Mohon tunggu...
Jawoto Tri P
Jawoto Tri P Mohon Tunggu... -

Pengangum Bung Karno, BJ Habibie, dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Melihat Potensi Visi Bonus Demografi 2030 Chairul Tanjung pada Kondisi Sekarang

21 Februari 2018   11:41 Diperbarui: 22 Februari 2018   16:06 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia akan memasuki era bonus demografi pada tahun 2025-2030. Bonus demografi adalah dimana jumlah angkatan kerja produktif lebih besar daripada angkatan yang usianya tidak produktif. Saya tertarik untuk mengulas bonus demografi ini yang akan terjadi pada tahun 2030 dengan meriview pemikiran Pak Chairul Tanjung dalam buku biografinya yang berjudul "Si Anak Singkong". Sekitar 11 tahun yang lalu pada tahun 2007, Pak Chairul Tanjung besama para ahli yang tergabung dalam tim Yayasan Indonsia Forum (YIF) merancang suatu peikiran tentang Visi Indonesia 2030.

Ada empat pilar yang menjadi penopang Visi Indonesia 2030:

  • Pengelolaan kekayaan alam yang berkelanjutan.
  • Mendorong Indonesia supaya masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi dunia dengan pendapatan per kapita 18.000 dollar AS per tahun.
  • Perwujudan kualitas hidup modern yang merata.
  • Sedikitnya 30 perusahaan Indonesia masuk dalam daftar Fortune 500 Companies.

Kajian perhitungan tentang bonus demografi ini diselaraskan dengan perhitungan tentang potensi pangan, energi, dan air (food, energy, water/FEW). Secara garis besar YIF memimpikan Indonesia sejajar dengan negara-negara besar di dunia dihuni oleh masyarakat yang sejahtera, dengan kemajuan ekonomi yang dinikmati merata oleh setiap warga negara Indonesia.

Untuk melihat Indonesia 25 tahun kedepan sebagai referensi terpendek, idealnya kita harus berkaca 25 tahun ke belakang. Tahun 1970-an sebuah keluarga rata-rata memiliki lima orang anak. Seorang ayah bekerja untuk menghidupi tujuh orang sekaligus, yaitu lima rang anak, istri, dan dia sendiri. Jika dibandingkan dengan sekarang, rata-rata keluarga hanya memiliki dua orang anak. Menurunnya jumlah anggota keluarga membuat biaya hidup kemudian menurun. Seorang ayah hanya menghidupi empat orang saja. Dengan begitu kemampuan menabung akan meningkat. Ditabah lagi dengan pertumbuhan ekonomi makro diharapkan meningkatkan pendapatan keluarga secara mikro. Tabungan itu yang nantinya menggerakkan ekonomi Indonesia untuk modal investasi pembangunan.

Pada tahun 2007 tersebut, YIF memproyeksikan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia pada tahun 2010 sebesar 1.838 dollar AS. Namun kenyataannya kondisi melebihi proyeksi tersebut yaitu dikisaran 2.500 dollar AS pada tahun 2010.  Dan sekarang pada tahun 2017 pendapatan per kapita Indonesia berada pada kisaran 3.600 dollar per AS. Dengan asumsi kurs dollar saat ini Rp. 13.500 berarti pendapatan pe kapita Indonesia sebesar kira-kira 48 juta rupiah per tahun.

Bonus demografi ini tentu diharakan sangat memacu pertumbuhan Indonesia menuju level negara maju. Namun jika bonus demografi ini tidak dikelola secara benar dan maksimal maka banyak endapat justru akan menjadi bomerang yang berakibat buruk.

Syarat yang penting adalah sumber daya manusia Indonesia harus terus ditingkatkan kualitasnya agar bisa bersaing dengan negara maju. Artinya aspek kesehatan dan pendidikan adalah hal wajib untuk menunjang sumber daya manusia. Bagaimana mau membangun bangsa kalau manusianya tidak sehat, apalagi terkontaminasi narkoba. Bagaimana mau membangun bangsa kalau masyarakatnya masih tertinggal kualitas pendidikannya.

Kondisi saat ini bahwa Pemerintah Presiden Joko widodo gencar-gencarnya membangun Infrastruktur Indonesia. Pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi ini sudah tidak jawa sentris lagi, namun membangun dari pinggir. Contohnya pembangunan berbagai proyek tol Trans Sumatra, Tran Kalimantan, Tran Sulawesi, Trans Papua dll. Pembangunan Bandara, Waduk, dan pelabuhan di luar jawa.

Menurut Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan bahwa kondisi Indonesia saat ini dalam kondisi sehat. Ibarat manusia itu jantung sehat, ginjal sehat, organ-organ lain sehat. Mungkin hanya sesekali "masuk angin". Pertumbuhan ekonomi juga relatif bagus. Peringkat Indonesia meningkat dalam berbagai lembaga Internasional juga dinilai layak investasi. Meskipun begitu Pak Presiden masih mengeluhkan masih ada kendala yang tidak bisa membuat Indonesia berlari cepat.

Visi 2030 yang digagas Pak Chairul Tanjung dan para Tim ahli memang jika dilihat kondisi sekarang belum terlalu signifikan terlihat. Namun semangat untuk membangun bangsa yang dipimpin Presiden jokowi sekarang masih memberikan harapan yang optimis. Semoga Bonus Demografi ini benar-benar menjadi berkah bagi kita semua. Amiin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun