Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah Drupadi, Istri yang Menggugat Hak

25 Juli 2011   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:24 12097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di Karang Tumaritis, atau sering disebut Karang Kadempel, tempat Semar dan anak-anaknya tinggal, adem ayem. Waktu seakan berhenti berputar disana. Siang itu Petruk, putra kedua Semar sedang santai gak ada kerjaan. Tiduran di amben bambu di bawah pohon, masih sempat-sempatnya rengeng-rengeng (nyanyi buat diri sendiri) tembang macapat  ala mas Didi Kempot "Racing Solo" (alias "Solo Balapan"),

Neng setasiun sarapan Kota Solo sing dadi kenangan Kowe karo asuuuuuu....."Beh!...." Ujug-ujug alias sekonyong-konyong anak Petruk si Lengkung Kusuma yang mbedhis (=nakalnya gak ketulungan) teriak di sisi kuping Bapaknya,  sekaligus motong lagu Bapaknya yang ngawur itu.

"Gombale Mukiyo! Koen iku gak lihat Bapakmu lagi nglamun tah? Ngageti orang aja. Dasar anak Celeng!" Petruk seketika bangun, kaget. (Koen=Kamu, cara Suroboyo)

"Yang Celeng itu Lik Bagong , beh! (Bagong, Sunda=Babi Hutan=Celeng). Ane kan anaknya Jerapah!" Lengkung Kusuma tangkas menyahut " Bukan begitu....dulu itu katanya ndoro putri Drupadi marah-marah di Pertemuan Agung di Wiratha, adapa sih Beh?"

"Gak ah, gak katene aku crita nang arek cilik koyok koen!" (=gak akan saya crita ke anak kecil macam kamu)" Tensi Petruk masih tinggi.

"Babeh ini sudah belasan tahun tinggal di Tangerang, sisa logat main Ludruknya di mBalong Panggang masih kebawa terus yak. Lagian yang minta juga bukan cuma ane. Ndoro Putri yang satu itu juga minta kan?" Lengkung mengingatkan.

"Dengkulmu amoh, yak, Bapakmu lupa jeee"

Dan berceritalah Petruk sebab takut sama Ndoro Putri yang seleb itu ........

Dewi Drupadi adalah putri Prabu Drupada, raja kerajaan Pancala. Kecantikannya terkenal sampai kemana-mana.Tak heran ketika ayahnya mengumumkan akan memcari calon suami bagi putrinya, banyak ksatria dan brahmana rela antri untuk dapat mempersunting sang Putri. Namun sang Calon harus mengikuti sayembara yang ditetapkan oleh sang Raja. Sayembara itu berupa mengangkat busur wasiat peninggalan leluhur Pancala serta melepaskan panah dari busur tersebut, dan mengalahkan patih sekaligus benteng kerajaan Pancala, Gandamana.

Pandawa yang sedang dalam pengembaraan karena terusir dari Astina, negara yang seharusnya mereka warisi dari ayahnya Pandu Dewanata, mengikuti sayembara itu, untuk dan atas nama Yudistira, sang sulung. Singkat cerita, busur itu dapat diangkat dan dipergunakan oleh wakil Pandawa, Arjuna dan wakil Negara Astina, Adipati Karna. Tapi Karna tidak dapat mengalahkan Gandamana, dan wakil Yudistira, sang Bimasena sukses mengalahkan patih yang sakti itu. Drupadi diboyong dan diperistri oleh Yudistira....

"Hlealaaaaah, Beh!. Sing iki wis diajarno Bu Guru. Kapanane wis ulangan. gak usah dicritakno maneh! (Yang ini sudah diajarkan Bu Guru, dulu sudah ulangan, gak usah dicritain lagi!)" Lengkung Kusuma memotong crita Bokapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun