Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Emansipasi Kaum Wanita, Kegagalan Kaum Pria?

5 April 2021   16:40 Diperbarui: 6 April 2021   12:29 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sang "Iron Lady"

“Jika kamu ingin berdebat, tanya lelaki. Jika ingin segala sesuatunya beres, tanya perempuan”                                                                                 

(“Iron Lady” - Margaret Thatcher Perdana Menteri Britania Raya 1979– 1990)

sumber : spectator.co.uk
sumber : spectator.co.uk
Pada era modern, dalam catatan saya terhadap buah hasil emansipasi wanita adalah terwujud dengan keberadaan Sang “Iron Lady”, Margaret Thatcher. Seorang wanita di era ’80an sampai dengan ’90an yang hampir menjadi sorotan dunia dengan tampil di media cetak mapun elektronik. Perdana Menteri yang tidak sekadar menjadi perdana menteri wanita pertama di Inggris, namun juga pemimpin wanita pertama di benua Eropa yang paling berpengaruh pada saat era perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Sederatan kata pertama dan prestasi dari seorang wanita besi ini, menjadi perdana menteri pertama yang mampu menang tiga pemilihan berturut-turut di abad ke-20. Kemudian, ketika dia pensiun pada 1990, dia menjadi perdana menteri dengan jabatan terlama di Inggris. Di tangannya, Thatcher merevolusi perekonomian Inggris menjadi liberal, dan menjadi pemimpin terkenal sejak Winston Churchill. Sebuah kesetaraan antara hak dan kewajiban yang menurut saya diperoleh dan dilalui dengan perang yang berdarah-darah yang jauh dari kemampuan seorang “dewa” atau kaum pria sekalipun. Bahkan menurut analisa saya, Margaret Thatcher adalah seorang pria yang terbungkus dengan baju blazer. Terlahir sekali mungkin sepanjang dunia diciptakan.

Sebagaimana pernyataan yang terkenal dari dirinya diatas, seolah-olah hendak mengatakan bahwa keberadaan kaum pria hanya memiliki kemampuan berwacana atau cuman kata-kata sedangkan dalam pengambilan keputusan atau aksi nyata sepertinya hanya omong kosong belaka. Dan bila yang menjadikan pembeda adalah perang dengan banyak korban, maka secara nyata namun tidak langsung si wanita besi ini ibarat seorang panglima perang kerajaan Inggris dengan kenderaan lapis baja Tank “Challenger” diapit dengan “T-90” Presiden Gorbachev (Uni Soviet) dan “Abrams” Presiden Reagan (Amerika Serikat). Sebuah bentuk eksistensi dari emansipasi wanita ditengah hiruk-pikuk hegemoni kaum pria.

Belajar dari catatan diatas maka harapan dan perwujudan Hari Kartini yang akan kita rayakan setiap tahun demi tahun akan memunculkan Kartini-Kartini baru yang dapat mewujudkan wanita Indonesia yang utuh dan otentik. Wanita yang sejatinya adalah ibu bagi semua umat manusia, yang adalah sumber kehidupan. Bahkan menjadi seorang Ayah saat kondisi memaksa bagi anak-anaknya. Yang tetap setia dengan kodratnya dan menjadi penolong bagi setiap kaum pria tanpa termanipulasi oleh keserakahan dan nafsu rendah kekuasaan serta kesombongan dunia.

Maju terus wanita Indonesia, budi bakti dan keikhlasanmu akan menjadi bukti kami layak bersandar padamu.

Salam hangat selalu dari seorang pria, juga seorang ayah dengan seorang putera dan dua orang puteri.

Medan, 5 April 2021

--JBS—

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun