tulisanNya juga menjadi tameng bahkan dijual buat kepentingan diri saja.

Menulis adalah hak semua dan demikian pula respon atau komentar dari semua yang membaca. Tidak perlu iri dan banyak perlawanan bila kemudian tujuan akhirnya adalah terkait “keterbacaan” apalagi reward. Mungkin lebih baik merenungkan diri mengapa terkadang sebuah obyektivitas terpatahkan dengan sebuah subyektivitas. Hal yang dari dulu sampai sekarang yang menjadi pembeda bahkan menjadi bahan diskusi tiada akhir.

Ayo Terus Menulis! Tetap Semangat...

Medan, 11 April 2021

Dari Anak Medan Yang Sedikit Sadis Tapi Bukan Sinis. Apalagi Cuman Mengejar Kata Populis dengan Cara Tak Etis! 

--JBS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun