Mohon tunggu...
Jay
Jay Mohon Tunggu... Konsultan - Apa yang beda dan bedanya apa?

Saya adalah orang yang tak sombong karena saya selalu menunduk. Karena kebanyakan orang lebih pendek dari saya. Mahluk kasat mata yang bekerja sebagai konsultan bagi orang-orang gabut, profesional dan cenderung dinilai ahli dalam bersantai. Pernah ditunjuk oleh Presiden dari televisi waktu saya sedang nonton. Ayah dari Ayah saya namanya kakek dan Ibu dari Ibu saya namanya nenek. Terlahir dari rahim seorang ibu yang dulunya adalah anak dari Ibu dan Bapaknya. Pengalaman saya pertama kali lahir ke bumi sangat tidak menyenangkan, karena baru saja menghirup udara, saya sudah dikangkangi ibu saya sendiri. Tapi walaupun begitu, saya tetap cinta kepada ibu saya, karena tidak ada lagi yang mencintai saya pada waktu itu. Tak banyak cerita dari saya karena saya memang tidak banyak bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Pembalap Jalanan dan Kereta Api

15 Juli 2019   16:28 Diperbarui: 15 Juli 2019   16:35 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NOTE: JANGAN TIRU CERITA INI, BAIK SEBAGIAN ATAU SEPENUHNYA!

Seorang pembalap motor jalanan hari ini kembali melancarkan aksinya. Tak puas rupanya setelah kemarin malam ia menantang dan menang adu balap dengan pengendara lainnya dalam hal adu cepat di jalanan. Kali ini, ia bertekad mencari "mangsa baru" untuk ditaklukkan dan dimasukkan dalam daftar panjang kendaraan yang berhasil dikalahkannya.

Mulai dari roda dua, empat, enambelas, dari merk A sampai Z, semua sudah takluk dilibas olehnya. Sampai suatu ketika, ia menemukan lawan sepadan, yaitu kereta api.

Mulailah si pembalap mencari lawannya ini, dan kebetulan sekali, trek didepan si pembalap adalah  jalur bebas yang waktu itu kondisinya lumayan sepi dan pas pula bersebelahan dengan stasiun dan lajur kereta. Si pembalap dengan sombong menatap masinis, sambil menggeber-geber motornya. Si masinis yang nampak santai membalas dengan klakson panjang, tanda ia menerima tantangan si pembalap.

Tak lama berselang, keduanya langsung tancap gas setelah semboyan lima diberikan oleh stasiun.
Pembalap menancap gas sekuatnya, dan kereta api dengan santai mempercepat lajunya.
Pembalap kelihatan unggul, namun kereta api dengan cepat menyusul.
Pembalap mengganti gigi, tetap kereta api bergerak pasti mengikuti.
Ketika mencapai kecepatan tertinggi, ajaibnya kereta api masih dapat membayangi.

Hingga si pembalap kesal, dan ia-pun terbesit untuk melakukan teknik untuk menambah kecepatan, yaitu menunduk, ala ala pembalap MotoGP.
Benar saja, ketika ia menundukkan tubuhnya, kecepatan motornya langsung naik drastis, dan kereta api-pun tertinggal jauh di belakang.
Si pembalap pun senang karena merasa telah menang melawan kereta api, dan ia tetap melaju kencang sambil sesekali tertawa lepas dan melihat ke belakang.
Namun, tak disangka, dari spion kendaraan, tiba-tiba kereta api datang melaju secepat kilat mendahului si pembalap, lalu tak nampak lagi. Si pembalap terkejut, lalu menghentikan motornya.

Mengapa bisa demikian?
Ternyata masinis meminta semua penumpang untuk menunduk.
Kalau satu orang menunduk saja kendaraan bisa menjadi lebih cepat, apalagi kalau semua penumpang di satu kereta ikut nunduk?

-Sekian-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun