Mohon tunggu...
Jayan Nusantara
Jayan Nusantara Mohon Tunggu... -

Berkelana ke negeri tetangga menuntut ilmu, sambil memotret berbagai sisi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fenomena Pengalihan Dukungan Tokoh-tokoh Politik

21 Mei 2014   09:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_337363" align="aligncenter" width="533" caption="Ilustrasi koalisi parpol pendukung pasangan capres-cawapres"][/caption] Resmi sudah pasangan Capres dan Cawapres yang akan bertarung di Pilpres 9 Juli mendatang. Jokowi yang selalu membuat penasaran berbagai pihak, termasuk kalangan wartawan mengenai pasangan politiknya akhirnya tersingkap sudah. Begitu juga dengan Prabowo yang di hari – hari terakhir mendapatkan tarik ulur untuk berpasangan dengan Hatta Rajasa akhirnya berkesudahan dengan indah. Prabowo – Hatta dan Jokowi – JK merupakan kontestan resmi untuk Pilpres 2014 ini. Namun selesainya proses ‘perjodohan’ ini menyisakan fenomena yang menarik, yakni berpindahnya dukungan para tokoh dan figur dari partai politik tertentu kepada 2 pasangan calon ini. Dari kubu PKB dan Partai Hanura, setidaknya ada Mahfud MD, Rhoma Irama, dan Hary Tanoesudibjo yang secara resmi mendukung pasangan Prabowo – Hatta. Sedangkan di poros politik sebaliknya, dari Partai Golkar setidaknya ada Luhut Panjaitan, Paskah Suzetta, dan Indra J Piliang beserta para barisan kaum muda dari Partai Golkar yang justru mendukung Jokowi - JK. Dari fenomena ini sebenarnya menarik untuk dianalisis lebih mendalam, di mana apa sajakah alasan ideologis, strategis, dan pragmatis para tokoh dan figur parpol memindahkan dukungan politiknya yang justru berseberangan dengan keputusan partai mereka bernaung? Saya akan membahasnya di uraian-uraian selanjutnya, namun berdasarkan analisis yang sudah saya lakukan di paper terpisah terlihat bahwa dampak besar atas perpindahan dukungan dari tokoh dan figur ini hanya terjadi kepada pasangan Prabowo – Hatta. Mempertimbangkan hal ini, maka di uraian-uraian selanjutnya tidak akan dibahas dampak perpindahan dukungan yang tidak signifikan. [caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="KOMPAS/YUNIADHI AGUNG, KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO"]

[/caption]

Gerbong Rhoma Irama Rhoma Irama walaupun menurut beberapa elit PKB tidak berkontribusi besar dalam peningkatan suara signifikan yang diperoleh PKB namun nyatanya berdasarkan penjabaran hasil survei menunjukkan bahwa Rhoma Irama memiliki peran besar dalam perolehan besar dari suara milik PKB. Rhoma yang dari tahun 2013 kemarin sudah digadang-gadang oleh Cak Imin dan PKB untuk menjadi Capres akhirnya jasanya tidak dihargai dan justru dilupakan oleh PKB. Alasan inilah yang membuat Rhoma berpaling dari PKB dan pasangan Jokowi - JK ke pasangan Prabowo – Hatta. Bagaimana dampak perpindahan dukungan ini di Pilpres mendatang? Belum ada survei mengenai hal ini, namun mempertimbangkan fenomena Pileg 9 April kemarin, maka banyak suara PKB yang akan dibawa lari oleh Rhoma ke pasangan Prabowo - Hatta. Hal ini tidak terlepas dari betapa loyalnya pengikut Rhoma kepada Rhoma. Diprediksi loyalis Rhoma yang jumlahnya lebih dari 2 juta suara akan berpindah dari PKB ke pasangan Prabowo – Hatta. Loyalis Rhoma berasal dari kalangan agama dan pecinta seni dangdut tersebar di berbagai daerah di Indonesia, mulai Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan kawasan Indonesia timur lainnya. Khusus untuk Sulawesi dan kawsan Indonesia timur, pengaruh Rhoma ini sangat penting untuk menurunkan suara JK yang berasal dari Sulawesi dan yang biasanya didukung oleh suara dari kawasan Indonesia Timur. Pendukung Mahfud MD Mahfud MD yang merupakan tokoh nasional dengan integritas tinggi tidak perlu diragukan lagi kapabilitasnya. Ia sukses membawa MK sebagai lembaga yudikatif yang sangat disegani di bangsa ini, juga loyal terhadap PKB di mana saat ada tawaran mengikuti Konvensi Presiden dari Partai Demokrat ia secara terus terang menolak karena masih merupakan kader aktif PKB. Mahfud dengan integritas yang tinggi saat mengubah haluan untuk tidak mendukung pasangan calon yang diputuskan oleh PKB tentu berdasarkan pertimbangan yang sangat matang. Saya sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Cak Imin dan PKB dengan Mahfud, namun  dipastikan suara PKB dalam Pileg lalu juga akan digembosi oleh perpindahan dukungan Mahfud ke pasangan Prabowo – Hatta. Jika Rhoma memiliki loyalis di Sulawesi dan Kawasan Indonesia Timur, basis masa Mahfud justru ada di Jawa dengan basis pesantren. Mahfud yang juga merupakan ustad sangat disegani oleh para pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bagi para pimpinan pondok pesantren Mahfud seolah -olah diposisikan sebagai pengejawantahan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama Islam. Oleh karena itu, ketika Mahfud memindahkan dukungan politiknya, maka para pimpinan pondok pesantren beserta para santri dan lingkungan sekitarnya juga pasti akan memindahkan dukungan ke pasangan Prabowo – Hatta. Bahkan para pimpinan pondok pesantren yang beberapa minggu lalu dikunjungi oleh Jokowi sangat mungkin untuk pindah haluan dukungan politik hanya karena Mahmud memindahkan dukungan suara ke Prabowo – Hatta. Jumlah suara ini tentu bukan main-main, di mana sangat signifikan suara yang dialihkan oleh Mahfud dari PKB ke pasangan Prabowo – Hatta. Fans Hary Tanoe Partai Hanura boleh jadi merupakan parpol dengan perolehan suara terkecil di Pileg kemarin yang lolos dari Parliementary Treshold dan menganggap bahwa Hary Tanoe tidak berperan apa-apa dalam mendongkrak suara Partai Hanura, namun bisa jadi jika Hary Tanoe tidak ada di Partai Hanura dan tidak ada dukungan MNC Media Grup ke Partai Hanura, maka Partai Hanura akan memiliki nasib yang sama dengan PBB dan PKPI. Mempertimbangan hal di atas dan juga paper ilmiah dari sebuah universitas yang dipublikasikan minggu lalu, maka Hary Tanoe merupakan Politisi kemarin sore yang memiliki pengaruh cukup kuat. Kuat di sini bisa secara langsung yang ia datangi atau para fans yang mendapatkan pengaruh dari grup media yang ia miliki. Media bagaimanapun memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan opini di masyarakat, terutama untuk kalangan dengan jenjang pendidikan yang tidak tinggi. Jumlah masyarakat dengan karakteristik seperti ini diprediksi berjumlah puluhan juta, sehingga jika Hary Tanoe menggunakan strategi yang pas untuk mendukung Prabowo – Hatta melalui grup media yang dimilikinya, maka jumlah fans tidak langsung dari Hary Tanoe yang mendukung Prabowo – Hatta sangat besar. Apakah akan ada lagi pengalihan dukungan tokoh-tokoh politik dalam beberapa hari ke depan? Bisa jadi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun