Mohon tunggu...
Jatmiko Suryo Gumilang
Jatmiko Suryo Gumilang Mohon Tunggu... Guru - Guru Menulis

Tenaga pengajar sosial

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ta'liful Qulub, Mengikat Hati Keluarga dengan Fitrahnya Cinta

17 Oktober 2021   19:15 Diperbarui: 17 Oktober 2021   19:18 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Ta’liful Qulub, Mengikat Hati Keluarga dengan Fitrahnya Cinta

Oleh : Jatmiko Suryo Gumilang, S.Pd, M.Sos

Mengungkapkan cinta tentu sangat mudah di lisan, akan tetapi bisa menjadi sangat sulit ketika di aplikasikan dalam kehidupan terutama untuk berkeluarga. Ta’liful Qulub (ikatan cinta) tidak hanya sebatas ungkapan uhibbuka fillah saja. Makna tersirat tentu tidak sebatas “aku mencintaimu karena Allah” semata. Mengungkapkan atau menyatakan cinta karena Allah, merupakan sebuah anjuran dalam agama.

Begitu pula didalam kehidupan berkeluarga, akan sangat penting sekali adanya hubungan cinta untuk menjalani kehidupan ber- rumah tangga. Pada hakikatnya "Cinta adalah kecenderungan hati kepada sesuatu karena kenikmatan atau manfaat yang dapat diperoleh dari yang dicintai." 

Kata Quraish Shihab. "Cinta adalah suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adlah suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif.

Untuk mengarungi bahtera rumah tangga tidak hanya bermodalkan cinta semata. Akan tetapi juga harus diimbangi dengan Aqidah yang ditanamkan kepada setiap anggota keluarga agar dapat saling mengisi antar anggota satu dengan yang lainnya.

Setiap orang pasti memiliki permasalahan-permasalahan di dalam hidupnya. Begitu juga dengan kehidupan berkeluarga. Istilah Ta’liful Qulub akan lebih bisa terasa aplikasinya ketika diimbangi dengan beberapa hal. Apa sajakah perihal tersebut?

Pertama, dalam menjalani kehidupan berkeluarga senantiasa di dasari dengan rasa syukur. 

Bersyukur juga merupakan salah satu ajaran agama Islam. Dengan bersyukur, kita bisa merasakan pelbagai macam kenikmatan yang telah Alllah SWT limpahkan kepada kita semua. 

Tentu salah satu kenikmatan yang Allah SWT berikan adalah ketika kita bisa masih diberi kesempatan untuk menjalani roda kehidupan dengan lebih baik. Pun juga dengan keluarga, dengan rasa syukur Insya Allah akan menjadi terasa lebih nikmat dalam menjalani kehidupan berkeluarga. 

Bersyukur atas nikmat kesempatan bisa berproses bersama istri dan anak-anak agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

Bersyukur telah diberi kesempatan untuk menikmati indahnya mengarungi bahtera rumah tangga. Bersyukur akan kesempatan ibadah, karena hidup berkeluarga adalah salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah SWT. Dan masih ada banyak hal yang seyogyanya patut kita landasi dengan rasa syukur. Bersyukur menambah kenikmatan dari Allah SWT.

Kedua, adanya sikap saling menghargai antar anggota keluarga. Perlu digaris bawahi bahwa setiap anggota keluarga pasti ingin dihargai sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Setiap anggota keluarga memiliki peran, hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. 

Adalah peran seorang Suami atau Ayah sebagai kepala keluarga untuk membimbing keluarganya di jalan yang Allah SWT ridhai. Selain itu, juga bertugas sebagai pekerja publik untuk memberikan nafkah bagi keluarganya. Peran yang berbeda juga di emban oleh Istri atau Ibu. Sebagai jantung keluarga, tentu Ibu memiliki tanggung jawab yang sangat besar. 

Meski berlabel sebagai pekerja domestik yang pekerjaannya mayoritas berada di rumah, akan tetapi peran dan keberadaannya sangat dibutuhkan oleh anggota keluarga lainnya. Memasak, mengurus rumah, menyiapkan anak-anak pergi ke sekolah sampai melayani Suami adalah kewajiban seorang Istri atau Ibu. 

Haruslah dihargai perjuangan seorang Istri atau Ibu dalam bahtera rumah tangga. Sedangkan peran seorang anak adalah berbakti kepada kedua orang tua. Ridha Allah SWT juga Ridha kedua orang tua. 

Ketika semua anggota keluarga bisa saling mengerti dan menghargai peran masing-masing maka akan menjadi lebih merasa dihargai oleh keluarganya sendiri. 

Suami menghargai jerih payah Istri, Istri menghargai pengorbanan Suami, anak menjadi seorang yang Birull Walidain juga berbakti kepada orang tua dan orang tua menyayangi anaknya. Maka akan menjadikan keluarga yang sakinnah mawaddah warahmah.

Ketiga, mempunyai visi misi yang sama. Keluarga adalah suatu bentuk lembaga atau organisasi sosial yang paling kecil. Setiap organisasi tentu memiliki visi dan misi supaya organisasi tersebut bisa fokus dan terarah tujuannya. 

Begitu pula dengan keluarga, seyogyanya mempunyai visi dan misi yang sama antar anggota keluarga agar dapat terealisasi dalam mewujudkan impian keluarga yang dicita-citakan.

Semoga kita mempunyai keluarga yang Sakinnah, Mawaddah, Warahmah. Dan bisa memiliki rumah tangga Baiti Jannati. Aamiin. Insya Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun