Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Menihilkan Keberadaan Rizieq Shihab?

14 Juli 2019   09:35 Diperbarui: 14 Juli 2019   09:54 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Tak ada teman abadi dalam politik, tak ada lawan abadi dalam politik, yang ada hanyalah kepentingan". Adagium politik ini tampaknya cocok sekali untuk menilai tentang pertemuan Jokowi dan Prabowo yang secara langsung membuat pernyataan kubu Prabowo soal rekonsiliasi yang dihubungkan dengan kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) menjadi tak ada gunanya lagi.

Nyata sekali bahwa dengan adanya pertemuan kedua tokoh ini telah menihilkan sama sekali keberadaan dari seorang HRS. Dari yang semula menjadi seorang yang seakan-akan menjadi alat tawar-menawar yang bernilai tinggi dimata pendukung Prabowo, secara drastis menjadi tak lagi bernilai apa-apa lagi bagi kubu Prabowo.

Keberadaan HRS sama sekali tak dianggap penting oleh Prabowo. HRS hanya dimanfaatkan sebagai pendulang suara semata di masa Pilpres 2019. Tak lebih dari itu! Itulah sebabnya nama HRS tak disinggung sama sekali oleh Prabowo dalam pertemuannya dengan Jokowi.

Sebenarnya hal ini juga bukan sesuatu yang aneh jika kita menengok ke belakang tentang bagaimana hubungan antara Prabowo dengan HRS berkaitan dengan dukungan HRS ke pada Prabowo dalam Pilpres 2019, yang dimulai dengan adanya Ijtima' Ulama yang pertama sampai yang ketiga.

Dalam Ijtima' Ulama I, Prabowo sudah tak menuruti apa yang menjadi permintaan HRS soal siapa yang menjadi cawapres-nya. Juga dalam Ijtima Ulama III dimana Prabowo akhirnya membawa masalah sengketa Pilpres 2019 ini melalui jalur hukum ke MK, bukan 'people power' seperti yang diserukan HRS dari Mekah Arab Saudi.

Sedangkan dalam ijtima' Ulama II yang diteken Prabowo dimana Prabowo akan membawa pulang HRS dan merehabilitasinya jika menang dalam Pilpres 2019 ini juga tampak bahwa janji itu tak lebih dari upaya Prabowo untuk mendulang suara dari para pendukung dan pemuja HRS sebagai Imam Besar.

Seorang pemegang lembaga eksekutif tentu tak akan bisa mencampuri urusan lembaga yudikatif. Persoalan hukum yang menjerat HRS tentu tak bisa dicampuri urusannya oleh presiden, siapapun yang menjabatnya. Prabowo tentunya paham dengan pesoalan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun