Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bosannya Sebuah Basa-Basi!

26 Maret 2021   09:03 Diperbarui: 26 Maret 2021   10:32 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita pernah mendengar sebuah slogan iklan “Bukan Basa Basi”. Sebuah kata yang berisikan pertanyaan yang sesungguhnya tahu jawabannya. Bagi saya yang terbiasa lebih mengutamakan ke inti percakapan terkadang menjadi garing dan membosankan. Karena tidak tahu mau nanya apa, kikuk dan biar gak mati pembicaraan jadi nyeleneh atau ngelantur bertanya yang sama-sama tahu jawabannya.

Banyak kata basa-basi yang sering kita dengar dalam percakapan baik di kantor, rumah, atau saat bertemu dengan orang baru bahkan teman lama sekalipun. “Lagi ngapain?”, “Sudah makan?”, “Anggap aja di rumah sendiri”, “Kitakan bukan siapa-siapa”, dan macam lainnya. Terlalu sering mendengarnya sampai benar basi mendengarnya. Sepertinya sangat ramah tapi sesungguhnya terlalu merendahkan rasa-rasanya dan bahkan begitu banyak membuang waktu. Tidak efektif!

Memulai komunikasi yang efektif sebenarnya banyak teknik dan cara yang digunakan tanpa menghilangkan makna pesan inti dari sebuah hubungan. Namun kebiasaan bahkan tradisi seperti itu kurang berterima di banyak kalangan masyarakat. Orang-orang menganggap sebuah komunikasi langsung ke inti persoalan dianggap sebagai orang sombong dan terlalu formal. 

Basa-basi terkadang menjadi sebuah pendahuluan yang menjadi bumbu percakapan dan ujung-ujungnya pesan inti tidak tersampaikan. Putar sana-sini ngalor-ngidul keburu waktu sudah mepet inti pesan berakhir tanpa ada kesimpulan.

Dalam banyak kesempatan bahkan sebuah basa-basi yang justru menjadi inti dari pesan. Dan tidak sedikit yang menjadi tersisa dalam pikiran dari penerima pesan sehingga menyimpulkan bahwa pertanyaan basa-basi dieksploitasi untuk kemudian dikaji secara ilmiah. Bila sebuah lontaran kata basa-basi disampaikan oleh seorang subyek ternama atau seorang public figure akan menjadi berbeda dan beberapa kasus menjadi trending topic. Hal yang aneh dan terkesan sengaja untuk dibahas sehingga bagi orang-orang menganggap serius dan tidak sedikit menjadi berita yang menggurita. 

Seperti rol lensa kamera yang sangat tergantung digunakan oleh si pemilik kamera sehingga bisa membuat makna atau pesan utama menjadi bias. Bias menerima pesan, sumir dalam pembahasan bahkan salah dalam menarik kesimpulan.

Dampak dari kata basa-basi bahkan meraup begitu banyak keuntungan di era medsos bahkan di masa pandemi dengan begitu banyak orang mengakses dunia maya. Basa-basi ngeri-ngeri sedap untuk dibahas terus kemudian membuang banyak waktu, energi, emosi dan juga duit. Cukup efektif bagi sang sutradara yang telah melontarkan dan menaikkan ke permukaan. Setelah riuh sang sutradara pergi, para pemain menjadi linglung.

Dalam dunia kerja tidak jarang pada rapat formal sekalipun hal ini sering terjadi. Pesan demi pesan tersampikan untuk mencari sebuah keputusan, alternatif lain dan hasil terbaik namun kerap kali pada ujungnya menjadi sebuah basa-basi. Hanya sekedar wacana dan kemudian tidak pernah tereksekusi sesuai dengan harapan. Alhasil basa-basi tetap hanya sampai tataran kesopansantunan tapi bukan mencari solusi. Sungguh capek dan melelahkan!

Ocehan dari seorang BTL“Batak Tembak Langsung”.

Salam dan Selamat Pagi.

--JBS--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun