Benar saja, kesan pertama saya dalam perjalanan dari bandara Brisbane ke Toowoomba menegaskan bahwa suasananya berbeda jauh dengan glamournya kota-kota tua nan cantik di Inggris.Â
Saya menghibur diri bahwa saya tidak membutuhkan keglamouran, saya butuh sebuah tempat yang bisa memenuhi keinginan saya untuk mendapatkan ilmu lebih.Â
Tetapi apa yang terjadi 2 bulan kemudian menyadarkan saya bahwa ketika doa kita belum terkabulkan, Tuhan sebenarnya sudah mempersiapkan rencana yang lebih baik buat kita.Â
Pada awal tahun 2010, hanya tiga bulan dari saat pertama kali saya menjejakan kaki di Australia, saya sudah berada dalam penerbangan kembali ke Indonesia untuk menjemput semua keluarga saya untuk dibawa ke Australia.Â
Diluar perkiraan dan rencana saya sebelumnya, saya bisa mendapatkan pekerjaan paroh waktu diluar kota yang memungkinkan saya bisa menyewa rumah sendiri tanpa mengandalkan beasiswa. Saya beruntung karena sudah mempunyai driving license untuk bola-balik keluar kota. Anak-anak pun bisa sekolah dengan gratis.
Poin penting yang ingin saya sampaikan disini adalah jangan pernah berprasangka buruk ketika doa kita seakan akan tidak dikabulkan. Teruslah berusaha dan berdoa. Pada saat yang tepat Tuhan akan mengabulkan doa kita dengan cara yang tidak terduga.Â
Tiga setengah tahun kemudian, saya menyelesaikan studi Doktoral dalam tahun yang sama dengan kolega saya yang memulainya dua tahun lebih awal, termasuk teman-teman yang diterima disaat saya mengalami kegagalan. Bahkan beberapa diantaranya harus kembali dan melanjutkan studinya di Indonesia.