Mohon tunggu...
M Rosyid J
M Rosyid J Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Researcher di Paramadina Public Policy Institute

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebutuhan Primer Baru

1 Februari 2011   15:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_88507" align="alignleft" width="240" caption="ilusrasi (www.pasarkreasi.com)"][/caption] Aduh gue ketinggalan hp aduh gmana nih wah, ga bisa ngapa-ngapain nih... hah? Ke laut aja deh... Globalisasi kini memang jadi makhluk yang menjelma menjadi buah bibir di mana-mana. Globalisasi, ditunjukkan oleh terhubungnya orang-perorang di mana pun, kapan pun. Pertukaran informasi juga kini tak mengenal batas wilayah lagi. Yang dari Amerika bisa ketemu orang di Indonesia langsung dalam satu waktu. Yang dari Indonesia bisa langsung ketemu nyokap-nya yang lagi haji di Arab sana. Salah satu wujudnya adalah adanya hp alias handphone. Sejak telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell (1871-1922), pada 1876, perkembangannya begitu pesat. Hingga kini, berbagai teknologi telah membuat telpon berevolusi menjadi hp. Bahkan, dengan teknologi yang ada, hp kini bukan hanya untuk berbicara, tapi juga dilengkapi kamera lalu internet, dan lain-lain . Semua orang jadi bisa ngemeng sepuasnya di mana saja dengan hp. Hp seakan menghubungkan kita dengan orang lain meski di lain tempat. Hp juga mempermudah sesorang untuk mencari keberadaannya. Ya kali aja ada urusan penting kan? Nah, inilah yang membuat hp menjadi barang penting. Kadang kalau pas hp ketinggalan, wow, bingungnya setengah mati. Ah, yang bener, Mas? Ya, ini karena kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi sangat penting. Hp seperti jadi nyawa kedua di dunia kedua. Kalau dunia yang kita tempati ini tuh dunia pertama, nah dunia kedua adalah dunia maya dimana tak ada batasnya. Jadi maklum kalau pas hp ngga dibawa bisa kayak kebakaran jenggot (Ngga segitunya kaleee…). Ya apalah terserah. Tapi yang jelas seperti kayak lagunya Anang Hermansyah, 'Separuh jiwaku pergi.... ' memang agak mendramatisasi, tapi kalau mau merenungkan, ya memang kayak gitu. Terus, jadilah sekarang kebutuhan primer itu bukan hanya sandang pangan papan, tapi tambah satu, jadi "sandang pangan papan dan .... handphone". (Kok aneh ya...memang, kok jayus ya, ....biarin) Tak ada sebuah pelajaran yang saya sampaikan kai ini. Ya FYI aja, alias for your information, alias asal elo tahu aja... Hehe Ya, inilah faktanya. Hp sudah jadi konsumsi publik. Siapa yang tak punya hp ya sedikit merasa terkucilkan. Tapi bukan maksudku untuk bilang kalau kamu harus punya hp. Ya kalau enjoy tak tanpa hp yang sudah. Toh juga ini hanya alat bantu untuk berkomunikasi. Perasaan dulu jaman nenek moyang elo juga biasa-biasa aja... Apalagi, hp kini sudah dilengkapi berbagai fasilitas termasuk internet. Ya jadinya bisa pesbukan atau juga ym-an lewat hp. Ya buat eksis-eksisan aja. Haree genee gitu lho… Tapi, sayang, sekarang hp jadi bahan gengsi. Katanya yang ngga punya hp adalah yang ngga gaul. Apalagi sekarang ada yang namanya BB (Ngerti ngga lo? He-he). Semakin kompleks saja. Tapi mari kita luruskan. Yang tidak bisa beradaptasi dengan globalisasi itulah yang ngga gaul. Memang hp jadi salah satu indikator, tapi yang jelas itu bukan satu-satunya.(*) baca juga tulisan ini di blogku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun