Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngerinya Mendapat Kiriman Santet di Rumah Teman

13 September 2019   05:25 Diperbarui: 13 September 2019   05:32 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu tempat yang sering saya singgahi sewaktu jaman muda dulu adalah rumahnya Pak Ab. Tempat yang menyenangkan bagi saya untuk sekedar ngaso sampai bertukar pikiran tentang beragam masalah bersama-sama beberapa orang lainnya.

Suatu siang hari, sepulang dari kegiatan di kampus, saya mampir ke rumah Pak Ab. Dan seperti biasanya, kami berdua pun lalu terlibat dalam berbagai obrolan yang mengasyikan.

Namun pembicaraan yang asyik itu mendadak terputus karena tiba-tiba ada suara (thuaarrrr....) seperti letusan yang berasal dari wuwungan (atap) rumah yang lalu diikuti dengan suara seperti batu yang dilemparkan ke atas genting dan yang meluncur (pating klotek).

Awalnya saya kira itu adalah perbuatan orang yang iseng melempar batu ke genting rumah Pak Ab saja, atau anak-anak yang suka main ketapel memburu burung dan peluru batunya nyasar mengenai genting rumah Pak Ab. Tapi suara letusan yang dilanjutkan dengan suara 'pating klotek' itu muncul lagi, beberapa kali malahan.

Yang terakhir suara bunyi letusannya memang cukup keras sehingga akhirnya pak Ab pun mau membuka suara perihal suara tersebut. "We lha, awan-awan koq yo ono uwong kirim paket, "ucap Pak Ab kala itu.

Saya masih belum mudeng, apa yang dimaksud dengan kata 'kirim paket itu'. Pak Ab tak menjawab ketika saya tanya, tapi malah  pergi ke dapur dan mengambil sebuah gelas kaca yang sudah diisi dengan air putih yang bening.

Dengan duduk saling berhadapan, Pak Ab lalu diam sejenak dan tak lama kemudian membuka mulutnya seperti sedang menyedoat sesuatu yang lalu ditiupkannya ke dalam gelas yang berisi air putih yang bening itu. "Dik Jati, coba sampeyan lihat ada isi apa di dasar gelas itu!" suruh beliau ke saya yang sedang duduk didepannya dengan terbengong-bengong.

"Edannn...!" teriak saya ketika melihat ada berbagai benda seperti paku yang berkarat, jarum, peniti, kawat dan potongan silet ada bertumpuk di dasar gelas.

Pak Ab hanya tertawa sambil berkata, "Ya itu paketnya." Benda-benda kiriman itu kemudian beliau jadikan satu dan dibuntel dengan kain mori lalu diletakkan begitu saja di pojok ruang tamu.

Setelah melihat benda-benda yang dikatakan paket itu saya baru paham. Rupanya siang hari itu ada santet yang diarahkan ke rumah Pak Ab. Jadi siapapun yang ada di rumah Pak Ab berpotensi terkena santet. Duh ngeri sekali!

Ini berarti ada urusan dimana nyawa jadi pertaruhan rupanya. Sebagai orang awam, tentu saja saya ketakutan, takut kalau-kalau nanti ada santet yang nyasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun