Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal Musik Jadul (3): Indonesia 1970 - 1975

10 Juni 2013   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:16 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis tentang musik Indonesia di jaman 1970-1975 ini relatif lebih mudah dibanding sebelumnya, karena tidak banyak nama yang beredar . Meskipun musik rock riuh rendah dimainkan dari panggung ke panggung, tapi belum cukup dapat kesempatan rekaman. Soal rekaman, ya musik pop tetap menjadi raja. Rekaman musik sudah mulai dikuasai oleh pita-kaset (compact cassette), yang lebih sederhana dan murah. Rekaman pake rel tape (Reel-to-reel Tapes) sudah ditinggalkan, meskipun piringan hitam (LP) beserta pemutarnya (Gramophone, Turntable) masih tetap populer karena kualitas suaranya yang lebih baik. Di masa itu, musik Pop Indonesia didominasi oleh kelompok-kelompok pemusik (group-band).  Kepopuleran Koes Plus mencapai puncaknya. Di radio tidak ada hari tanpa menyiarkan lagu Koes Plus. Puluhan bahkan ratusan hits Koes Plus muncul di jaman ini. Tapi mereka masih menyisakan celah yang cukup bagi kelompok musik lain untuk berkreasi. Grup band yang namanya melegenda sekarang ini, lahir dan besar di era 70-75 ini. Sebut saja Favourite's Group (A. Riyanto, Mus Mulyadi, Harry Toos, Is Haryanto), The Mercy's (Rinto dan Erwin Harahap, Albert Sumlang, Charles Hutagalung, Reynold Panggabean), D'Lloyd (Sam, Barce van Houten, Papang, Andre), dan tentu saja yang ini................

Panbers.

Panbers alias Panjaitan Bersaudara (Hans, Benny, Doan, Asido) lebih dikenal sebagai kelompok pengusung aliran 'sweet-sound' (sekarang, aliran musik seperti ini namanya 'melo'). Meskipun sebenarnya mereka juga punya lagu berirama rock yang pake bahasa Enggres (Jakarta City Sound), lagu-lagu mereka yang dikenal di masyarakat tetap yang melodius dan melengking seperti ini. [caption id="attachment_247920" align="aligncenter" width="238" caption="herry-lagu.blogspot.com"][/caption] Tahun 1972, dengan label Dimita Records, mereka merilis album pertama, yang meledakkan lagu "Akhir Cinta" . Sebuah lagu yang sampai kini masih sering terdengar....

*

Tidak banyak penyanyi tunggal yang mampu mencapai puncak piramida sukses di era ini. Benyamin Suaeb cukup sukses mengolah Gambang Kromong Betawi ke area pop dan dikenal secara nasional. Kemudian tercatat nama Koes Hendratmo, meskipun tidak punya lagu hits, tapi namanya cukup berkibar di panggung dan sering tampil di TVRI. Juga penyanyi pria yang ini..........

Broery Marantika.

Tampilan fisiknya yg 'macho' saat itu sungguh bikin banyak perempuan tergila-gila. Tapi suara baritonnya memang luarbiasa mempesona. Di era ini, Broery belum punya lagu yang khusus dibuat untuknya. Lagu 'Angin Malam' yang terkenal di jaman itu, ciptaan A. Riyanto yang dinyanyikan pertama kali oleh Favourite's Group. [caption id="attachment_247922" align="aligncenter" width="259" caption="songbird.me"]

1370831602750076676
1370831602750076676
[/caption] Nyong Ambon yang ini memang lebih terkenal saat itu sebagai penyanyi panggung. Dan sebagai penyanyi panggung, dia juga dikenal sering lupa syair lagu yang dibawakannya. Di acara TVRI (satu-satunya saat itu) yang menerapkan sistim siaran 'play back' (penyanyi tinggal mangap mengikuti lagu yang direkam duluan), gerak bibir Broery sering 'berantakan' karena gak cocok dengan syairnya. Tapi kejadian lucu seperti itu, tidak terjadi di panggung. Biar lupa syairnya, tapi dia ngeyel ngomel-ngomel mengikuti irama musiknya secara scat singing. Luar biasa!. Tidak banyak penyanyi Indonesia yang mampu melakukan scat singing seperti itu ( Setahu saya hanya Benyamin, Bill Saragih dan....... tentu saja Mus Mujiono). Lagu dalam video ini ciptaan Jimmy Krondes/Sid Jacobsen, pertama kali dipopulerkan oleh Earl Grant (1958), dan sering dinyanyikan Broery bersama The Pro's. Rekaman aslinya yang diiringi tiupan saksofon Pomo yang meledak ketika itu, gak ada. Yang ini adalah rekaman ulang di tahun 90an. Tapi suara Broery tetap mantaaaab.....

*

Penyanyi tunggal perempuan juga sama nasibnya dengan penyanyi pria. Meskipun nama Titiek Puspa masih beredar bersama gang Papiko-nya, dia sudah jarang menyanyi. Ada nama Arie Kusmiran, Laily Dimyati dan tentu saja yang ini................

Emilia Contessa.

[caption id="attachment_247923" align="aligncenter" width="288" caption="total.tv"]

1370831700790599219
1370831700790599219
[/caption] Dengan nama Emilia Hasan, penyanyi ini membuka kariernya ketika menjadi juara menyanyi di acara PON VII 1969 di Surabaya, pada usia yang belum genap 12 tahun. Nama Emilia Contessa meledak di tingkat nasional ketika dia sering tampil di TVRI. Suara altonya benar-benar langka dimiliki penyanyi perempuan lain di negeri ini. Aksi panggungnyapun terbilang atraktif, meskipun dia juga tidak menjadi tenar karena lagu khusus yang diciptakan untuknya. Lagu Angin November ini ciptaan Iwan Abdurrahman dan pertama kali dipopulerkan oleh Trio Bimbo...........

*

Bimbo. Kelompok yang beranggotakan Syamsuddin Harjakusumah (Sam), Darmawan Harjakusumah (Acil) danJaka Harjakusumah (Jaka) ini semula berformat trio dan sering menyanyikan lagu-lagu latin. Sedikit mirip dengan Kingston Trio di Amrik sana. Namanya semula pun Trio Bimbo. [caption id="attachment_247925" align="aligncenter" width="320" caption="hadiyanfauzan.blogspot.com"]

13708317551417223117
13708317551417223117
[/caption] Tapi seiring tren musik ketika itu yang menyukai lagu ballad yang puitis, kelompok ini pun memutar haluan. Bergabungnya Iin Parlina, sang adik, dalam kelompok ini, nama 'trio' lantas dilupakan begitu saja. Lagu Melati dari Jayagiri yang puitis, karya Iwan Abdurrahman, menjadi tonggak awal kesuksesan mereka, dan masih diingat sampai sekarang. Di era 70-75 ini, Bimbo mencapai puncak popularitas sebagai pelantun lagu ballad dan nyaris tanpa pesaing berarti.

*

Gak seru kalau gak menuliskan dangdut. Istilah ini memang muncul pertamakali di era ini. Pelopor dan sekaligus raja yang gak pernah turun tahta...... siapa lagi kalau bukan....

Rhoma Irama.

Sebagai penyanyi pop, Oma Irama tergolong penyanyi yang biasa-biasa saja. Di era sebelumnya dia berduet dengan Inneke Kusumawati, merujuk pada duet Muchsin/Titiek Sandhora yang luar biasa sukses. Sayang, kiprahnya itu boleh dibilang tidak berhasil. [caption id="attachment_247927" align="aligncenter" width="281" caption="ranting-basah.blogspot.com"]

1370831869562991477
1370831869562991477
[/caption] Tapi kemudian dia membuat suatu terobosan baru dengan memasukkan unsur rock ke dalam musik Melayu. Lagu ciptaannya Begadang, yang kemudian disebut dangdut, meledak luar biasa dan mengukuhkan namanya di blantika musik negeri ini sampai kini. Usai menjalankan ibadah haji, kemudian dia minta agar namanya ditulis sebagai Rhoma Irama...... Sayang lagu Begadang yang asli, yang populer ketika itu tidak ada di Youtube..... _____________________________________________________ Sudah ah........ selesai! Bosen nulis musik Indonesia melulu....... Dpposting di bawah naungan bendera revolusi..... eh salah ding ...@koplakyoband

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun